Sunday, December 15, 2024

Khotbah Memperingati Tuhan Yesus Naik ke Sorga 29 Mei 2014

Khotbah Memperingati Tuhan Yesus Naik ke Sorga 29 Mei 2014

 

Kamis 29 Mei 2014

 

SEGALA SESUATU TELAH DILETAKKAN DI BAWAH KAKI KRISTUS

(Ef 1:15-23)

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Kis 1:1-11; Mzm 47 atau Mzm 93; Luk 24:44-53

(berdasarkan http://lectionary.library.vanderbilt.edu/index.php)

Daftar selengkapnya khotbah untuk tahun 2014 dan tahun berikutnya dapat dilihat di website ini – Pembinaan - Teologi

 

Khotbah ini dipersiapkan sebagai bahan bagi hamba Tuhan GKSI di seluruh nusantara. Sebagian ayat-ayat dalam bacaan leksionari minggu ini dapat dipakai sebagai nas pembimbing, berita anugerah, atau petunjuk hidup baru.

 

Nas Ef 1:15-23 selengkapnya:

 

1:15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 1:16 aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, 1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 1:19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 1:20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 1:21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu

 

------------------------------------------

 

Pendahuluan

C. Doa Pertama Paulus (1:15-23).

Doa yang menyusul didasarkan pada paragraf yang baru saja berakhir. Adalah karena Allah telah melakukan semua itu untuk orang percaya, yaitu membawa dia dari maksud abadi-Nya dalam kekekalan yang lalu kepada penggenapan penebusan dalam kekekalan yang akan datang, maka Paulus dapat berdoa seperti ini. Perhatikan bahwa berbeda dengan sebagian besar doa kita, doa syafaat Paulus adalah terutama untuk kesejahteraan rohani orang-orang yang didoakannya..

Doa Paulus bagi jemaat Efesus mencerminkan kerinduan Allah yang tertinggi bagi setiap orang percaya dalam Kristus. Dia berdoa agar pekerjaan Roh Kudus dapat lebih meningkat dalam diri mereka (bd. Ef 3:16). Alasan penyaluran Roh Kudus yang ditingkatkan ini ialah supaya orang percaya boleh menerima lebih banyak hikmat, penyataan, dan pengetahuan mengenai maksud penebusan Allah bagi keselamatan saat ini dan pada masa depan (ayat Ef 1:17-18), dan mengalami "kuasa" Roh Kudus di dalam hidup mereka secara lebih berlimpah lagi (ayat Ef 1:19-20).

 

 

Pertama: Satunya iman dan kasih (ayat 15-16)

Ef 1:15 - tentang kasihmu terhadap

Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini. Kalau demikian maka "imanmu" itu tidak hanya mengenai Kristus, tetapi juga "semua orang kudus".

 

Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan segenap umat manusia dalam Kristus.

 

Tuhan Yesus: Kis 20:21;• orang kudus: Kol 1:4;

 

Kadang-kadang kita lupa bahwa kita harus sungguh-sungguh mendoakan orang-orang yang sudah diselamatkan seperti halnya kita harus sungguh-sungguh mendoakan mereka yang belum diselamatkan. Iman dan kasih jemaat di Efesus ini merupakan perangsang bagi Paulus untuk mendoakan agar pertumbuhan rohani mereka berlanjut terus.

 

Ef 1:16 - • karena kamu: Rom 1:8; [• dalam doaku: Rom 1:10; - Tidak berhenti mengucap syukur karena kamu // Selalu mengingat kamu dalam doa

 

16. Tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Bersyukur demi kamu; yaitu bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia lakukan untuk jemaat di Efesus tersebut. Selalu mengingat kamu dalam doa. Paulus tidak menganggap doa itu sesuatu yang kabur dan tidak menentu. Dia senantiasa mengingat mereka dan kebutuhan mereka khususnya di hadapan Allah.

 

 

 

Kedua: Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia (ayat 17)

 

Ef 1:17  Roh di sini adalah sama dengan apa yang sekarang kita sebut "rahmat" (pembantu).

 

Ef 1:17 - • yaitu Bapa: Yoh 20:17; Rom 15:6; Wahy 1:6

• Roh hikmat: Kel 28:3; Yes 11:2; Fili 1:9; Kol 1:9

 

Ef 1:17 - Allah Tuhan kita Yesus Kristus, // Bapa yang mulia // Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu // untuk mengenal

17. Allah Tuhan kita Yesus Kristus, (bdg. ay. 3) Bapa yang mulia itu. Yakni Bapa yang bercirikan kemuliaan. Supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu. Mungkin doa ini sifatnya obyektif: yaitu Roh Kudus yang memberi hikmat dan wahyu untuk mengenal. Kata ini menunjukkan pengetahuan penuh berdasarkan pengalaman.

