Sunday, December 15, 2024

Khotbah Minggu 3 Agustus 2014

Khotbah Minggu 3 Agustus 2014

 

Minggu VIII Setelah Pentakosta

 

ALLAH YANG HARUS DIPUJI SELAMA-LAMANYA

(Rm 9:1-5)

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Kej 32:22-31 atau Yes 55:1-5; Mzm 17:1-7, 15 atau Mzm 145:8-9, 14-21; Mat 14:13-21

(berdasarkan http://lectionary.library.vanderbilt.edu/index.php)

Daftar selengkapnya khotbah untuk tahun 2014 dan tahun berikutnya dapat dilihat di website ini -> Pembinaan -> Teologi

 

Khotbah ini dipersiapkan sebagai bahan bagi hamba Tuhan GKSI di seluruh nusantara. Sebagian ayat-ayat dalam bacaan leksionari minggu ini dapat dipakai sebagai nas pembimbing, berita anugerah, atau petunjuk hidup baru.

 

Nas Rm 9:1-5 selengkapnya dengan judul: Pilihan atas Israel

 

9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, 9:2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. 9:3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. 9:4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. 9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

 

-------------------------------

 

Pendahuluan

Menurut banyak penafsir, Rasul Paulus menyelesaikan pokok yang diuraikan sejak pasal 1 pada akhir pasal 8. Menurut mereka, pasal 9-11 menguraikan suatu pokok baru, yang tidak berkaitan dengan pasal 1-8. Mereka berkata bahwa Paulus melanjutkan surat ini bukan untuk memperkembangkan pokok itu, tetapi untuk menyatakan beban hatinya mengenai keadaan rohani bangsa Israel, bangsanya sendiri. Menurut pengertian mereka, pasal 9-11 hanya merupakan sisipan saja, dan Surat Roma tidak memiliki kesatuan.

 

Tetapi kalau kita percaya bahwa Surat Roma merupakan ilham dari Allah dengan bentuk yang sempurna, maka kita menolak pendapat tersebut, dan kita mengamati Surat Roma untuk mengerti susunannya.

 

Bab 9-11 Dalam menguraikan pembenaran melalui iman pikiran Paulus diarahkan kepada pembenaran Abraham, 4. Demikianpun uraian mengenai keselamatan yang dalam Roh Kudus dikurniakan oleh kasih Allah memaksa Paulus untuk memperbincangkan, bab 9-11, masalah Israel yang tidak setia, meskipun sudah diberi janji keselamatan. Jadi bab-bab itu tidak berkata tentang masalah "takdir" masing-masing orang, yang "ditakdirkan" untuk kemuliaan atau bahkan untuk iman. Bab-bab ini menguraikan tentang peranan Israel dalam sejarah, sebab hanya soal itulah yang disodorkan oleh apa yang dikatakan Perjanjian Lama.

 

Paulus memperhatikan bahwa rencana Allah berkaitan dengan dua golongan umat manusia yang dilihat olehnya sebagai orang Yahudi - yaitu bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus. Bagian ini dibuka dengan suatu pernyataan yang sangat khidmat, di mana Paulus menyatakan baik beban hatinya bagi bangsanya maupun keistimewaan Israek dalam rencana Allah.

 

Pertama: Kebenaran Kristus dan suara hati (ayat 1)

9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,

- pengertian hati nurani

- hati nurani dalam Alkitab

- Roh Kudus dalam hati nurani

 

