Sunday, December 15, 2024

2024

Kabar dari Bukit Minggu 14 April 2024

Kabar dari Bukit

 

 ANAK MIRIP TETANGGA (1Yoh. 3:1-7)

 

 ”Ya Abba-Bapa, ini aku anak-Mu, layakkanlah seluruh hidupku" (Lagu: "Ku Mau Cinta Yesus Selamanya")

 

 

 

Kekristenan memiliki hubungan yang unik dan mesra antara orang percaya dengan Allah yang disembahnya dalam nama Yesus Kristus. Sejarah agama memperlihatkan hubungan manusia dengan Allah diawali dengan rasa takut dan takjub, belum mengenal Allah dengan baik dan benar. Mereka pun menyembah pohon, gunung, matahari, atau benda alam lainnya, kemudian menyembah patung dewa-dewa.

 

 

 

Segala puji syukur, melalui Yesus Kristus, kita mengenal Allah dengan baik dan benar. Alkitab menuliskan hal ini, “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal,... Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:22-23).

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Yoh. 3:1-7. Judul perikopnya: Anak-anak Allah. Kita “disamakan” dengan Yesus Kristus menjadi anak-anak-Nya melalui proses adopsi rohani dan iman. Menurut Dr. Chis Marantika dalam bukunya Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, kata adopsi diterjemahkan dari kata Yunani huiothesias, yakni pemberian posisi legal sebagai anak. Kata ini lima kali disebut dalam PB dan salah satunya, “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Ef. 1:5; lih. Gal. 4:5; Rm. 8:15, 23; 9:4).

 

 

 

Allah itu kudus dan suci. Nah, bagaimana mungkin, kita orang yang berbuat dosa, yang melanggar hukum Allah (ay. 4), dapat menjadi anak-anak-Nya? Tentu, ada proses penyucian yang mesti dilalui, yakni: penebusan, perpalingan, petobatan, lahir baru dan pembenaran. Tanpa semua itu, maka kita belum layak disebut sebagai anak-anak Allah.

 

 

 

Semua itu tersedia nyata karena anugerah-Nya melalui Yesus Kristus (Yoh. 1:12). Nas minggu ini menuliskan, “Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia" (ay. 5-6). Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan (2Kor. 3:17); merdeka dari kuasa Iblis dan dunia.

 

 

 

Nas minggu ini menjelaskan, perlu ada pengharapan kepada-Nya untuk menjadi sama seperti Dia (ay. 2-3). Mungkin kita tidak dapat melihatnya saat ini, “belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia” (ay. 2). Oleh karena itu kitab suci mengatakan, “Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan!” (Kol. 1:27b).

 

 

 

Untuk itulah diperlukan ketekunan orang percaya. “... aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Flp. 3:13-14). Untuk itu sebagai anak wajib miriplah dengan bapaknya, meski tidak harus serupa sempurna; jika tidak, maka dia akan disebut anak tetangga.

 

 

 

Mari kita terus berupaya menjadi serupa dengan gambaran Kristus (Rm. 8:29; 2Pet. 1:3-4). Jangan disesatkan.... "Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar” (ay. 7). Berbuat baik dan benar itu bagaikan garam dan terang, hidup yang menjadi berkat bagi sesama (Mat. 5:13-14). Kita teruskan lagu pembuka tadi, "Ya Abba, Bapa, ini aku anak-Mu, pakailah sesuai dengan rencana-Mu.”

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

KHOTBAH (1) MINGGU III PASKAH – 14 April 2024

KHOTBAH (1) MINGGU III PASKAH – 14 April 2024

 

 KEBANGKITAN DAN MISI (Luk. 24:36-48)

 

 "dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini" (ayat 47-48).

 

 

 

Firman Tuhan Luk. 24:36-48 (masih) berbicara tentang penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya. Alkitab menjelaskan setelah kebangkitan-Nya, ada 10 kali Yesus menampakkan diri langsung kepada murid dan orang banyak selama 40 hari sebelum kenaikan-Nya.

