2025
2025
Kabar dari Bukit, Minggu 15 Juni 2025
Kabar dari Bukit
MEMAHKOTAI YANG RENDAH HATI (Mzm. 8:1-10)
“Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang melampaui langit dinyanyikan” (Mzm. 8:2)
Hubungan Tuhan dengan manusia memang masih terus menyimpan misteri. Dari sejarah Tuhan dan peradaban manusia, kita tahu perkembangan cara Tuhan menampakkan keberadaan-Nya kepada manusia - makhluk paling sempurna ciptaan-Nya. Itu tidak dimulai dari wahyu atau bisikan dari langit. Manusialah justru yang mulai mencarinya, berangkat dari ketidaktahuan dan ketakutan terhadap peristiwa alam, seperti hujan, banjir, petir, panas, musim kemarau dan lainnya.
Tidak mengherankan jika manusia awalnya menyembah benda-benda dan peristiwa alam tersebut, menganggap dapat memberi perlindungan. Manusia membutuhkan “kekuatan di luar dirinya” untuk melawan ketakutannya. Dari situlah berkembang pemikiran dan konsep sebagai buah perenungan pada agama-agama kuno. Kemudian Tuhan menyatakan diri-Nya melalui wahyu serta pesan yang diinspirasikan oleh Roh Tuhan sendiri. Akhirnya manusia mengenal Tuhan tidak hanya melalui alam semesta dan peristiwanya, tetapi juga pesan wahyu yang dijadikan kitab suci.
Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Mzm. 8. Buku tafsir Kitab Mazmur Matthew Henry yang tebal itu, menjelaskan bahwa 10 ayat ini terbagi empat pengakuan pemazmur atas kebesaran dan kemuliaan Allah.
1. Allah menyatakan diri dan nama-Nya kepada kita (ay. 2).
2. Allah bersedia memakai anak-anak manusia yang paling lemah untuk melayani tujuan-tujuan-Nya (ay. 3).
3. Allah membuat benda-benda langit menjadi berguna bagi manusia (ay. 4-5).
4. Allah membuat manusia berkuasa atas makhluk-makhluk ciptaan-nya di dunia bawah ini, dan menempatkannya hanya sedikit lebih rendah daripada malaikat (ay. 6-10).
Manusia memang mampu menjelaskan mengapa bumi berputar mengelilingi matahari, dan di malam hari ada bulan dan bintang-bintang yang tampak bersinar. Manusia mampu menjelaskan tentang organ tubuhnya, fungsi dan sistem bekerjanya, bahkan bisa menyembuhkannya jika ada kelainan atau gangguan yang muncul. Tetapi manusia hanya bisa menjelaskan dan memulihkan, tidak akan pernah mampu menciptakan hal kecil saja yang telah dikerjakan oleh Allah.
Oleh karena itu kita heran kepada mereka yang tidak percaya keberadaan Tuhan (atheis); atau kelompok agnostik yang menganggap Tuhan itu di luar jangkauan pikiran manusia sehingga tidak perlu mematuhi aturan dan perintah-Nya. Ego dan kesombongan pikiran meninggikan diri, menutup mata hati mereka bahwa manusia adalah lemah dan terbatas pengetahuan dan kemampuannya.
Kita layak rendah hati dan bersyukur, Allah telah memperlihatkan kebaikan-Nya dengan menempatkan manusia (yang hina sebagaimana judul perikop), menjadi pemegang amanah mengelola ciptaan-Nya di bumi (dan kini meranjak ke angkasa). Seperti dikatakan pemazmur, “Engkau telah membuatnya hampir sama dengan Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya” (ay. 6-7).
Dengan kerendahan hati, manusia layak mengekspresikan rasa syukurnya, memuliakan Tuhan Pencipta melalui pujian dan nyanyian, perbuatan baik, menjauhi hal yang jahat kepada Tuhan dan sesama, berkarya melalui talenta masing-masing untuk melayani sesama. Selain itu dengan kelemahan dan kekurangannya, manusia perlu menyadari dapat berbuat kesalahan. Namun Tuhan memberi jalan pemulihan dengan Ia menjadi manusia di dalam Yesus Kristus, yang telah mati menderita menebus dosa dan kesalahan kita.