 

 

Ketiga: mata hati yang terang mengerti pengharapan (ayat 18-19)

Ef 1:18 - mata hatimu

Hati (harafiah: jantung) di sini dianggap sebagai pusat dan pangkal perasaan, pikiran dan kelakuan manusia. Pandangan ini sudah terdapat dalam Perjanjian Lama, Kej 8:21; 1Sa 16:7; Maz 17:3; 44:22; Yer 11:20; Maz 51:12,19; Yer 4:4; 31:31-33; Yeh 36:26; Ula 4:29; Maz 105:3; 119:2,20; 1Ra 3:9; Hos 2:16; dll, dan juga dalam Perjanjian Baru. Allah mengenal hati manusia, Luk 16:15; Kis 1:24; Rom 8:27. Manusia perlu mengasihi Allah dengan segenap hati, Mar 12:29-30 dsj.

 

Allah mengutus RohNya ke dalam hati orang beriman, Rom 5:5+; 2Ko 1:22; Gal 4:6; Kristus juga diam dalam hati manusia, Efe 3:17. Orang yang hatinya tulus, Kis 2:46; 2Ko 11:3; Efe 6:5; Kol 3:22, lurus, Kis 8:21, dan suci, Mat 5:8; Yak 4:8, terbuka lebar-lebar bagi kehadiran dan pengaruh Allah. Dan orang-orang beriman adalah sehati dan sejiwa, Kis 4:32.

 

Ef 1:18 – Harapan jaitu kemuliaan dan segala harta abadi jang diharapkan.

Ref. Silang FULL: Ef 1:18 - hatimu terang // dalam panggilan-Nya // betapa kayanya // kemuliaan bagian // orang-orang kudus

• hatimu terang: Ayub 42:5; 2Kor 4:6; Ibr 6:4

• dalam panggilan-Nya: Rom 8:28; [• betapa kayanya: Ef 1:7; Rom 2:4;

• kemuliaan bagian: Ef 1:11 • orang-orang kudus: Kol 1:12

 

Ef 1:18 - Supaya Ia menjadikan mata hatimu terang // Agar kamu mengerti // Pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya // Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya

 

18. Supaya Ia menjadikan mata hatimu terang. "Di dalam Alkitab hati merupakan pusat dan inti kehidupan yang paling dalam" (Alf). Agar kamu mengerti. Hanya jika Allah menjelaskan kepada kita barulah kita dapat mengetahui apa yang Ia ingin kita ketahui. Pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya. Pengharapan di dalam Alkitab adalah kepastian mutlak tentang masa depan yang cemerlang. Betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Bandingkan dengan "kekayaan kasih karunia-Nya" dalam ayat 7 (bdg. juga dengan Ul. 33:3, 4).

 

Nas : Ef 1:19 Agar orang percaya dapat bertumbuh dalam kasih karunia, memperoleh kemenangan atas Iblis dan dosa, bersaksi secara efektif mengenai Kristus serta memperoleh keselamatan terakhir, diperlukan kuasa Allah dalam diri mereka (bd. 1Pet 1:5). Kuasa ini merupakan suatu kegiatan, manifestasi, dan kekuatan Roh Kudus yang bekerja dalam orang percaya yang setia. Kuasa dan Roh yang sama ini telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan Allah Bapa (ayat Ef 1:20; Rom 8:11-16,26-27; Gal 5:22-25).

Ef 1:19 - Bagi kita

Atau "dalam kita", jaitu jang bekerdja dalam kita.

 

Ef 1:19 - dengan kekuatan // kuasa-Nya

• dengan kekuatan: Yes 40:26; Ef 6:10 • kuasa-Nya: Ef 3:7; Kol 1:29

 

Ef 1:19 - Betapa hebat kuasa-Nya // bagi kita. 20. Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati // lah yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati tersedia untuk kita, dan kita dapat mengetahuinya dalam pengalaman hidup kita. Mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya // Di surga

 

19. Betapa hebat kuasa-Nya. Frasa-frasa selanjutnya menumpukkan kata-kata untuk menunjukkan kemahakuasaan Allah bagi kita. 20. Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati. Seringkali standar kuasa Allah dalam Perjanjian Lama ialah pembebasan dari Mesir, khususnya ketika menyeberang Laut Merah. Tetapi di sini terdapat patokan kekuasaan yang jauh lebih besar lagi. Kuasa Allah yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati tersedia untuk kita, dan kita dapat mengetahuinya dalam pengalaman hidup kita. Mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya. Mungkin berbagai rujukan di dalam Perjanjian Baru tentang Kristus di sebelah kanan Allah berasal dari Mazmur 110. Di surga. Di dalam pemakaian kedua dari lima pemakaian frasa ini tampak jelas pengertian khusus. Tuhan Yesus secara harfiah dan jasmaniah berada di surga.