 

 

 

Saat ini sedang ramai perbincangan di media tentang pendapat seorang dosen filsafat bahwa Kitab Suci adalah fiksi. Mungkin maksudnya termasuk bagian Yesus bangkit dari orang mati dan hidup kembali, yang dalam nas ini bahkan disebut makan ikan goreng. Tetapi kita yang dikasihi-Nya beriman bahwa kebangkitan itu fakta, sebuah penggenapan nubuat PL (ayat 44). Ia hidup dan naik ke sorga, dan kuasa-Nya dalam Roh Kudus tetap menyertai kita.

 

 

 

Kemudian Yesus berkata, berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa di dalam nama-Nya harus disampaikan kepada segala bangsa (ayat 47). Ini perintah. Kita diminta menjadi saksi-Nya, sebab penyelamatan mesti berlanjut. Menjadi saksi artinya, ikut melihat (dengan mata rohani), berjumpa dan menerima keselamatan dari-Nya, merasakan kuasa kebangkitan itu bekerja dalam hidupnya setiap hari. Kuasa itu mampu memberikan kemerdekaan dari dosa, bebas dari rasa takut, hidup dalam damai sejahtera, hidup yang diubahkan dan diperbarui, terus merasakan berkat-berkat-Nya, dan terakhir tentu menjadi saluran berkat bagi sesama.

 

 

 

Masalah besar jika kita berpikir bahwa kebangkitan itu hanya fiksi, seolah nas firman merupakan kisah rekaan semata, tidak masuk akal yang mati hidup kembali dan makan ikan goreng, apalagi mampu memberikan kuasa penolong. Ini sungguh berat.

 

 

 

Pertanyaan justru kembali kepada kita semua. Jika kita belum menjadi saksi, tentu ada penyebabnya. Bila itu dari pikiran yang susah dan berbeban, memang itu bisa menutup mata dan perasaan akan kasih-Nya. Maka datanglah pada Yesus. Ia tahu pergumulan dan keresahan kita, sama seperti para murid yang ketakutan (ayat 36-38). Ia pasti memberikan damai sejahtera-Nya. Atau, barangkali kita masih ragu dan belum memahami kebesaran-Nya.

 

 

 

Maka mulailah mencintai firman-Nya dengan kerendahan hati. Yesus pasti membukakan pikiran kita dengan cahaya Ilahi, sama seperti para murid dalam nas ini (ayat 45). Kasih yang besar akan menguatkan iman yang lemah. Buah yang baik menghasilkan benih yang umggul. Hanya itulah yang dapat membuat kita memiliki kuasa kebangkitan dan hati kita pun berkobar-kobar mengabarkan semua itu, sampai kita berkata: Mission Accomplished.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Kabar dari Bukit Minggu 7 April 2024

Kabar dari Bukit Minggu 7 April 2024

 

 

SUKACITA FIRMAN HIDUP (1Yoh. 1:1-2:2)

 

 ”Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami" (1Yoh. 1:2)

 

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah 1Yoh. 1:1-2:2. Judul perikopnya: Kesaksian para rasul tentang Firman hidup dan Allah adalah terang. Membaca nas ini sangatlah enak, poin-poin utamanya mudah diikuti, dicerna, dan pesannya jelas. Semestinya setelah membaca dan mengamininya, setiap orang percaya berubah pribadinya. Janganlah setelah membaca firman/renungan, menyetujui isinya, namun tidak terjadi perubahan diri.

 

 

 

Pesan pertama nas ini yakni Allah menjadi manusia, Firman hidup. Rasul Yohanes sebelumnya mengatakan, “Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya..., penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh. 1:1b-2, 14).

 

 

 

Mengapa menjadi manusia? Inkarnasi Allah diperlukan karena tidak cukup lagi pesan-pesan melalui nabi dalam PL untuk mengubah dan menyelamatkan manusia. Dalam inkarnasi sebagai Yesus Kristus, kita lebih mudah mengenal, merasakan, meraba dan melihat contoh teladan yang sempurna kehidupan Yesus di dunia, menampakkan wujud kasih, kesetiaan, pengorbanan dan pengampunan. Allah menjadi manusia karena kasih-Nya yang begitu besar, agar banyak jiwa tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (ay. 2; Yoh. 3:16).