Dan itu hanya dengan pengakuan iman bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (Rm. 10:9; Flp. 2:11). Maka Ia akan memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat. Haleluya.
Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025
Khotbah Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025
MEMIMPIN KE DALAM KEBENARAN (Yoh 16:12-15)
Bacaan lainnya menurut Leksionari: Ams 8:1-4, 22-31; Mzm 8; Rm 5:1-5
Pendahuluan
Mulai minggu ini kita akan masuk dalam minggu-minggu pasca pentakosta hingga sampai pada minggu Kristus Raja, sebelum masuk kembali ke minggu adven. Minggu pertama ini disebut dengan minggu Trinitas, hal mana peran ketiga Allah kita yang Esa itu sudah saling menggenapi setelah Yesus naik ke sorga dan Roh Kudus dicurahkan. Dalam minggu ini dari firman yang dibaca kita akan melihat bagaimana peran Roh Kudus secara lebih spesifik diberikan untuk menolong orang percaya tentang tuntunan kepada kebenaran, membing ke masa depan, sekaligus untuk meneguhkan dan memuliakan Tuhan Yesus. Dari firman tersebut kita mendapatkan renungan sebagai berikut.
Pertama: pertumbuhan rohani murid yang berkelanjutan (ayat 12)
Setiap orang percaya ketika dipanggil menjadi murid akan masuk dalam proses pemahaman dan pengertian akan Pribadi Yesus dan peran-Nya. Para murid bersama-sama dengan Yesus hanya selama tiga tahun. Meskipun terus menerus bersama Yesus, pemahaman dan pengertian mereka akan Yesus tetap masih belum lengkap dan menyeluruh. Sama seperti dalam sekolah, ibarat di sekolah tinggi atau universitas, belajar selama tiga tahun baru dalam tingkatan diploma atau sarjana muda, kesarjanaannya belum utuh. Bahkan, dalam tingkatan perkuliahan, masih jauh dari tingkatan doktoral atau setara S3.
Maka ketika Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia mengingatkan bahwa pemahaman mereka belum menyeluruh. Yesus memahami keterbatasan waktu yang tersedia, sehingga Ia perlu mengingatkan masih banyak yang mereka harus pelajari dan itu tidak mungkin diberikan oleh Yesus sekaligus. Oleh karena itu, Yesus menekankan mereka perlu belajar dan untuk itu mereka juga tidak sendirian, sebab ada Guru yang baru yaitu Roh Kudus yang membimbing mereka untuk memahami semua tentang Yesus dan juga rencana Allah Bapa bagi para murid dan orang percaya. Kalau kebersamaan mereka sebelumnya dengan Tuhan Yesus secara fisik, maka dengan Guru baru ini kebersamaan para murid adalah secara rohani.
Demikian juga kita, dalam memahami Yesus, kita harus bagaikan anak kecil yang selalu rindu membutuhkan pemahaman dan hikmat yang lebih baik. Rasul Petrus mengatakan hendaklah kita sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (1Pet 2:2). Dengan demikian kita ada dalam kerendahan hati dan sekaligus bersemangat untuk belajar dan memahami lebih dalam dan luas, sehingga kita mengerti dan dapat menjadi serupa dengan Dia.
Kedua: memimpin ke dalam kebenaran (ayat 13a)
Sebelum kita mengenal Tuhan Yesus, maka kecendrungan yang terjadi kita akan mudah masuk dalam dosa. Pandangan dan sikap duniawi kita akan mendorong kita untuk serupa dengan dunia ini, dan akhirnya jauh dari kehendak Allah. Demikian juga sebagai orang yang baru mengenal Yesus dan belajar tetang firman-Nya, kita juga mungkin akan mudah masuk dalam kesalahan yang tidak disengaja karena pemahaman yang salah akan maksud firman, baik dari maksud tersurat (bahasa dan terjemahan) maupun tersirat (tafsiran konteks). Apabila kita ada dalam situasi demikian, maka sebearnya kita tetap tidak ada dalam kebenaran. Padahal Alkitab berkata bahwa "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2Tim 3:16).
