2025
2025
Khotbah (2) Minggu Ketiga Setelah Pentakosta - 29 Juni 2025
Khotbah (2) Minggu Ketiga Setelah Pentakosta - 29 Juni 2025
JABATAN DAN PELAYANAN (2Raj. 2:1-14)
“Anakku…, jadilah engkau seperti emas, sebab bila ada pun yang melontarkanmu ke lumpur atau selokan, engkau tetaplah emas” (Abel Kaswol Silalahi)
Hal di atas itu adalah pesan ayah kepada saya sebelum saya berangkat melanjutkan sekolah ke Bandung. Dan saya berusaha tetap memegangnya. Sebab saya sadar, jika itu bekal dasar, maka kita tidak takut lagi menghadapi jalannya kehidupan. Kita akan berusaha terus untuk menjadi berkat emas berharga bagi banyak orang dan sekaligus melayani Tuhan. Memang tidak sempurna, tapi upaya menjadi lebih baik tetaplah dilakukan.
Jabatan dan pelayanan adalah tema firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini, yakni 2Raj. 2:1-14. Kisahnya tentang nabi Elia yang akan terangkat ke sorga, dan penggantinya nabi Elisa telah ditunjuk (ay. 3, 5). Namun ada kekhawatiran nabi Elisa, apakah dia akan mampu seperti Elia? Elia telah membuktikan kuasanya dengan memukulkan jubahnya ke atas air sungai Yordan, dan air itu terbelah sehingga mereka dapat melewatinya. Elisa kemudian meminta khusus, agar Elia mau memberikan dua bagian dari "kuasa" yang dimilikinya (ay. 9).
Elia dengan penuh hikmat berkata: “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi” (ay. 9-10). Elia tahu bahwa kuasa yang dimilikinya berasal dari Tuhan dan hanya DIA yang berhak memberi. Tapi Elia memberi tanda, jika Elisa melihat ia terangkat ke sorga, maka kuasa itu akan ada padanya. Dan puji Tuhan, suksesi pelayanan berjalan baik.
Rasa takut di awal pasti ada ketika hendak memegang jabatan, sebagaimana Elisa ingin ada kepastian memiliki kuasa yang sama dengan Elia. Untuk itu Elisa tetap setia mengikuti Elia kemana pun ia pergi hingga melihat Elia terangkat ke sorga. Dan akhirnya kuasa yang sama diberikan Tuhan kepada Elisa, ia dapat membelah sungai Yordan (ay. 14). Elisa pun dapat merasakan kedahsyatan Allah yang dia sembah dan layani.
Jabatan adalah sesuatu yang dibuat manusia dalam organisasi untuk tempat mengabdi dan melayani. Oleh karena itu, kita senang melihat orang ingin memiliki jabatan. Mungkin agar ia lebih optimal dalam melayani. Tetapi hati kita miris jika melihat suksesi dan pelayanan seperti bergelut jabatan. Ada yang ingin tetap mempertahankan, ada yang membuat jabatan dengan membentuk organisasi baru. Malah ada yang menghalalkan segala cara demi meraih jabatan: sikut kiri kanan, meninggalkan teman, menyebar info bohong, dan sebagainya.
Firman Tuhan minggu ini mengajarkan kita hal penting tentang jabatan dan pelayanan, dengan meneladani Elisa. Pertama, Elisa setia terus mengikuti Elia. Kedua, Elisa terus meningkatkan kemampuan dirinya. Ia semangat ingin belajar dan tidak membiarkan dirinya tanpa persiapan. Ketiga, mendapat dukungan dari kelompoknya, sebagaimana Elisa memperolehnya dari nabi-nabi yang lain (ay. 5-6).
Seperti pesan ayah saya di atas, keberhasilan menjalani kehidupan menjadi emas dibentuk oleh empat faktor: kemauan, kemampuan, karakter, dan kesempatan. Kemauan untuk melakukan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik, didasari motivasi yang tulus dan siap melayani sesama dan Tuhan; kemampuan juga terus diasah dan dikembangkan. Karakter sangat menentukan, menjadi orang yang selalu berpikir positif, memiliki integritas satunya kata dan perbuatan, penuh kasih dan pengampunan. Dan terakhir, kesempatan selalu Tuhan yang memberi, dan jalan Tuhan mestinya penuh damai.