 

 

 

Pesan kedua, Allah adalah terang bahkan terang dunia (ay. 5; Yoh. 8:12). Pengertiannya bukan semata terang cahaya, melainkan Allah adalah kesucian, kebaikan, kemurahan, berkat, keadilan, ketaatan dan keterbukaan; bukan kegelapan, dendam amarah, kebencian, egoisme, pendosa, penghukum, pribadi tertutup tak terjangkau.

 

 

 

Sejak Adam dan Hawa diciptakan, manusia terus hidup di dalam dosa. Sejarah memperlihatkan bahwa manusia tidak akan mampu sendiri melawan kekuatan iblis, godaan daging dan dunia. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah... Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus” (Rm. 3:23; 6:23). Allah kemudian memberi Roh Kudus untuk kita melawan dosa.

 

 

 

Pesan ketiga, kesadaran akan dosa sangatlah penting dan manusia jangan berpura-pura bahwa tidak ada konsekuensi dosa. “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.... Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. (ay. 8, 10).

 

 

 

Pesan keempat, melalui Yesus Kristus, jalan perdamaian dibuka agar persekutuan dengan Allah dipulihkan. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (ay. 9). Penebusan dosa tidak memerlukan lagi hewan sembelihan, “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa  (Ibr. 10:4). Kini "darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa" dan menjadi Pengantara bagi kita (ay. 7; 2:1).

 

 

 

Pesan terakhir, bagi kita yang sudah merasakan dan menerima kasih Allah, perlu sekali membagikannya kepada orang lain, sebagaimana para Rasul membagikan pengalaman mereka, agar semakin banyak yang diselamatkan (ay. 1). Sebab Kristus menjadi manusia, Firman hidup, “bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (2.2). Hidup akan penuh sukacita apabila kita ikut berbuah, dan sukacita menjadi sempurna karena memiliki Firman hidup (ay. 4).

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah (2) Minggu III Paskah – 14 April 2024

KHOTBAH (2) MINGGU III PASKAH – 14 April 2024

 

 HIDUP TENTERAM (Mzm. 4)

 

 Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman (Mzm. 4:9)

 

 

 

 

Firman Tuhan di Minggu III Paskah dari Mzm. 4, berbicara tentang hidup yang tenang tenteram. Ukurannya seperti di ayat 9, dapatkah kita di malam hari dengan tenteram membaringkan diri, lalu segera tidur? Jika kita sulit tidur, jangan dulu minum obat, tapi renungkanlah mazmur ini.

 

 

 

Ini mazmur keyakinan kepada Allah dan nasihat kepada manusia. Jadi jangan hanya satu arah. Persoalan hidup pastilah ada. Kadang terasa berat. Mungkin bukan salah kita. Atau merasa sesak, ada ketidakadilan. Kadang bertanya, mengapa semua ini terjadi (menimpaku)? Tapi tentu, bisa saja terjadi karena kekurangan atau kedegilan kita. Perlu bagi kita untuk jujur dengan nurani yang bersih.

 

 

 

Kepada Allah kita melepaskan kesesakan. Beban dibagi dengan-Nya dan hasilnya pasti ringan. "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1Pet. 5:7). Allah pemelihara dan pemberi kelegaan. Dia mendengar dan akan menjawabnya. Bagian kita adalah memohon belas kasihan-Nya (ayat 2).

 

 

 

Kepada manusia, yang jadi sumber persoalan, jangan melampiaskan hati yang panas. Hadapi dan bicarakan dengan kepala dingin. Jangan lari. Dinasehati jika ada kebohongan dan hal yang salah ternodai (ayat 3-4). Marah dalam sebatas tidak emosional, ya tidak apa-apa. Jangan sampai terbawa emosi dan menjadi dosa (ayat 5). Apalagi jika disimpan dalam hati. “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” (Ef. 4:26). Ketika semua urusan dosa dibereskan dengan orang lain, Allah pasti adil, mendengarkan dan bertindak (ayat 4).