Seringkali orang mengatakan bahwa sesuatu yang dia putuskan itu berdasarkan hati nuraninya, dengan pengertian bahwa itu sudah menjadi jaminan kebenaran dan ketulusan. Dalam Alkitab bahasa Yunani disebut dengan suneidesis (dalam bahasa Inggris conscience) yang Alkitab bahasa Indonesia menerjemahkan dengan berbagai istilah seperti nas ini memakai istilah “suara hati” yang maksudnya sama dengan hati nurani atau hati yang tulus (band. Kej 20:...). Maka pertanyaannya adalah: apakah itu hati nurani atau suara hati? Hati nurani dapat diartikan sebagai “alat” yang membedakan antara apa yang secara moral baik dan buruk, mendorong untuk melakukan yang baik dan menghindari yang buruk; memuji yang pertama dan mengutuk yang lain; dalam pengertian sederhananya yakni “kesadaran akan sesuatu dan yang diyakininya benar.” Jadi ini merupakan buah proses justifikasi atau penghakiman oleh diri sendiri terhadap kebenaran atau kebaikan sesuatu, berupa standar atau sensitifitas moral atau resistensi (keberatan-keberatan) terhadap sesuatu. Hati nurani sendiri tidak secara otomatis sama dengan keinginan atau kehendak Allah, sebab manusia dengan standar moral yang dimilikinya akan memutuskan hal yang baik atau jahat sesuai dengan pemahaman dan kedekatannya dengan Allah. Jadi, kalau standar moralnya salah, maka keputusan yang diambilnya pasti juga salah, meski kadang keputusannya bisa dipengaruhi oleh faktor atau pengaruh lingkungan sesaat. Ini sama dengan yang dikatakan oleh Amsal Salomo, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut" (Ams 14:12; 16:25). Jadi dalam hal ini dapat dikatakan hati nurani merupakan hasil sebuah proses antara kehendak hati mencari yang baik dan benar dengan kemampuan akal pikiran tentang apa yang benar.

 

Kata nurani sendiri berasal dari bahasa Arab yang akar katanya adalah nur= cahaya, sehingga hati nurani seolah-olah selalu yang diterangi cahaya. Kesalahan manusia dalam mengerti dan berpikiran kehendak nuraninya sama dengan "kehendak Allah" juga pernah dilakukan oleh Rasul Paulus, ketika ia masih bernama Saulus dengan berpikir bahwa mengejar dan menganiaya orang-orang Kristen adalah sama dengan melayani Allah (Kis 22:5; 26:9; band. 10:28). Demikian juga bapa-bapa gereja ketika menghukum mati para pemikir-pemikir atau teolog yang saat itu dianggap berbeda dengan aliran pemikiran gereja, jelas merupakan tindakan yang salah, meski mereka mengaku bahwa itu adalah kehendak Tuhan. Jadi bisa saja seseorang mengatakan bahwa keputusan hati nuraninya sudah hasil doa atau penerangan Roh Kudus, namun sebetulnya yang terjadi adalah keinginan hati atau ambisi-ambisi pribadi yang terselubung yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengukur  hati nurani yang di dalam Roh Kudus bisa dilihat dari beberapa ukuran kebenaran, seperti adanya kasih, adanya semangat pengampunan, adanya memberi kesempatan bertobat, bebas dari niat penghukuman khususnya hukuman fisik dengan kekerasan. Tanpa itu maka dapat dikatakan yang terjadi sebenarnya adalah hasil pikiran dan kehendak manusia melalui "hati nurani" yang tidak lagi suci dan murni. Oleh karena itu hati nurani membutuhkan penerangan ilahi dan pengujian tersebut. Bagaimanapun juga, proses penilaian seseorang itu juga sangat tergantung pada pemahaman dan kesadaran akan fakta, pengetahuan dan akal sehat. Proses hati nurani yang bersih dan baik yang sesuai dengan kehendak Roh Kudus akan terwujud lebih efektip dengan rajin membaca firman yang disertai doa serta pergumulan yang panjang, sehingga hati nurani akan lebih terasah dan lebih sesuai dengan kehendak Allah. Dalam nas ini, Rasul Paulus yang sudah memahami semua itu berani mengatakan bahwa hal yang dikatakannya itu adalah kebenaran dalam Kristus dan ia tidak berdusta (band. Gal 1:20; 1Tim 2:7).