 

 

Keempat: Segala sesuatu diletakkan di bawah kaki-Ny (ayat 20-23)

Ef 1:20 - orang mati // sebelah kanan-Nya // di sorga

• orang mati: Kis 2:24; [• sebelah kanan-Nya: Mr 16:19;• di sorga: Ef 1:3;

Jerusalem: Ef 1:21 - pemerintah, penguasa ...

 

Ini adalah nama macam-macam "kuasa" di jagat raya dan cukup lazim dipakai dalam karangan-karangan Yahudi. Paulus tidak membenarkan atau menyangkal adanya kuasa-kuasa semacam itu. Ia hanya menekankan bahwa semua takluk kepada Kristus, Kol 1:16; 2:10. Dengan menghubungkan kuasa-kuasa itu dengan malaikat-malaikat yang tampil dalam tradisi alkitabiah dan dengan pemberian hukum Taurat, Gal 3:19+, Paulus memasukkan kuasa-kuasa itu ke dalam sejarah penyelamatan. Dalam pandangan Paulus kuasa-kuasa itu menjadi makin lama makin buruk, Gal 4:3+; Kol 2:15+, sampai akhirnya dianggap kuasa-kuasa setani, Efe 2:2+; Efe 6:12+; bdk 1Ko 15:24+.

 

Ef 1:21 - dan kerajaan // tiap-tiap nama // akan datang

• dan kerajaan: Ef 3:10; Kol 1:16 • tiap-tiap nama: Fili 2:9,10

• akan datang: Mat 12:32;

 

 Ef 1:21 - Jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa. Segala // Di dunia ini

21. Jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa. Segala dalam arti "setiap." Ada berbagai kata yang dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menunjuk kepada sejumlah pangkat dan jenis makhluk surgawi, baik malaikat yang kudus maupun yang berbuat dosa. Untuk pengangkatan Kristus ini bandingkan dengan Filipi 2:8-11. Di dunia ini. Istilah ini mengacu kepada waktu, pada zaman ini.

 

Ef 1:22 - Meletakkan semuanja dibawah tapak kakiNja

Atau: "mendjadi tumpuan kakiNja". Kutipan dari Maz 110:1, ini digunakan sebagai bukti kedaulatan mutlak Kristus djuga dalam 1Ko 15:25-27 dan Ibr 1:13; 2:8. Maksud kalimat itu: menaklukkan segala musuh dibawah kuasaNja, disini Paulus tentu chususnja ingat akan kalangan-kalangan Malaekat dan penguasa-penguasa gaib diangkasa, jang disebut dalam Gal 1:21 tadi.

 

Ref. Silang FULL: Ef 1:22 - bawah kaki // sebagai Kepala

• bawah kaki: Mat 22:44;; Mat 28:18;

• sebagai Kepala: 1Kor 11:3; Ef 4:15; 5:23; Kol 1:18; 2:19

 

Wycliffe: Ef 1:22 - Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus // Telah diberikan-Nya // kepada jemaat sebagai Kepala

 

22. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus. Kembali rujukan ke Mazmur 110:1 (bdg. juga Mzm. 8:6). Ini menunjukkan kemenangan sempurna yang akan dicapai Kristus. Telah diberikan-Nya (bdg. Yoh. 3:16) kepada jemaat sebagai Kepala. Di sini baru pertama kali di dalam surat ini Kristus disebut sebagai Kepala Gereja, suatu kebenaran yang dikembangkan secara cukup lengkap (lihat Pendahuluan).

 

BIS: Ef 1:23 - yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga

yang menyempurnakan segala sesuatu di mana pun juga: atau dan Dia sendiri telah disempurnakan oleh Allah.

 

Jerusalem: Ef 1:23 - kepenuhan

Gereja yang adalah Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+, dapat dikatakan "kepenuhan", bdk juga Efe 3:19; 4:13, sejauh merangkum dunia baru yang sebagai lingkungan umat manusia diikut-sertakan dalam pemulihan umum di bawah pemerintahan Yesus Kristus yang menjadi Tuhan dan Kepala, Kol 1:15-20+. Ungkapan "semua dalam segala sesuatu" bermaksud menonjolkan ukuran yang tidak terbatas, bdk 1Ko 12:6; 15:28; Kol 3:11.

 

Ende: Ef 1:1-23 - -- Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan ...

 

Ende: Ef 1:23

Tentang arti "Tubuh" disini batjalah 1Ko 12:12-30 dan Rom 12:4-8.

 

Ende: Ef 1:23 - Kepenuhan

Kristus sebagai "Tubuh mistik" tidak penuh (utuh) kalau Ia sendiri sadja, tanpa segala anggota, jaitu tanpa umatnja.

Dan Kristus kepala tubuh mempunjai "seluruh kepenuhan Allah" (Kol 1:19 dan Kol 2:9), djuga untuk mengalirkannja kedalam sekalian anggota, sampai demikian memenuhi segala dengan segala-galanja.