Saudaraku, jika saat ini telah memiliki atau rindu akan jabatan, atau tidak memegang jabatan dan rindu melayani, ujilah dan belajarlah dari nabi Elisa. Jangan sampai peran yang dipegang bukan lagi sebagai berkat dan teladan bagi banyak orang. Dan tetaplah percaya, sepanjang motivasi memang baik dan dijalankan penuh kasih, Tuhan akan membuka jalan untuk kita dapat melayani lebih baik, lebih sungguh dan menyenangkan hati-Nya.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah (3) Minggu Ketiga Setelah Pentakosta - 29 Juni 2025
Khotbah (3) Minggu Ketiga Setelah Pentakosta - 29 Juni 2025
KEMERDEKAAN KRISTEN (Gal. 5:1, 13-25)
Firman Tuhan bagi kita pada Minggu IV setelah Pentakosta ini diambil dari Gal. 5:1, 13-25. Nas ini berbicara tentang kemerdekaan Kristen. Nas sebelumnya, pada Minggu III setelah Pentakosta menekankan, dengan Taurat manusia mengenal dosa dan di mana ada Taurat di situ ada dosa. Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Hukum Taurat mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, dan menjadi belenggu yang mengikat. Manusia tidak mungkin bisa menjalankan hukum Taurat yang dibuat menjadi rumit oleh para pemimpin Yahudi.
Tetapi kini orang Kristen adalah orang merdeka. Kita telah dipanggil untuk merdeka tetapi diingatkan, janganlah mempergunakan kemerdekaan itu untuk kesenangan diri sendiri. Kebebasan dari ritual-ritual keagamaan Yahudi jangan dipakai untuk kesenangan pribadi. Justru kebebasan itu harus dipakai untuk membangun iman sesama, melayani seorang akan yang lain dengan kasih. Seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" (ayat 13-14, Rm. 13:9). Artinya, kita dimerdekakan dari perbudakan dosa dan dari kutuk hukum Taurat supaya hidup dalam kasih dan mempraktikkan kasih dengan melayani kepada sesama. Inilah kebenarannya, dan kebenaran yang memerdekakan orang percaya (Yoh. 8:32, 36).
Mungkin itu tidak mudah. Tetapi nas pada Minggu IV setelah Pentakosta ini memberikan arahan jelas, yakni "hiduplah oleh Roh." Dengan hidup yang dipimpin Roh Kudus, maka kita tidak akan menuruti keinginan daging, sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan (ayat 16-17). Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (ayat 25). Apakah bisa? Bisa, kalau kita katakan bisa. Tidak bisa, jika kita katakan tidak bisa. Jadi semua kembali kepada diri kita masing-masing.
Mereka yang hidup dalam daging berarti masih mengikuti hawa nafsu, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, penyembahan berhala (dunia), perseteruan, perselisihan, kedengkian, kemabukan dan sejenisnya (ayat 19-21a). Maka mereka yang masih melakukannya, tidak layak mengklaim telah mendapat anugerah keselamatan dan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (ayat 21b).
Hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh, tentu akan berbuah baik. Ayat 22 dan 23 menuliskan buah-buah Roh, yakni: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Buah Roh tersebut tampak, ada yang bersifat ke dalam diri kita, bersifat ke luar berupa pelayanan, dan ada yang bersifat kontrol. Jadi untuk mengukur diri kita apakah sudah merdeka dalam kebenaran Kristus dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, mari kita periksa kesembilan buah itu dalam diri kita, dan teruslah berusaha diperbarui, semakin hari semakin lebih baik. Itu tuntutan Kristiani. Tidak ada yang sempurna, tetapi kita terus menuju kesempurnaan.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025
Khotbah Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025
MENGALAHKAN SETAN LEGION (Luk 8:26-39)
Bacaan lainnya menurut Leksionari: 1Raj. 19:1-4, (5-7), 8-15a dan Mzm. 42 dan 43; Gal. 3:23-29; Yes. 65:1-9 and Mzm. 22:19-28
Pendahuluan
Pada minggu V setelah Pentakosta ini kita diberikan bacaan tentang pemahaman akan setan yang dalam nats ini disebut dengan Legion. Kisah ini juga dituliskan dalam Mat 8:28-34 dengan versi sedikit berbeda, yakni adanya dua orang yang dirasuki setan. Kita sangat penting mengetahui siapa itu setan sekaligus iblis sebab mereka adalah musuh utama orang percaya. Meskipun mereka tidak terlihat kasat mata, mereka memiliki kepribadian dan kuasa yang dapat mengalahkan kita manusia. Dalam nats ini, diceritakan mereka menguasai atau merasuki seorang laki-laki dan memberi dampak buruk bagi orang itu. Dari nats tersebut kita memperoleh pemahaman dan pengajaran sebagai berikut.