Demikian juga para murid, sepeninggal Tuhan Yesus, mereka terus bertekun dalam persekutuan dan pembelajaran sehingga rohani mereka bertumbuh dan pemahaman menjadi lebih dalam, bahkan mereka sampai mampu menuliskan secara baik apa yang menjadi pesan dan maksud Tuhan Yesus. Tentu semua itu terjadi hanyalah karena Roh Kudus telah menolong mereka untuk memahami semua peristiwa itu, membantu para murid dalam menjelaskna maksud dan rencana Tuhan bagi kita yang mau diselamatkan. Apabila tadinya para murid dapat bertanya langsung kepada Tuhan Yesus tentang hal-hal yang mereka belum ketahui dan fahami, maka kini para murid harus berdoa, merenungkan dan meminta penerangan dari Roh Kudus akan peristiwa yang mereka sudah alami.
Roh Kudus meyakinkan para murid dan orang percaya tentang jahatnya dosa dan akibatnya bagi yang melakukannya. Ia menyatakan kebenaran yang sudah disampaikan oleh Kristus dan konsekuensi penghukuman apabila tidak mengkuti dan mentaatinya. Dengan Roh Kudus, semua harus dibukakan dan tidak ada lagi yang terselubung sehingga hidup orang percaya adalah hidup di dalam kebenaran (band. 2 Kor 3:18). Roh Kudus menginsyafkan dan memimpin para murid dan kita orang percaya ke dalam kebenaran yang sejati dan hidup kita berkenan kepada Tuhan Yesus. Roh Kudus memimpin para murid dan orang percaya untuk bisa membedakan hal yang buruk dan baik. Ia menuntun dengan sabar dalam proses tersebut, sebab bisa saja kita salah dalam pembelajaran. Sebab hanya mereka yang mau menerima kebenaran serta taat yang akan dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Ketiga: memberitakan hal-hal yang akan datang (ayat 13b)
Ketika Tuhan Yesus bersama para murid, banyak sekali hal yang dikatakan oleh Tuhan Yesus yang berhubungan dengan masa mendatang. Hal itu tidak hanya dalam pengertian peristiwa sejrah dan peristiwa alam yang akan terjadi, tetapi juga dalam pengertian hubungan orang percaya dengan Allah Bapa. Tuhan Yesus menceritakan tentang Bait Allah yang akan diruntuhkan (Mat 24:1-2) dan juga tentang akhir zaman yakni tentang masa penderitaan dan kedatangan Anak Manusia (Luk 24; Mrk 13 dan Luk 21). Namun Tuhan Yesus juga berkata tentang peristiwa rohani yakni pengabulan doa (Mat 7:7; Luk 11:9-13), penebusan dan pengampunan, serta keselamatan dan hidup yang kekal.
Jelas bagi para murid hal itu bukan sesuatu yang mudah dicerna dan difahami. Terlebih lagi, umat Israel sendiri dan Perjanjian Lama tidak begitu memberikan gambaran tentang hidup kekal itu. Kebersamaan mereka yang hanya tiga tahun tidak cukup untuk menjelaskan itu semua, sehingga Tuhan Yesus menyatakan, di samping memimpin para murid ke dalam kebenaran, Roh Kudus juga akan memberitakan hal-hal yang akan datang. Apa yang Tuhan Yesus telah sampaikan sampai menjelang Ia naik ke sorga, seperti “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, jelas mereka belum mengerti. Namun, berkat pertolongan Roh Kudus mereka melakukannya dan berhasil.