 

Ref. Silang FULL: Ef 1:23 - adalah tubuh-Nya // kepenuhan Dia // segala sesuatu

• adalah tubuh-Nya: 1Kor 12:27; [• kepenuhan Dia: Yoh 1:16;; Ef 3:19

• segala sesuatu: Ef 4:10

 

Wycliffe: Ef 1:23 - Yang adalah tubuh-Nya // Kepenuhan

23. Yang adalah tubuh-Nya. Walaupun kita melihatnya sebagai sebuah kiasan; pernyataan ini lebih daripada sekadar kiasan saja. Pernyataan ini mengungkapkan kesatuan sempurna dari Gereja dengan Tuhan Yesus, pernyataan mutlak orang-orang percaya dengan diri-Nya (bdg. I Kor. 12:12). Kepenuhan. Yang dipenuhi. "Gereja merupakan penyataan yang berkesinambungan mengenai hidup ilahi-Nya di dalam bentuk manusia" (JFB). Dapat dilihat bahwa doa yang sejati mencakup kelimpahan ucapan syukur. Memuja Allah yang heran itu hendaknya lebih diutamakan dari semua permohonan yang mementingkan diri kita sendiri. Betapa berbedanya hidup kita seandainya kita saling mendoakan terus-menerus dengan cara ini!

 

 

Penutup

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

(Dipersiapkan oleh Pdt. Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min, Wakil Sekretaris Umum Badan Pengurus Sinode GKSI dari berbagai sumber dan renungan pribadi. Catatan untuk hamba Tuhan yang menyampaikan firman, menjadi lebih baik jika pada setiap penyampaian bagian khotbah diusahakan ada contoh atau ilustrasi nyata dari kehidupan sehari-hari, dan juga diselingi humor yang relevan. Ilustrasi dapat diambil dari pengalaman pribadi, orang lain, sejarah tokoh, peristiwa hangat saat ini atau lainnya, sementara contoh untuk humor dapat diakses melalui internet dengan mengetik kata kunci dan tambahkan kata humor atau lelucon).

 

---------------------

 

 

SH: Ef 1:15-23 - Kekayaan rohani di dalam Kristus. (Minggu, 2 November 2003)

Kekayaan rohani di dalam Kristus.

 

Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran.

 

Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat 17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat 18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat 18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat 19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat 19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.

 

Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.

 

SH: Ef 1:15-23 - Bagaimana mengenal kuasa Allah? (Minggu, 6 Oktober 2002)

Bagaimana mengenal kuasa Allah?

 

Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19). Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus.

 

Ada tidak bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus.

[1]. Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah.

[2]. Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus.

[3]. Kuasa Allah nampak dengan melantik yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22).

 

Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus?

 

Renungkan: Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus?

 

Khotbah Minggu 25 Mei 2014

Khotbah Minggu 25 Mei 2014

 

Minggu Paskah VI

 

SIAP SEDIALAH MEMBERI PERTANGGUNGAN JAWAB

(1Pet 3:13-22)

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Kis 17:22-31; Mzm 66:8-20; Yoh 14:15-21

(berdasarkan http://lectionary.library.vanderbilt.edu/index.php)

Daftar selengkapnya nas khotbah untuk tahun 2014 dan tahun berikutnya dapat dilihat di website ini – Pembinaan - Teologi

 

Khotbah ini dipersiapkan sebagai bahan bagi hamba Tuhan GKSI di seluruh nusantara. Sebagian ayat-ayat dalam bacaan leksionari minggu ini dapat dipakai sebagai nas pembimbing, berita anugerah, atau petunjuk hidup baru.

 

Nas 1Pet 3:13-22 selengkapnya: Menderita dengan sabar

 

3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? 3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. 3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 3:16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. 3:17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat. 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, 3:19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, 3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus, 3:22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

 

---------------------------

 

Pendahuluan

Rasul Petrus melalui nas minggu ini menekankan kembali kerelaan Kristus untuk menderita bagi kita yang berdosa, dan kemenangan-Nya itu menjadi dasar dan kekuatan bagi orang Kristen yang menderita bagi-Nya. Kita diselamatkan untuk menerima panggilan tugas dengan meninggalkan semua keinginan nafsu jahat dan melakukan perbuatan baik. Ada banyak dasar membuat manusia berdosa, akan tetapi penderitaan karena Kristus dan kebenaran-Nya itu sangat menyenangkan bagi Allah terlebih melalui hati nurani yang murni. Melalui nas minggu ini kita juga diberikan pengajaran tentang kesiapan kita dalam memberi pertanggungjawaban baik kepada Allah maupun sesama manusia, melalui beberapa pokok pemikiran dan teladan sebagai berikut.