Pertama: setan dan Legion itu roh jahat (ayat 26-30)
Setan atau setan-setan dalam kamus Alkitab yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) didefinisikan sebagai kuasa jahat yang dapat merasuki orang sehingga orang itu menjadi sakit. Setan-setan adalah makhluk roh. Sementara roh-roh jahat adalah kuasa yang menguasai, memasuki, dan mempengaruhi seseorang sehingga ia melakukan dosa atau sakit. Sementara iblis (kadang disebut dengan Beelzebul) adalah kepala setan-setan adalah si (kuasa) jahat yang melawan Allah serta rencana keselamatan-Nya.
Dalam nats ini setan memperkenalkan diri sebagai Legion yang berasal dari pengertian ribuan pasukan (Romawi). Memang pada dasarnya setan-setan itu merupakan laskar malaikat yang jatuh dan tidak taat pada Allah, dengan maksud dapat menguasai manusia agar tunduk kepadanya. Setan-setan bergabung dengan iblis untuk menipu dan meyesatkan manusia. Setan-setan adalah makhluk roh yang memiliki akal dan kepribadian. Mereka memiliki kuasa yang kuat untuk menghancurkan manusia. Dalam bacaan nats ini digambarkan bagaimana orang itu telah diikat dengan rantai dan dibelenggu, namaun mereka mampu melepaskannya. Sebagai bagian dari kerajaan Iblis dan musuh Allah dan manusia, mereka itu sangat jahat dan kejam (Mat 12:43-45).
Alkitab banyak memperlihatkan manusia yang menderita karena pengaruh Iblis. Ada berbagai wujud dan ekspresi orang yang dibelenggu setan, demikian juga atas hewan-hewan. Kita bisa melihat hal itu pada acara-acara alam gaib di televisi atau acara-acara adat tradisional yang masih dipenuhi sinkritisme. Tetapi umumnya setan-setan tinggal di dalam tubuh orang yang tidak percaya (band. Mrk 5:15; Kis 16:18). Mereka kadang berbicara dengan suara orang lain, bertindak laku aneh-aneh dan ada yang sakit tanpa kejelasan medis, seperti dikisahkan dalam nats minggu ini (band. Mat 9:32-33; 12:22; Mrk 9:20-22; Luk 13:11). Semua itu terjadi sebab ada setan atau roh jahat yang tinggal di dalam diri mereka, meski tidak semua penyakit datang dari roh jahat (Mat 4:24; Luk 5:12-13). Oleh karena itu, penting bagi kita menyadari bahwa kita tidak berperang melawan darah dan daging, tetapi melawan roh dan kuasa kejahatan (Ef 6:12).
Kedua: mengalahkan dan membelenggu setan (ayat 31-34)
Beberapa contoh dalam Alkitab memberitahu kita bagaimana setan menggoda manusia, tetapi kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang itu bisa kerasukan setan. Kerasukan setan berarti roh manusia itu total dikuasai terus menerus oleh setan yang memang rohnya lebih kuat. Terus menerus berarti roh seseorang itu tidak lagi berfungsi sama sekali. Setan dan iblis juga sangat tahu bahwa dengan mereka diam merasuki di dalam kepribadian seseorang, maka itu cara yang efektip untuk memperluas kuasanya. Dengan jalan itu setan-setan dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan orang tersebut agar tidak menuruti pimpinan Roh Kudus (2Kor 11:3,14).