Oleh karena itu dapat kita lihat, setelah Yesus naik ke sorga, yakni lebih dari 30-an tahun saat Matius menuliskan Injil Matius hingga 80-an tahun pada saat Yohanes menuliskan kitab Wahyu, para murid menuliskan tentang gambaran yang lebih detail dan jelas tentang hal-hal yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, sebagaimana yang bisa kit abaca dalam kitab-kitab dan surat-surat yang ada dalam Perjanjian Baru. Roh Kudus bekerja di dalam diri para murid untuk membangkitkan dan memperdalam kesadaran akan maksud dan peran Tuhan Yesus dalam kehidupan mereka dan juga bagi semua orang percaya. Kalau tadinya Tuhan Yesus hanya sedikit menceritakan tentang kehidupan yang akan datang (sebagaimana dituliskan dalam keempat Injil), maka para murid dapat menjelaskan lebih detail dan lengkap tentang apa yang akan dihadapi oleh para murid dan orang percaya apabila mereka mengikuti-Nya dan juga sekaligus bagi yang menolak Dia. Dengan demikian, meski Yesus tidak bersama kita lagi secara fisik, Yesus tetap hadir bersama kita secara rohani melalui Roh KudusNya dan tidak ada jarak yang memisahkan antara kita dengan Dia di dalam hati kita.
Keempat: memuliakan Yesus (ayat 14-15)
Hal terakhir yang disampaikan Tuhan Yesus adalah apapun yang disampaikan oleh Roh Kudus kepada para murid dan orang percaya, itu merupakan hal yang diterima-Nya dari Kristus. Untuk ini kita tidak dapat menafsirkan kalimat tersebut seolah-olah menempatkan Roh Kudus adalah pembawa pesan saja dan berada dalam posisi yang tidak sejajar dengan Tuhan Yesus. Tetapi apa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah Yesus dan Roh Kudus itu adalah Satu, sehingga apa yang diberikan dan disampaikan oleh Roh Kudus, sebenarnya adalah sama dengan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sebab mereka adalah satu.
Melalui Roh Kudus Yesus hadir kembali kedalam hidup para murid dan orang percaya untuk menyatakan kasih karunia-Nya, dan secara lebih luas dan khusus persekutuan yang didapatkan dengan Roh Kudus akan semakin akrab dan dekat dan berlangsung setiap saat. Roh Kudus membuat nyata akan kasih dan penyertaan-Nya, sebagaimana dahulu Yesus hadir dan nyata serta siap untuk memberikan pertolongan, maka Roh Kudus juga selalu siap untuk memberikan pertolongan termasuk kuasa-kuasa mukjizat yang menyertai-Nya.
Dengan demikian, melalui pekerjaan Roh Kudus, Yesus tetap ditinggikan dan dimuliakan. Para murid dan orang percaya tidak dapat menganggap mereka mendapatkan RAJA yang baru, pemerintahan dan kerajaan yang baru dan menempatkan serta meninggikan Roh Kudus menggantikan Tuhan Yesus. Roh Kudus diutus bukan untuk mendirikan kerajaan yang baru, tetapi meneguhkan kemuliaan Bapa sebagaimana Tuhan Yesus telah melakukan sebelumnya. Allah yang ditinggikan dan secara otomatis juga memuliakan Tuhan Yesus sebab apa yang dikatakan dan dilakukan-Nya memang benar dan sesuai dengan kehendak Bapa.
Kesimpulan
Dalam minggu pasca pentakosta ini, khususnya dalam minggu Trinitas ini, kembali kita diingatkan tentang Allah Tritunggal kita yang pada hakekatnya adalah ESA dan SATU. Apa yang dinyatakan oleh Allah Bapa di dalam perjanjian lama dan kasih-Nya kepada manusia, telah dinyatakan kembali oleh Tuhan Yesus dengan keberadaan-Nya yang singkat di dunia ini. Namun, kehadiran Roh Kudus menjadikan kasih Allah itu kembali dinyatakan dengan penyertaan-Nya yang setiap saat bagi orang yang mau mengikut Tuhan Yesus. Penyertaan-Nya bukan hanya membuat iman dan rohani kita bertumbuh terus menerus, melainkan juga memimpin kita ke dalam kebenaran sejati, serta memberitakan hal-hal yang akan datang yakni masa depan kita yang indah bersama Tuhan Yesus dalam kerajaan sorga yang akan digenapi.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah (3) Minggu Pertama Setelah Pentakosta – Minggu Trinitas
Khotbah (3) Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025
HIKMAT ATAU KEMUNAFIKAN? (Ams. 8:1-31)
“Aku, hikmat, tinggal bersama-sama kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan” (Ams. 8:12)
Salam kasih dalam Kristus.