 

Pertama:  menderita karena kebenaran (ayat 12-15a)

Ada peribahasa Indonesia yang cukup dikenal mengatakan, “Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.” Makna dari peribahasa ini adalah: nasib buruk tidak dapat dihindarkan, akan tetapi nasib baik juga tak dapat dicari-cari. Kehidupan yang ada di depan kita semua adalah rahasia Tuhan; kemalangan atau keuntungan bisa datang secara tidak terduga tanpa disangka-sangka. Istilah kemalangan dan penderitaan bisa sama, tetapi juga bisa berbeda, yakni kemalangan sering diasosiasikan dengan penderitaan yang tidak seharusnya dia tanggung. Kita tahu bahwa penderitaan dalam hal ini bisa berasal dari tiga sumber: Pertama, memang itu sudah menjadi bagian dari kemanusiaan kita (human nature), bahwa kita bisa lelah, ngantuk, lapar dan haus, sakit bahkan renta karena faktor usia. Kedua, penderitaan oleh karena perbuatan atau ulah kita sendiri. Seseorang yang boros, keuangan lebih besar pasak dari tiang, maka suatu saat ia pasti menderita karena hutang. Seseorang yang tidak banyak beraktifitas fisik atau berolah-raga tetapi makan banyak dengan cara tidak sehat, maka janganlah heran suatu saat ia akan sakit jantung atau stroke. Semua itu ada sebab akibat, ada causalitasnya, bahkan kadang muncul casus belli atau pemicu sehingga proses penderitaan itu terjadi lebih cepat.

 

Orang percaya diminta berbuat kebaikan dan jangan dianggap sebagai beban. Nas minggu ini mengatakan kalau kita berbuat baik maka sangat jauh kemungkinan ada yang mau berbuat jahat kepada kita. Kebaikan biasanya berbuah kebaikan. Pohon yang baik juga akan berbuah yang baik. Tetapi faktor ketiga yang menjadi kemungkinan lain dari dua hal di atas, bisa saja penderitaan itu datang karena niat baik yang dijalankan secara salah, timbul salah pengertian, akibatnya muncul pertentangan dan bahkan kekerasan yang berakhir dengan penderitaan. Dari tiga hal di atas, dapat dikatakan bahwa penyebab semua itu adalah manusia itu sendiri, bukan karena kehendak Allah. Adapun faktor keempat yang dinyatakan dalam nas ini adalah ketika kita menjalankan perintah Kristus dalam kehidupan kekristenan kita, dan ternyata datang penderitaan, maka itu adalah kehendak Allah (1Pet 2:19,20; 4:16). Hal yang demikian bisa datang ketika kita memberitakan Injil dengan cara yang bijak, atau mempertahankan iman dan prinsip kebenaran kita sehingga mendapat pengucilan karena tidak mau berkomplot berbuat kejahatan, atau adanya kejadian yang tidak terduga tanpa sebab-musabab yang jelas timbul penderitaan, maka itu semua terjadi adalah misteri dan hikmat Allah. Allah berkehendak. Firman dalam nas ini mengatakan, yang penting janganlah kita menjadi takut dan gentar akan hal itu, sebab semua itu ada dalam kendali Allah dan Ia tidak akan membiarkan kita menjalaninya sendirian dan berputus asa. Kita ingat saja akan perkataan Kristus, "Janganlah kamu khawatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata melainkan Roh Kudus" (Mrk. 13:11). Oleh karena itu, dalam menghadapi penderitaan itu, tetaplah bersandar pada-Nya.

 

Hal yang utama ditekankan adalah kita harus tetap menguduskan diri dalam pengertian berusaha hidup dalam kebenaran dan jauh dari niat dan perbuatan jahat. Pengudusan itu dimulai dari hati sebab dari hatilah semua bermula. Dengan hidup kudus maka kita memberi apresiasi dan sikap hormat pada Kristus Yesus sebagai Tuhan, “yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit 2:14). Kita menjaga kehadiran Roh Kudus dalam hati, menjaga hati tidak tercemar. Banyak orang Kristen berpendapat bahwa iman adalah hal personal dan merupakan urusan pribadi masing-masing. Kenyataannya tidak seperti itu. Kita dipanggil untuk memberitakan iman dan pengharapan kita dalam hidup ini. Pertanyaannya: apakah orang lain dapat melihat pengharapan kita dalam Kristus? Bagaimana kita memperlihatkan iman, kasih dan pengharapan itu? Apakah kita siap dalam menceritakan tentang apa yang dilakukan oleh Kristus dalam kehidupan kita? Kita adalah saksi sebenarnya bagi Kristus dan yang menuntun orang lain kepada-Nya.  Orang lain menaruh pengharapan pada kita, melihat diri kita sebagai cermin atau Alkitab yang terbuka bagi mereka.