Iblis sebagai penghulu para setan ingin menguasai pikiran dan tindakan manusia memiliki organisasi yang besar dan efektip dalam tujuannya untuk menghancurkan rencana Allah (Yoh 7:7; 15:18; Yak 4:4). Mereka telah bekerja sejak awal manusia pertama Adam yang jatuh ke dalam dosa. Sebagaimana disebutkan, dalam alam semesta ini hanya ada tiga roh, yakni roh manusia, roh jahat (iblis dan setan), dan Roh Kudus. Roh manusia memiliki kelemahan sebab manusia memiliki daging dan egoisme berkehendak. Meski roh manusia itu kuat, tetapi daging itu lemah dan itu yang menjadi sasaran iblis. Oleh karena itu dapat disebutkan roh jahat (iblis dan setan) itu lebih kuat, sebab mereka tidak memiliki daging. Satu-satunya cara untuk mengalahkan roh jahat hanyalah meminta pertolongan Roh Kudus, sebab Roh Kudus yang Mahakuasa, meski ada cara-cara yang diusahakan manusia dengan menghilangkan keinginan daging dan kehendak melalui tapa atau sejenisnya.
Allah tidak menghendaki manusia kalah oleh roh jahat itu. Yesus datang untuk menyelamatkan kita agar tidak dikuasai oleh roh-roh jahat dan kedagingan. Kita harus memilih tunduk pada setan, iblis, kedagingan atau tunduk pada Allah. Pada saat kita sadar dan berjuang melawan pengaruh roh jahat itu bersama dengan Roh Kudus, maka setan akan lari dari kita (Yak 4:7). Ketika kita lemah maka kita kalah dan dikuasainya. Saat sadar, kita dapat memohon kepada Roh Kudus agar kita menjadi menang kembali. Tetapi ketika kita terus menerus lemah dalam iman dan pikiran sadar, maka setan dan iblis dapat merasuki hingga kemudian kita tampak seperti orang tidak waras atau sakit yang berkepanjangan dengan tidak jelas medisnya.
Maka satu-satunya cara mengalahkan setan dan iblis hanyalah dengan memiliki hubungan yang erat dengan Roh Kudus. Orang yang imannya kuat akan didiami oleh Roh Kudus dan orang ini tidak akan mungkin kerasukan setan, sebab Roh Kudus dan setan-setan tidak dapat tinggal bersama-sama dalam diri seseorang (2Kor 6:15-16). Sebagaimana digambarkan dalam nats minggu ini, ketika setan atau Legion bertemu Allah maka mereka selalu ketakutan dan memohon agar tidak langsung dikirim disiksa di neraka. Neraka adalah tempat siksaan yang telah dipersiapkan Tuhan Yesus bagi Iblis dan setan-setan (Mat 8:29;25:41; band. Why 20:10). Oleh karena itu, setan takut dan tunduk pada Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Tetapi orang yang dirasuki setan tentu tidak mempunyai kemampuan lagi untuk memohon kepada Allah. Mereka telah hilang kesadarannya. Namun belas kasihan Yesus kepada orang yang dirasuk Legion tersebut membuat Ia memerintahkan setan itu keluar dari orang itu, dan memindahkan ke babi-babi yang sedang mencari makan di daerah itu. Sebagaimana kita ketahui, wilayah Gerasa ini banyak dihuni oleh orang bukan Yahudi karena itu banyak peternakan babi.
Ketiga: lebih berharga jiwa atau harta? (ayat 35-37)
Melihat kejadian itu, penduduk Gerasa lantas keluar melihat apa yang telah terjadi dan kemudian mereka sangat ketakutan. Bagaimana mungkin orang yang kerasukan itu telah sehat kembali dan mereka melihat babi-babi mereka akhirnya harus jatuh ke jurang karena setan telah merasuki hewan-hewan itu. Di satu sisi mungkin mereka senang orang itu sembuh ditinggalkan setan-setan, duduk di kaki Yesus dan telah berpakaian, tetapi di sisi lain mereka kehilangan babi- babi mereka sehingga mengalami kerugian besar. Sikap mereka menjadi mendua.
Seringkali Alkitab menceritakan bahwa peristiwa atau kejadian atas seseorang adakalanya dimaksudkan juga untuk kepentingan menyadarkan orang lain. Contoh ini dapat kita lihat pada kisah anak yang lahir buta (Yoh 9:1-3). Dalam cerita di nats ini juga Yesus melakukan penyembuhan orang yang kerasukan tersebut sekaligus menguji iman para penduduk. Ternyata mereka tidak suka melihat Yesus karena dianggap tidak memperdulikan dan mengorbankan harta benda mereka. Sukacita akan kesembuhan dan gangguan dari orang yang kerasukan setan itu menjadi hilang, karena mereka lebih memikirkan harta benda mereka yang hilang. Hitung-hitungan ekonomi seperti itu jelas tidak berkenan bagi Tuhan.