 

Allah bisa bekerja di dalam suara hati manusia tanpa harus lewat firman yang tertulis, meski kita akui firman yang tertulis itu dapat mengajar, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran (2Tim 3:16). Sebagaimana dijelaskan dalam Rm 2:13-15 yang mengatakan, "Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela." Jadi jelas dari ayat itu bahwa Allah tetap bisa bekerja langsung melalui hati nurani seseorang meski yang bersangkutan tidak memahami atau mengenal firman tertulis. Hal ini terjadi sebab Allah mengendalikan seluruh kehidupan manusia tanpa terkecuali dan tidak terbatas. Situasi ini akan  berbeda ketika seseorang yang telah mengenal Yesus dan mengetahui firman Allah yang tertulis perlu terus mengembangkan, memahami, bertumbuh, sehingga terdapat hati nuraninya semakin murni bebas dari kepentingan pribadi (band. 1Pet 3:16). Apabila tidak melakukannya, dan ia mengikuti keinginan hatinya, maka Tuhan pasti akan menghukumnya.

 

Kedua: Tanggungjawab bagi sesama saudara (ayat 2-3)

9:2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. 9:3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.

- hati yang peduli

- pengorbanan

- bangsa-bangsa lain

 

Perasaan duka dapat dialami oleh hati seorang anak yang masuk Kristen tetapi kemudian keluarga menolaknya. Apa yang menjadi sukacita baginya sebab ia menerima berkat dan anugerah keselamatan, menyisakan hal yang menyedihkan mengingat keluarganya yang belum diselamatkan. Perasaan inilah yang dialami Paulus, yang tetap merasa ia adalah seorang keturunan Israel secara daging, hatinya bergolak memperlihatkan keprihatinan atas kerohanian saudara-saudaranya orang Israel sebagai teman sebangsa secara jasmani. Kesedihan hatinya ia ungkapkan dengan mengatakan ia bersedia dikutuk dan terpisah dari Kristus demi orang Yahudi, agar mereka dapat diselamatkan (band. Rm 10:1; 11:14; 1Kor 9:22; lihat juga ratapan Yesus dalam Rm 3:24-25). Paulus telah mengimani bahwa Yesus Kristus-lah satu-satunya jalan keselamatan. Ia juga mengetahui bahwa Yesus telah memberikan nyawa-Nya untuk berkorban bagi keselamatan orang lain, sehingga ia pun rela berkorban bagi saudara-saudaranya orang Israel. Hal yang sama juga pernah disampaikan oleh Nabi Musa ketika orang Israel membuat anak lembu tuangan melawan Allah: "kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis" (Kel 32:32).

 

Rasul Paulus mengungkapkan pada pasal sebelumnya bahwa tidak ada yang dapat memisahkan anak-anak-Nya dari kasih Allah. Pertanyaan di dalam hati Paulus adalah: umat Israel adalah umat yang mendapat tempat khusus di hati Allah dan dipilih sejak awal untuk menjadi anak sulung dan anak kesayangan-Nya, namun ketika Yesus Kristus Anak Allah datang, yang juga keturunan Israel melalui kedagingan Yusuf dan Maria (band. Mat 1), mengapa mereka harus menolaknya dan bahkan membunuhnya? Bukankah ini menjadi suatu pertanyaan dan dapat menimbulkan keraguan akan kasih Allah yang selalu setia? Bahkan dalam ayat berikutnya ia pun bertanya: Apakah Allah tidak adil (ayat 14)? Yang kemudian dijawabnya: Mustahil! Firman Allah tidak mungkin gagal (ayat 6a). Hatinya dihiburkan bahwa bagaimana pun, tidak semua orang Israel menolaknya, bahkan ada yang menjadi murid-murid setia-Nya. Dalam hal ini ia mulai memahami bagaimana pilihan atas umat Israel sebagai bangsa sedikit berbeda dengan pilihan sebagai individu-individu. Kepedulian ini yang membuat Paulus mengabdikan hidupnya dalam pekabaran Injil ke seluruh dunia, meski ia tahu bahwa tugasnya lebih kepada orang-orang bukan Israel, namun untuk tetap bisa memanggil bangsa Yahudi berdasarkan kecemburuan (Rm 11:13-14).