 

Kedua: Karya dan teladan Kristus (ayat 15b-18a)

Sebagai duta Kristus dan buku yang terbuka, kita harus siap sedia pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kita tentang pengharapan pada Kristus. Semua itu dalam sikap kita atas anugerah yang telah diberikan dan panggilan yang dipercayakan pada kita untuk memberitakan Injil dan memuliakan nama-Nya (2Ti 4:17). Memang benar bahwa dalam membagikan iman dan kasih, kita tidak perlu secara heboh bombastis pencitraan atau ingin dipuji, atau bahkan dengan cara menjengkelkan, atau bersikap sombong. Akan tetapi kita harus selalu siap dalam memberi jawaban dengan lembut dan penuh kasih, ketika orang lain melihat dan bertanya tentang iman kita, pengharapan dan kehidupan kita, atau visi kehidupan kristiani kita. Jadi, pertanggungjawaban dalam hal ini bukan hanya kepada Allah saja, tetapi juga kepada sesama kita di dunia, sehingga jangan sampai apa yang kita imani dan katakan ternyata tidak sama dengan sikap dan perbuatan kita (band. Kol 4:6). Artinya, kita NATO (No Action Talk Only), tidak memiliki integritas, yakni satunya perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu yang harus kita perlihatkan adalah sikap hormat dengan hati yang tulus murni. Sikap itu membuat orang lebih mudah percaya akan Kristus. Jangan sampai orang mencemoh apalagi membenci kita yang seharusnya menjadi teladan bagi mereka.

 

Tentu, dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin tidak dapat menghindari ketika orang lain memfitnah diri kita. Akan tetapi setidaknya kita dapat menghentikan memberi orang lain kesempatan dan amunisi-amunisi peluru untuk menyerang diri kita, melalui tindakan kita yang konyol dan tidak layak. Kita harus memegang prinsip, sepanjang kita melakukan hal dan cara yang benar, tuduhan-tuduhan mereka akan kosong tidak berguna. Kita ingat ketika Tuhan Yesus melalui hidupnya yang saleh, tetap mendapatkan penderitaan. Akan tetapi semua itu akhirnya mempermalukan diri mereka sendiri sebagaimana nas minggu ini menjelaskan. Oleh karena itulah, jauhkan diri kita dari sikap yang mengundang dikritik atau dicela. Kalau pun kita menderita karena Kristus dan kebenaran,  penderitaan itu pasti atas seizin Allah untuk maksud dan rencana yang baik, dan itu lebih baik, sebab bukan karena buah perbuatan jahat atau tindakan yang memalukan Kristus dalam hidup kita.

 

Dengan mengikut teladan Kristus, menjadikan Dia sebagai idola (role model), maka kita memberi kita jalan masuk kepada Allah Bapa dengan tidak rasa takut. Kita nyatakan dengan perbuatan bahwa Ia telah menebus kita dengan tersalib di Golgota dan itu menjadi pengganti diri kita yang layak mati karena dosa dan kejahatan kita. Kita juga dapat melihat bagaimana Kristus yang memperoleh anugerah dari Allah Bapa dengan dibangkitkan, oleh kuasa Roh Kudus, sebab Allah Bapa menjanjikan kemenangan pada Kristus sama seperti janji-Nya kepada kita bahwa kita akan menang kalau setia mengikut Dia. Kita lihat bagaimana Stafanus yang mati dilempari batu oleh orang-orang yang membenci Kristus, akan tetapi ketika ia hendak mati, rohnya melihat Anak Manusia, Yesus Kristus, berdiri di sebelah kanan Allah Bapa menyambutnya, dan itu sungguh merupakan kebanggan bagi kita orang percaya agar bisa sama dengan Stefanus (Kis 7:54-60). Stefanus membuat Tuhan Yesus sebagai teladan dan sumber kekuatannya. Ia sadar dan ingat Yesus telah menderita baginya. Dalam kerangka itulah, penderitaan yang demikian bukanlah hukuman dari Allah, melainkan sebuah kesempatan pengorbanan yang diperkenankan oleh Allah untuk memurnikan iman umat yang dikasihi-Nya (band. 1Pet 1:7-9; Kis 23:1).

 

Ketiga: Pemberitaan Injil ke dunia orang mati (ayat 18b-20)

Kita tahu bahwa Yesus mati dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga. Akan tetapi ayat 19 pada nas ini yang menyebutkan, Yesus "di dalam Roh Ia  memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara", sungguh merupakan kalimat yang susah dipahami. Ahli-ahli teologi sendiri memiliki pendapat yang beragam tentang hal ini. Penafsiran tradisional mengatakan pemberitaan Injil itu dilakukan Yesus sesudah mati disalibkan, yakni masa antara tiga hari sebelum kebangkitan-Nya, Ia turun ke dunia orang mati dan memberitakan kasih karunia kepada roh-roh yang dipenjara di dunia orang mati itu. Hal ini dimungkinkan sebab meski tubuh-Nya mati, Roh Kristus itu tetap hidup dan berkuasa dalam melakukan pemberitaan penebusan bagi mereka yang terlebih dahulu mati (band. Mat 27:52, Ibr 11:39 dst; Ibr 12:23). Ini sejalan juga dengan 1Pet 4:6 yang menyatakan Injil diberitakan kepada orang-orang mati. Memang dalam hal ini  ada beberapa pertanyaan tentang kepada siapa Kristus memberitakan keselamatan di dunia orang mati itu: apakah mereka yang belum selamat dan mendapatkan  kasih anugerah Allah; atau kepada mereka yang setia pada Allah yang mati pada zaman perjanjian lama dengan hukum Taurat, yakni orang-orang benar yang menanti-nantikan keselamatan melalui Mesias yaitu Yesus sendiri.