Hari ini Minggu Trinitas, minggu yang meneguhkan iman percaya kita tentang Allah dalam tiga wujud, Satu hakekat: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ini satu seri rangkaian yakni Allah Bapa mengaruniakan Tuhan Yesus yang turun ke bumi di hari Natal; melayani, mati, dan bangkit serta naik ke sorga. Kemudian turunlah Roh Kudus yang kita rayakan minggu lalu.
Firman Tuhan bagi kita di hari minggu ini dari Ams. 8:1-31. Judul perikopnya: Wejangan hikmat. Renungan paralelnya menurut leksionari adalah Mzm. 8; Rm. 5:1-5 dan Yoh. 16:12-15. Dua nas terakhir renungannya dapat dibaca di website www.kabardaribukit.org. Amsal ini berbicara tentang hikmat. “Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya? .... Hai, para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku” (ay. 1, 4).
Hikmat lebih berharga daripada permata (ay. 11). Maka, manusia perlu mencarinya dan menemukan kebenaran yang sejati di dalam Tuhan Yesus. Sebagaimana penulis Amsal, Raja Salomo, melihat dengan imannya keberadaan hikmat di dalam Tuhan Yesus. “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.” Ayat berikutnya menjelaskan bahwa anak manusia telah ada sebelum dunia dijadikan, sebelum air samudera raya ada, langit masih dipersiapkan, sebelum diberi batas kepada laut, Hikmat dan Tuhan Yesus telah ada (ay. 22-31).
Kini pertanyaan bagi kita, bagaimana kita menghargai hidup yang kita jalani saat ini? Apakah dengan banyaknya uang dan harta yang kita miliki? Atau, jabatan yang ada dan pernah kita pegang? Tentu baiknya tidak begitu. Apalagi, harta yang kita miliki diperoleh dari cara-cara yang tidak berkenan kepada Tuhan. Atau, jabatan yang kita emban saat ini, kita dapatkan dengan mengorbankan pertemanan dan persaudaraan, bahkan iman kita. Atau, kita mengemban jabatan tapi tanpa ada tanggung jawab.
Janganlah sampai kita jauh dari lingkungan pertemanan dan persaudaraan. Terlebih, jika itu terjadi karena kita menilai diri sendiri terlalu berlebihan. Sebuah ilustrasi gambar memperlihatkan bahwa manusia yang menilai dirinya sangat hebat dan memandang kecil orang lain, sebenarnya ia seperti memandang dari atas bukit. Sebaliknya juga terjadi, bagi orang yang dipandang kecil tadi, dari bawah ia melihat orang yang di atas bukit juga kecil. Jadi, sami mawon, sarua wae, dos, sama saja.
Orang yang dalam pimpinan hikmat-Nya, hidupnya berharga di mata Allah dan juga menjadi berkat bagi sesama. Orang yang berhikmat takut akan Tuhan (Ams. 1:7). Ia membenci kejahatan dan tipu muslihat (ay. 13). Dalam hikmat ada pengetahuan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk melakukan hal yang baik dan benar, bertanggung jawab, serta nasihat, pengertian dan kekuatan (ay. 12-16).
Oleh karena itu, janganlah kita hidup di dalam dua dunia: satu kebenaran dari hikmat Tuhan, dan satu lagi dari kebenaran diri sendiri. Ini adalah kemunafikan; tidak satunya kata dengan perbuatan dan sikap hidup sehari-hari. “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah” (1Pet. 2:1).
Mari menanyakan diri kita, apakah sudah berhikmat dengan penuh kasih dan tidak mengorbankan orang lain untuk memperoleh apa yang kita dapatkan saat ini? Roh Kudus, Roh Kebenaran, itulah yang membimbing kita kepada kebenaran sejati, hidup seturut dengan firman Tuhan. “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan” (Mat. 23:28).