 

Pertanyaannya: sejauh mana kita peduli dengan keselamatan orang lain? Sejauh mana kita terbeban ketika kita tahu masih banyak yang belum mengenal kasih Kristus? Sejauh mana kita peduli akan keselamatan saudara-saudara kita dalam satu lingkungan, satu daerah, satu suku, satu bangsa, sampai mereka mengenal Kristus dan menerimanya sebagai Juruselamat hidup mereka. Sejauh mana kita juga bersedia berkorban dari sisi waktu, tenaga, pikiran, energi, kesenangan, pundi-pundi, bahkan keamanan diri demi untuk keselamatan saudara-saudara kita tersebut? Apakah kita ikut dalam atau mendukung penyebaran berita Injil dan keselamatan bagi mereka? Kita tahu banyak warga yang harus meninggalkan Yesus demi untuk bisa sekolah seperti mereka yang dari Mentawai, atau demi untuk bisa bekerja seperti yang dialami penduduk NTT agar bisa kerja di Malaysia. Pemilihan presiden Indonesia baru saja selesai dan kita melihat hasilnya yang cukup menggembirakan, namun kita prihatin bahwa isu-isu agama di beberapa wilayah masih “efektip” menjatuhkan seseorang dalam pemilihan tersebut. Adalah menjadi tanggungjawab gereja-gereja untuk dapat membuat pembaharuan di wilayah tersebut sehingga masyarakat semakin dewasa dan bersikap lebih inkusif.

 

Ketiga: Bangsa Israel mendapat keistimewaan (ayat 4)

9:4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.

- sejarah Israel

- keistimewaan Israel

- masa depan Israel

 

Allah menciptakan dunia ini dengan isinya serta alam semesta adalah dengan maksud baik dan memberikan kepercayaan dengan mandat budaya (Kej 1:28, 31). Manusia ditempatkan di Firdaus meski akhirnya jatuh ke dalam dosa dan kejahatan manusia semakin besar (Kej 2; 3; 6). Allah kemudian menghukum dunia dan menyisakan keluarga Nuh dan sebuah kehidupan baru, dan Allah membuat perjanjian dengan Nuh (Kej 7; 9). Penyebaran dan perkebangan manusia akhirnya membuat kecongkakan dan ingin menyamai Allah dengan membuat menara Babel dan adanya hukuman tidak satu bahasa (Kej 10-11), sampai akhirnya Allah memanggil Abraham (Kej 13). Dari garis keturunan Abraham lahirlah Isak dan Ismael dan dari Isak kemudian lahir Esau dan Yakub. Dari pemilihan Abraham hingga kemudian Allah memilih Isak (dibanding Ismael) dan memilih Yakub (dibanding Esau) sebagai anak kesayangan-Nya, jelas bahwa pemilihan adalah konsep yang sudah ada sejak awal, bahkan jauh sebelumnya sudah terjadi saat Allah lebih menerima persembahan Habel dibanding Kain. Nama Yakub kemudian berganti menjadi Israel setelah melalui pergumulan dengan Allah dan keturunan Yakub yang kemudian dinyatakan sebagai bani Israel (Kej…). Pola hidup keagamaan bani Israel ini sebagian besar adalah menurut hukum Yahudi, sehingga istilah Yahudi lebih tepat dikatakan sebagai agama atau suku bangsa, meski awalnya Yahudi sendiri berasal dari nama bani Yehuda anak Yakub. Namun kemudian istilah Yehuda atau Yahudi menjadi umum bagi seluruh keturunan Yakub, meski kita ketahui keturunan Yakub ada juga yang beragama Kristen, Islam dan lainnya sesuai dengan berpencarnya umat Israel saat pembuangan dan diaspora pasca keruntuhan penyerbuan Nero. Israel sebagai nama Negara sendiri baru ada setelah zaman modern saat dideklarasikan pada tahun 1848 setelah kerinduan umat diaspora untuk kembali ke tanah asal mereka di “Kanaan”. Memang dalam pemakaian sehari-hari kadang kala beberapa istilah ini bercampur meski kita tahu intinya adalah berbeda, sebab saat ini yang beragama Yahudi juga sudah ada yang tidak memiliki keturunan darah Yakub, melainkan hanya mengikut hokum-hukum Yahudi.