 

Penafsiran lain khususnya ayat 20 mengatakan bahwa Roh Yesus khusus pergi memberitakan kepada mereka yang tertawan dalam dosa (atau ada di neraka) pada zaman Nuh, yakni yang pada saat itu diselamatkan hanya delapan orang saja (Kej 8:1-dab), dan untuk itu Allah tetap menanti dengan sabar. Tafsiran lainnya ialah bahwa Kristus oleh Roh Kudus memberitakan suatu peringatan melalui mulut Nuh (bd. 2Pet 2:5) kepada angkatan Nuh yang tidak taat, dan kini berada di Hades menantikan penghakiman terakhir. Penafsiran ini lebih sesuai dengan pernyataan Rasul Petrus bahwa Roh Kristus berbicara di masa lalu melalui para nabi termasuk Nuh (2Pet 1:20-21). Sementara yang lain mengatakan bahwa Kristus pergi ke dunia alam maut (Hades) secara umum untuk menyatakan kemenangan-Nya sebagai sebuah proklamasi, pemberitaan dan pengumuman umum, dan menyatakan penghukuman final kepada para malaikat-malaikat yang jatuh yang dihukum sejak masa Nuh (2Pet 2:4). Jadi bisa dikatakan semua pemberitaan itu merupakan kesempatan kedua yang belum sempat mendengar penebusan Kristus sebagai anugerah khusus Allah, yang sekaligus Yesus memberitakan kepada mereka kemenangan-Nya atas kematian dan Iblis (ayat 1Pet 3:22). Namun, beberapa penafsir mengatakan bahwa nas ini lebih baik ditafsirkan sesuai dengan konteks kebenaran yang ada pada seluruh Alkitab saja.

 

Mengingat rumitnya penafsiran itu dan sesuai anjuran terakhir, ada baiknya nas ini ditafsirkan sebagai bukti yang memperlihatkan bahwa Kabar Baik keselamatan dan kemenangan dari Kristus itu tidak terbatas. Kabar baik itu melampaui dunia orang hidup dan dunia orang mati. Melalui nas ini kita menemukan poin penting, yakni:

(1)    Allah berbicara. Kita tidak perlu berteka-teki atas apa, di mana, dan bagaimana, namun kita dapat melihat bahwa Allah berbicara kepada dunia orang hidup dan dunia orang mati (band. 1Pet 4:6).

(2)   Allah menang. Kemenangan Kristus diwartakan, memperlihatkan kuasa-Nya, pengendalian-Nya, dan penguasaan-Nya atas seluruh ciptaan.

(3)   Allah menyelamatkan. Allah berusaha untuk menyelamatkan mereka yang berharap pada-Nya.

 

Misteri firman ini menceritakan kepada kita, dan itu lebih dari cukup sebagai bagian dari keyakinan (syahadat) iman kita, yang menjadi isi pengakuan iman Rasuli dengan kalimat, "yang turun ke dalam kerajaan maut", dan saat ini duduk di sebelah kanan Allah Bapa (1Pe 3:22) untuk menantikan penghakiman bagi orang yang hidup dan yang mati ( 1Pe 4:5; Ibr 9:27).

 

Keempat: Diselamatkan oleh hati nurani yang baik (ayat 21-22)

Rasul Petrus berkata bahwa Nuh diselamatkan oleh air (bah) adalah simbol baptisan. Maka bagi kita orang percaya, baptisan air menyelamatkan itu  pengertiannya melalui baptisan kita ungkapan pertobatan dan komitmen hidup baru, sekaligus iman kita bersandar kepada Kristus yang kita jadikan sebagai Juruselamat dan gembala hidup kita. Baptisan sebagai kiasan atau simbol, di dalamnya kita mengidentifikasi Yesus Kristus yang menarik kita dari kondisi sesat dan terhilang dan memberi kita hidup dan hubungan yang baru. Kesaksian iman pada saat kita dibaptis itulah yang mendatangkan keselamatan dari Kristus, jadi bukan ritualnya atau airnya yang menyelamatkan. Kehadiran air sesungguhnya hanya simbol dari iman kita bahwa Kristus telah mati dan bangkit dan akan sama dengan kita: dicelupkan dan diangkat. Dengan demikian, baptisan adalah sebagai simbol pembersihan hati orang-orang percaya dan jelas bukan pembersihan tubuh jasmani (Rm 6:3-5; Gal 3:27; Kol 2:12).