Yesus memiliki belas kasihan dan tidak akan membiarkan orang dalam kondisi dirasuk setan. Bagi Tuhan Yesus satu jiwa lebih berharga dari pada harta benda. Kiasan ini diungkapkan dalam mencari domba yang hilang dan meninggalkan 99 domba lainnya. Setan sangat pintar membuat berhala baru bagi mereka yang tidak percaya. Kuasa berhala itu dapat berupa kuasa akan harta benda dan lebih mengutamakan dan menyembahnya. Inilah yang terjadi pada penduduk Gerasa itu, mereka ketakutan bahwa Yesus akan mengorbankan banyak hewan piaraan mereka, oleh karena itu mereka mereka meminta Dia pergi. Bagaimana dengan sikap kita? Apakah kita mengutamakan harta kita dan membuatnya menjadi berhala?
Keempat: menceritakan kekalahan setan (ayat 38-39)
Salah satu tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk membuktikan bahwa Iblis dapat dikalahkan dan Ia siap menuntun yang percaya kepada-Nya untuk membebaskan mereka yang diperbudak oleh iblis (Mat 12:29 -30: Mrk 1:27; 3:20-30; Luk 4:18; 11:14-23). Dalam mukjizat yang diperlihatkan, Yesus seringkali langsung menyerang kuasa iblis dan setan-setan. Kadang istilah yang dipakai adalah mengikat dan mengusir mereka, agar tidak mengganggu dan menyusahkan manusia. Tuhan Yesus ingin memperlihatkan bahwa kerajaan dan kuasa Allah jauh lebih dahsyat dari pada kuasa yang dimiliki oleh iblis dan setan-setan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka manusia tidak tunduk lagi pada kuasa iblis dan setan, melainkan mempercayai kuasa kerajaan Allah yang membawa kepada pemulihan dan sukacita.
Yesus menginginkan agar semakin banyak orang dibebaskan dari kuasa setan. Sebagaimana laki-laki tersebut, dari kebiasaan tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah melainkan di pekuburan, kini ia memiliki kesadaran dan tanggungjawab akan dirinya dan ingin mengikut Yesus. Tuhan Yesus telah mengubahnya secara total dan menjadikan ia manusia baru dan ingin berbuat sesuatu bagi Dia. Tetapi sebagai penduduk Gerasa, sebagai penduduk bukan Yahudi, Yesus pada saat itu tidak menyetujui agar ia mengikuti-Nya melainkan meminta ia pergi dan memberitakan peristiwa itu kepada orang lain (yang bukan Yahudi).
Yesus kadang kala tidak menginginkan perbuatan-Nya disebarkan untuk diketahui oleh orang lain, tetapi khusus dalam peristiwa ini, Yesus mengatakan secara khusus: "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Maka kita dapat menarik pelajaran bahwa perbuatan kasih-Nya kadang kala tidak perlu diutarakan secara spesifik melainkan dalam buah tindakan kita saja, tetapi ada kalanya perbuatan kasih-Nya berupa mukjizat kita perlu menceritakan detailnya sebagaimana Ia perintahkan kepada orang tersebut. Semua orang yang telah menerima kasih dan anugerah-Nya, wajib menjadi saksi bagi-Nya agar semakin banyak orang yang dibebaskan dari kuasa si jahat. Sebagaimana orang itu dalam nats ini, ia pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. Demikianlah juga kita adanya.