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah (2) Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025
Khotbah (2) Minggu Pertama Setelah Pentakosta
Minggu Trinitas - 15 Juni 2025
IMAN DAN PENGHARAPAN (Rm. 5:1-5)
Firman Tuhan bagi kita pada Minggu I setelah Pentakosta ini diambil dari Rm. 5:1-5. Nas ini memberitakan pembenaran orang percaya sebagai manusia berdosa. Rm. 3:23 menuliskan: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Manusia yang terdiri dari daging dan nafsu duniawi tidak bisa total mematikan itu sama sekali, meski firman-Nya memerintahkan hal itu (Kol. 3:5).
Kini semua dosa yang kita lakukan tidak lagi ditebus dan dibersihkan dengan membawa persembahan hewan sesuai PL, yang darahnya dipercik-dipercikkan oleh Imam besar. Darah Yesus telah tercurah di bukit Golgota. Kita imani bahwa Ia mati demi kita dan menjadi Juruselamat. Itulah yang membuat kita menjadi bersih dan dikuduskan. Korban hewan telah digantikan Tubuh Yesus yang tersalib. Sungguh anugerah besar yang kita terima. Hukum Taurat telah diperbaharui dengan Hukum Anugerah dengan kasih Bapa melalui Tuhan Yesus.
Dengan dibenarkan dan dosa diampuni, orang percaya mestinya hidup dalam damai sejahtera. Menjadi serupa dengan Tuhan Yesus itulah yang menjadi tujuan sekaligus pegangan perjalanan hidup kita (Rm. 22:2; Flp. 3:10). Damai dengan Tuhan dan sesama, lingkungan, dan sejahtera dalam kehidupan dengan selalu bersyukur dan merasa cukup. Itu juga yang membuat kita layak berdiri bermegah atas status baru tersebut. Dan, masih ditambahkan bonus yakni kemuliaan, meski semua itu kelak digenapi dalam pengharapan (ayat 3). Kenapa pengharapan? Itu bukan karena tidak pasti, tetapi karena bisa ada yang tidak setia. Roh manusia masih bisa dikalahkan oleh roh iblis bila tidak berjalan bersama Roh Allah. Pengharapan pun sirna lenyap.
Jalan dan rancangan manusia tidak selalu sama dengan jalan dan rancangan Allah, kadang-kadang sejauh bumi dan langit (Yes. 55:9). Sebenarnya rancangan Allah selalu indah, yakni damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yer. 29:11). Ketika kenyataan datang berbeda, yang datang adalah penderitaan, semua harus dilihat dengan mata rohani. Penderitaan bisa datang untuk ujian kenaikan iman dan berkat. Nas Minggu I setelah Pentakosta ini menekankan, agar selalu melihat penderitaan dan kesengsaraan justru menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (ayat 4). Jadi siklusnya kembali ke rancangan Allah yang indah.
Dan semua itu pasti bisa kita lalui, karena Allah akan terus menyertai jika kita berserah. Roh Kudus telah dicurahkan (ayat 5). Ia akan menyertai, menguatkan dan menuntun kita hingga tidak sampai jatuh tergeletak (Mzm. 37:24; 1Kor. 10:13). Semua pasti, tidak mengecewakan dan menjadi pemenang. Roh Kudus telah diam di hati kita sebagai meterai dan jaminan Allah; kita telah dibenarkan, dikuduskan, dikuatkan, dan disiapkan tempat yang indah kelak bersama-Nya. Tetaplah dalam iman kepada-Nya. Tetap taat dan setia. Terpujilah Tuhan Yesus.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Kabar dari Bukit, Minggu 8 Juni 2025
Kabar dari Bukit
JANGAN GELISAH DAN GENTAR (Yoh. 14:25-27)
“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan Aku memberi kepadamu tidak seperti dunia memberi. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yoh. 14:27)
Hari Minggu ini adalah hari raya Pentakosta, disebut juga Hari Pencurahan Roh Kudus dan Hari Lahirnya Gereja. Tentu kita sudah merasakan manfaat dan pentingnya bergereja dalam kehidupan iman dan persekutuan. Alkitab juga memerintahkan untuk tidak menjauh dari persekutuan ibadah tersebut (Ibr. 10:25).