 

 

 

Orang berhikmat memilih cukup berkata-kata dalam hati, di tempat tidur, tetap diam (ayat 5). Lihat, siapakah yang selalu baik kepada kita? Siapa sumber sukacita dan sumber berkat kelimpahan (gandum dan anggur)? Hanya Allah. Manusia adalah perantara, alat yang dipakai Tuhan. Pemazmur percaya hal ini dan mengatakan, “biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!” (ayat 7-8). Maka, teruslah mengucap syukur dan memberi yang terbaik bagi-Nya (ayat 6).

 

 

 

Dengan cara pandang yang benar, berpikir positif, dan bersyukur serta berserah kepada Tuhan, maka hidup yang kita jalani pasti tenang dan tenteram. Percayalah Dia yang memegang kendali. Tidak ada gunanya khawatir, sebab tidak akan menambahkan sehasta pun pada jalan hidup kita (Mat. 6:17). Berdoalah tenang sebelum tidur, maka tidur kita pun pasti enak. “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman” (ayat 9). Dan itulah nikmatnya hidup.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah (1) Minggu II Paskah 7 April 2024

Khotbah (1) Minggu II Paskah 2024

 

 YA TUHANKU, ALLAHKU (Yoh. 20:19-31)

 

 "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (ayat 29).

 

Firman Tuhan di Minggu II Paskah Yoh. 20:19-31 berbicara tentang kehadiran Yesus di tengah murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya. Mereka yang masih ketakutan terhadap pengejaran orang Yahudi, tiba-tiba didatangi Yesus dengan sapaan menenangkan: "Damai sejahtera bagi kamu.... Terimalah Roh Kudus."

 

 

 

Kehadiran Tuhan selalu menyenangkan dan menenangkan. Ketakutan hilang, sukacita merebak. Persoalan dengan sesama berupa kekecewaan dan kepahitan yang sering disimpan, Yesus lembut berpesan: ampunilah (ayat 23). Damai sejahteralah.

 

 

 

Tetapi sering manusia tidak taat atau tidak percaya. Atau ingin hasil atau bukti dulu. Seperti Tomas dalam nas ini, menuntut ingin melihat lobang paku dan mencucukkan tangannya ke dalam lambung-Nya. Mungkin dia terlalu kecewa, mengapa Yesus mati? Ia pun menyendiri sehingga ketika Yesus mendatangi murid-murid, ia tidak ada.

 

 

 

Yesus sabar dan setia. Menerima semua apa adanya. Dia menyapa, memberi kesempatan dan bukti. Ketika bertemu, Ia berkata kepada Tomas: "... jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Respon Tomas sigap, sujud dengan pengakuan iman: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kekecewaan ataupun keangkuhan Tomas sirna. Ketakutan para murid juga lenyap, berganti sukacita.

 

 

 

Dalam kehidupan, kadang harapan dan keinginan belum semua terpenuhi. Doa seolah mengawang belum terkabul. Egoisme kita pun menyeruak. Kekecewaan muncul. Ingin bukti cepat bahwa Allah mendengar dan penolong. Kita lupa, Allah Mahatahu dan memberi yang terbaik bagi kita. Maka jangan menyendiri menjauhi Tuhan. Jangan juga sok pintar mau ngatur. Berefleksi dan berdoa, sampai bisa berkata: Ya, Tuhanku dan Allahku!

 

 

 

Itulah sikap terbaik kita anak-anak-Nya. Dia telah bangkit dan Roh Kudus diberikan sebagai jaminan kasih dan kuasaNya bagi kita (ayat 22). Semua itu lebih dari cukup. Yang terbaik pasti kan tiba. "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Haleluya.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 43 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8561992
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
40
73300
73340
8223859
713277
883577
8561992

IP Anda: 172.70.142.165
2024-12-16 00:13

Login Form