Kesimpulan
Melalui nats bacaan kita minggu ini kita diberikan pelajaran akan kuasa Tuhan Yesus terhadap setan-setan yang ingin menghancurkan rencana Allah bagi manusia. Kita perlu waspada akan kuasa setan yang begitu kuat sementara kita manusia memiliki titik lemah yang membuat setan mudah memperdayakan kita. Apabila titik lemah itu mencapai nadirnya, maka kita akan dirasuki oleh setan si jahat itu. Tetapi dengan pertolongan Tuhan Yesus dan Roh Kudus, kerajaan setan dan iblis dapat ditaklukkan. Bagi mereka yang sudah kehilangan kesadaran, apakah itu melalui kerasukan atau sakit, maka tugas kita untuk memohon agar kiranya Yesus mau mengasihinya dan membebaskan dia dari kuasa yang jahat, sebagaimana laki-laki yang digambarkan dalam kisah minggu ini. Marilah kita berbuat dan bersaksi atas perbuatan-Nya.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Kabar dari Bukit, Minggu 22 Juni 2025
Kabar dari Bukit
UPAH DAN KEDAULATAN ALLAH (Yes. 65:1-9)
“Aku akan menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatan-perbuatan mereka yang dahulu!” (Yes. 65:7b)
Ada beberapa doktrin utama kekristenan selain percaya kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sebut saja misalnya, kekuasaan dan kedaulatan Allah, keselamatan kekal adalah anugerah bukan hasil usaha dan perbuatan baik (Ef. 2:8-9). Kemudian percaya penghakiman akhir zaman yakni setiap orang mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia (Gal. 6:5; Rm. 14:12). Lalu ada pemberian upah; dan ini memunculkan pertanyaan: bagaimana kata Alkitab tentang penetapan upah?
Firman Tuhan di hari Minggu berbahagia ini adalah Yes. 65:1-9. Judul perikopnya: “Jawab Allah: Hukuman bagi orang berdosa dan keselamatan bagi orang saleh.” Nas ini merupakan jawaban Allah atas doa permohonan Nabi Yesaya di pasal 63-64 sebelumnya. Allah kecewa terhadap ketidaksetiaan bangsa Israel. Banyak pelanggaran dilakukan sebagaimana Yesaya menuliskannya: ibadah yang munafik, kejahatan dan kekerasan, penyembahan berhala (ay. 3-5), kesombongan, dan ketidakadilan sosial (Yes. 1:10-14; 15-17; 2:8-9; 2:11-17; 3:14-15; 5:7-10).
Lalu Allah menegaskan kuasa-Nya, dapat mengambil inisiatif kepada mereka yang tidak mencari-Nya, Ia mau memberi petunjuk dan berkata: "Ini Aku, ini Aku!" (ay. 1). Kepada mereka yang memberontak, Allah bersedia mengulurkan tangan-Nya (ay. 2). Tetapi Allah tidak akan tinggal diam, tetap akan mengadakan pembalasan atas segala kesalahan mereka sendiri, maupun atas kesalahan nenek moyangnya (ay. 6-7). Namun Allah melihat masih ada yang setia, diibaratkan “tandan buah anggur masih terdapat airnya". Mereka ini tidak akan ikut dimusnahkan, malah akan dibangkitkan, sebab di dalamnya masih ada berkat! (ay. 8-9).
Allah Mahaadil dan itulah dasar orang fasik dihukum. Ia memberi perintah agar menjauhi dosa yang hukumannya kematian dan derita berkepanjangan (Rm. 6:23; Why. 20:10,15). Allah juga meminta manusia menghormati dan memuliakan-Nya (Mzm. 29:2; Rm. 15:6), melakukan yang baik dan menjadi berkat (Mzm. 34:14; Rm. 12:9). Maka pilihan ada pada manusia jalan yang akan ditempuh: lebar atau sempit (Mat. 7:13).
Nas minggu ini menjelaskan hukuman, "Tuhan akan menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatan-perbuatan mereka yang dahulu!” (ay. 7b). Artinya, ada takaran yang dipakai seturut kesalahannya. Tentunya, dalam menetapkan pembalasan positif (upah) pun, seperti berkat (Ul. 28:2), hadiah (Mzm. 127:3), warisan (Ef. 1:18), dan mahkota (2Tim. 4:8), tentu ada takaran-Nya.
Iman kadang di luar jangkauan pikiran; tidak bertentangan, dan tidak diminta mengabaikannya. Maka jika Allah menetapkan hukuman atas dasar keadilan, maka prinsip keadilan juga berlaku bagi upah. Memang Alkitab tidak menjelaskan bagaimana ukuran dan takarannya, meski kadang takaran yang kita pakai di dunia itulah kelak yang akan dikenakan di sorga (Luk. 6:38).
Dengan takaran, meski diberi pengampunan dan anugerah keselamatan, dosa dan kesalahan manusia tidak begitu saja diabaikan. Kita dapat melihatnya dari katagori dosa kecil/besar (Mat. 12:31-32; 1Yoh. 5:16-18), penyesalan/ pertobatan, dosa temporal dan api penyucian (doktrin Katholik). Namun semuanya diimani mutlak kedaulatan Allah.