Firman Tuhan bagi kita hari Minggu ini adalah Yoh. 14:25-27; ini bagian Yoh. 14 yang berisi pesan-pesan Tuhan Yesus sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Pasal 14 ini dibuka dan diulangi pada ayat 27 dengan pesan: Jangan gelisah hatimu. Kita bisa membayangkan para murid-Nya, saat situasi belum kondusif dan banyak yang memusuhi, Yesus pergi.
Menghadapi situasi itu, Yesus meneguhkan meski Ia pergi, akan ada “Penolong, yaitu Roh Kudus,... Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan mengingatkan kamu akan semua yang telah kukatakan kepadamu” (ay. 25). Dan kita tahu janji Yesus ini telah digenapi pada peristiwa di kamar atas, tatkala kuasa Roh Kudus dicurahkan berbentuk tiupan angin keras dan lidah nyala api (Kis 2:1-21).
Hal kedua yang disampaikan tentang damai sejahtera dari-Nya (Yunani Eirene; Ibrani Shalom). Damai sejahtera dari Yesus tidak sama dengan yang diberikan oleh dunia (ay. 27b). Kita boleh saja merasakan damai dalam konteks dunia, artinya tidak ada perang, konflik dan permusuhan (KBBI); dan sejahtera dalam arti pekerjaan mantap, fisik sehat, makmur memiliki kekayaan. Tapi sejahtera duniawi bila tidak bijak, membawa kepada keserakahan, kesombongan, bahkan stres dan cemas, membuat hidup kita tidak fokus pada Allah.
Ini berbeda dengan damai sejahtera yang diberikan Tuhan Yesus. Damai-Nya akan memenuhi kesejahteraan rohani kita, dalam wujud ketentraman, keselarasan, kebahagiaan dan hubungan baik dengan Tuhan Pencipta dan sesama. Damai sejahtera Yesus, memberi ketenangan akan keselamatan kekal dan kepastian berjalan bersama-Nya sepanjang hidup.
Ketiga, Roh Kudus yang diberikan kepada kita adalah Roh Penolong, Penghibur, Pembela, dan Roh Kebenaran. Nas ini menegaskan bahwa Roh Kudus “akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (ay. 26b). Kita yang sudah dibekali sejak mengaku percaya, tentunya tidak ingin kehilangan tujuan dan makna hidup sesuai rencana-Nya; Roh Kudus yang akan menjaganya.
Kunci damai sejahtera di dalam Yesus adalah memahami kebenaran sebagaimana dituliskan pada Rm. 14:17. Kerajaan Allah atau sorga bukan soal makanan dan minuman (termasuk harta), melainkan tentang kebenaran, damai sejahtera dan sukacita. Damai sejahtera tidak mungkin terjadi jika tidak tahu kebenaran keselamatan dalam Yesus dan hal utama dalam hidup. Hal lainnya: mengenal firman-Nya, rajin berdoa dan bersekutu, menjauhi pergaulan buruk, tahu dampak dosa, dan berkomitmen.
Terakhir, sebagaimana murid, dalam menjalani kehidupan, kita tentunya menghadapi masalah. Atau, tujuan hidup masih tidak jelas, tiada ketenangan jiwa, gelisah dan gentar pun melanda. Nas minggu ini mengingatkan, Yesus dan Roh Kudus ada dan hadir menolong kita. Mungkin tidak langsung menyelesaikan masalah seperti kita mampu membayar hutang atau dapat pekerjaan setelah di PHK, tapi Roh Kudus, Allah kita yang hidup, akan memberikan penghiburan dan pembelaan serta menolong kita keluar dari masalah yang dihadapi. Selamat berkarya bersama Roh Kudus.
Selamat beribadah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025Khotbah Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025 TUAIAN...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025Khotbah (2) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025 IMAN...Read More...
-
Khotbah (3) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025Khotbah (3) Minggu Keempat Setelah Pentakosta - 6 Juli 2025 TABUR...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 36 guests and no members online