 

Melalui pengakuan dan baptisan, kita juga memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah, yang secara pribadi kita sudah ditahirkan oleh kebangkitan Yesus Kristus (zaman dahulu baptisan sering dilayankan pada masa Paskah), untuk menyerahkan hidup kita seluruhnya dalam kendali-Nya. Penyerahan diri dalam hal ini adalah kerjasama ikhlas sukarela satu sama lain: pertama, kasih dan rasa hormat bagi Allah; dan kedua, kasih dan rasa hormat kepada sesama. Penyerahan diri atau rasa takluk dalam hal ini memiliki empat dimensi: (1). Bersifat fungsional, yakni membedakan peran dan panggilan tugas kita. (2). Bersifat hubungan, yakni pengakuan kasih terhadap yang lain sebagai pribadi (3). Bersifat timbal balik, yakni memperlihatkan saling menguntungkan dan kerjasama dengan kerendahan hati satu sama lain. (4). Bersifat universal, yakni pengakuan oleh gereja atas ketuhanan dari Yesus Kristus. Inilah hal utama yang membawa orang percaya kepada Kristus, dan karena itu pula penyerahan diri bagi orang yang tidak percaya menjadi hal yang sulit.

 

Dalam hal penyerahan diri itulah kita tidak dipanggil untuk mengkompromikan hubungan dengan orang yang tidak percaya, yang membuat kita berkompromi atas hubungan kita dengan Kristus. Melalui kebangkitan-Nya yang saat ini duduk bertakhta di sebelah kanan Allah Bapa,  setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan-Nya (Mat 28:18; Mrk 16:19), Ia melewati kemenangan atas penderitaan dan kematian, dan itu merupakan sumber kekuatan bagi keselamatan kita, sekaligus menjadi teladan yang harus kita ikuti.  Oleh karena itu, kita perlu membuka segala kesempatan untuk melayani-Nya dengan rendah hati atas pertolongan kuasa Roh Kudus. Kerelaan berkorban bagi orang-orang yang tidak benar, meski harus menerima penderitaan, itu adalah sikap yang menyenangkan Allah. Kesediaan berkorban dan menderita adalah ciri dan  karakteristik orang percaya. Kita tidak perlu takut sebab tidak ada yang bisa merubah kemenangan dan memisahkan kita dari Kristus (Rm 8:38-39). Dengan mengidentifikasikan diri kita dengan Kristus (termasuk melalui baptisan), ini menjaga diri kita dari pencobaan untuk meninggalkan iman, dan kita yang menerima firman Allah melalui surat Rasul Petrus, semakin dikuatkan dan tidak murtad meski dalam tekanan penderitaan. Inilah tujuan yang semuanya berdasar dari hati nurani yang baik.

 

Penutup

Melalui bacaan minggu ini kembali kita sebagai orang percaya ditegaskan bahwa ada kalanya kita menderita karena kebenaran Kristus, meski kita juga harus waspada atas penderitaan yang disebabkan oleh kebodohan kita sendiri. Prinsip utamanya, berkelakuan baik akan berbuah baik dan jangan menganggap itu sebagai beban. Untuk itu kita harus melihat dan bersandar pada karya dan teladan Kristus yang bersedia mati untuk membela orang-orang yang tidak benar. Penderitaan demi kebenaran Kristus adalah jalan kemenangan. Yesus dengan segala kuasa-Nya terbukti mengasihi semua orang, baik yang hidup dan yang mati. Pada saat kematian-Nya, Ia turun ke dalam kerajaan maut untuk memberitaan Injil ke dunia orang mati agar tidak seorang pun yang binasa. Inilah gunanya kita memandang kepada Kristus. Dengan baptisan sebagai peneguhan dan komitmen,  kita diselamatkan oleh hati nurani yang baik dari Yesus Kristus melalui Roh Kudus, untuk siap setiap saat mempertanggungjawabkan iman kita kepada-Nya.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

(Dipersiapkan oleh Pdt. Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min, Wakil Sekretaris Umum Badan Pengurus Sinode GKSI dari berbagai sumber dan renungan pribadi. Catatan untuk hamba Tuhan yang menyampaikan firman, menjadi lebih baik jika pada setiap penyampaian bagian khotbah diusahakan ada contoh atau ilustrasi nyata dari kehidupan sehari-hari, dan juga diselingi humor yang relevan. Ilustrasi dapat diambil dari pengalaman pribadi, orang lain, sejarah tokoh, peristiwa hangat saat ini atau lainnya, sementara contoh untuk humor dapat diakses melalui internet dengan mengetik kata kunci dan tambahkan kata humor atau lelucon).

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 200 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8563624
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1672
73300
74972
8223859
714909
883577
8563624

IP Anda: 172.70.189.181
2024-12-16 02:46

Login Form