Melalui nas ini kita diingingatkan bahwa perbuatan baik dan jahat kepada Tuhan dan sesama, akan berdampak pada upah yang akan kita terima. Untuk itu mari kita berlomba-lomba setia dan saleh, berbuah melakukan yang baik, agar kiranya Tuhan memperhitungkan sebagai "air dalam tandan" yakni belas kasihan kepada kita dan keturunan kita (ay. 8-9). Ada kemauan maka ada jalan, yang tidak sia-sia bagi-Nya (1Kor. 15:58).
Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah (2) Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025
Khotbah (2) Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025
IMAN DAN JANJI (Gal. 3:23-29)
Firman Tuhan bagi kita pada hari Minggu II setelah Pentakosta ini diambil dari Gal. 3:23-29. Nas ini menjelaskan tentang kedudukan hukum Taurat sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia, serta fungsinya pasca kita dianugerahi iman kepada Yesus Kristus. Sepuluh Hukum Taurat diberikan Tuhan kepada bangsa Israel melalui Nabi Musa, kemudian diberi lagi petunjuk-petunjuk praktisnya. Pengertian Taurat atau Torah merupakan pengajaran, petunjuk, perintah, kebiasaan atau sistem dan digunakan dalam artian luas, meliputi peraturan tertulis maupun lisan dan akhirnya meliputi seluruh ajaran agama Yahudi, termasuk Mishnah, Talmud, Midrash and lain-lain (Wikipedia).
Ayat 19-22 sebelum nas Minggu III setelah Pentakosta ini menjelaskan, Taurat diberikan kepada umat Israel untuk pengenalan dosa, yang ditambahkan oleh karena adanya pelanggaran-pelanggaran sampai masa tertentu yakni datangnya janji Allah (band. Rm. 3:30; 5:20). Hukum Taurat mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa (ayat 22). Di lain pihak, kesadaran akan dosa itu penting, agar kerinduan terhadap kasih anugerah semakin besar.
Iman telah datang melalui Yesus Kristus (ayat 25). Nas ini melengkapi definisi iman dalam Ibr. 11:1 yang menegaskan iman dalam nas ini berarti di dalam Kristus. "Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat," itu ada di dalam Kristus. Jadi hukum Taurat yang diberikan terlebih dahulu kepada bangsa Israel, menjadi penuntun bagi semua sampai Kristus datang, dan kemudian yang percaya dibenarkan karena iman. Pada kabar sebelumnya, kabar Minggu II setelah Pentakosta, kita telah menekankan hal ini, mereka yang dibenarkan mestinya hidup dalam damai sejahtera.
Poin lainnya dalam nas ini, mereka yang menerima Kristus dimeteraikan dengan baptisan dan hidupnya mengenakan Kristus. Tidak masalah percik atau selam, bayi atau dewasa sebab baptisan merupakan akibat dari anugerah; bukan karena baptisan orang dibenarkan dan diselamatkan, tetapi karena kasih karunia Allah. Semua oleh karena iman. Dengan iman dan baptisan, kita dibebaskan dari kutuk Taurat, menjadi manusia baru, milik Kristus, dan terhimpun sebagai keluarga Allah. Inilah yang sungguh luar biasa iman dalam Kristus.
Kita yang terhisab dalam Kristus, memiliki kedudukan yang setara; anak-anak Abraham menjadi anak-anak Allah. Janji Allah yang diberikan melalui Abraham yakni diberkati dan terus menjadi berkat tetap pada kita orang percaya. Dengan iman kepada Kristus dan melalui Kristus, maka kita pun berhak atas janji-janji Allah tersebut. Syarat utama selain iman dalam Kristus, memberi hati berbalik kepada Kristus, kita juga melihat dan mewujudkan rencana Allah agar umat-Nya dalam kesatuan yang utuh, terus saling mengasihi, saling mendukung, melayani, sehingga tidak ada yang terhilang. Seperti dalam lagu KJ 403: Hujan berkat siap tercurah, itulah janji kudus yang Ilahi.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025Khotbah Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025 TUAIAN...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025Khotbah (2) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025 IMAN...Read More...
-
Khotbah (3) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025Khotbah (3) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025 TABUR...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 50 guests and no members online