 

Memang menjadi misteri dan sangat susah dipahami mengapa Allah memilih keturunan Yakub menjadi bangsa atau umat pilihan. Kalau melihat Kel 19:6, maka Allah memilih Israel adalah untuk menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi-Nya, meski dengan syarat pada ayat 5 yakni mereka harus sungguh-sungguh mendengarkan firman-Nya dan berpegang pada perjanjian yang telah dilakukan dengan Abraham, Isak dan Yakub. Dengan demikian rencana Allah bagi bangsa Israel tetap berdasarkan kasih-Nya kepada umat manusia dengan menjadikan bangsa itu sebagai imam (Yes 61; Mzm 98:3), dalam arti sebagai pemimpin, teladan dan panutan bagi bangsa-bangsa lain dengan melayan bangsa-bangsa lain dengan tetap menjaga kekudusan mereka (Ul 7:6).

 

• orang Israel: Rom 9:6 • menjadi anak: Kel 4:22; 6:6; Ul 7:6

• menerima kemuliaan: Ibr 9:5 • dan perjanjian-perjanjian: Kej 17:2; Ul 4:13; Kis 3:25; Ef 2:12

• hukum Taurat: Mazm 147:19 • dan ibadah: Ibr 9:1

• dan janji-janji: Kis 13:32;; Gal 3:16;

 

Orang Israel memandang pemilihan Allah atas mereka di dalam perjanjian lama sebagai pengangkatan sebagai anak-anak-Nya. Mereka juga tidak layak atau tidak memiliki hak, namun Allah kemudian mengadopsi dan memberikan mereka status sebagai anak-anak Allah.

Ayat: "Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel" (Rm 9:6)

Orang Israel dalam ayat ini adalah keturunan Yakub yang menjadi umat pilihan Allah.

 

-----------------------------------

 

Kalau sebuah bangsa dipilih, itu tidak berarti bahwa setiap individu dari bangsa itu akan juga dipilih dan dibenarkan. Kalau sebuah bangsa dipilih maka akan tiba suatu hari di mana seluruh angkatan itu, yaitu setiap warga yang hidup dari bangsa itu, akan dibenarkan oleh iman. Setiap mereka yang masih hidup pada hari itu akan percaya, karena pembenaran harus melalui iman. Kita yang diangkat sebagai anak secara individu harus mengingat bahwa bangsa Israel telah diangkat sebagai anak secara nasional. Tetapi biarpun yang diangkat itu bangsa atau pribadi, pengangkatan itu sama-sama didasari oleh anugerah Allah.

 

 

Banyak dari keturunan Nabi Yakub yang kemudian menjadi Nabi dan Rasul, seperti: Musa, Harun, Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Yunus, Zakaria, Yahya dan Isa..

 

Kemuliaan itu Maksudnja: kehadiran Allah njata ditengah-tengah kaum Israel, seperti waktu Ia memimpin mereka pada pengungsian dari Mesir dan menjatakan diri kepada Moses dalam kemah kudus, lagi seperti Ia dianggap hadir dalam ruangan mahakudus dari kenisah. Lih. Kel 14:19; 40:38 dan 1Ra 8:10.

 

Cranfield569 mencatat bahwa pemakaian kata ini dalam bentuk jamak agak aneh. Kalau seandainya bentuknya tunggal, kita mengerti bahwa perjanjian yang dimaksudkan adalah yang di Sinai di mana Musa mewakili umat Israel (Keluaran 19:5). Tetapi istilah ini jamak, jadi Paulus juga mengemukakan perjanjian Allah dengan Abraham (Kejadian 15, 17, dst.), dengan Raja Daud (II Samuel 23:5), dan Perjanjian Baru (Yeremia 31:31-40). Perjanjian-perjanjian tersebut di adakan dalam bentuk yang sesuai dengan budaya zaman itu,570 sehingga Abraham dan Musa mengerti bahwa Tuhan Allah telah mengikat diriNya dengan perjanjian yang sungguh sah. Tidak pernah ada bangsa lain yang memiliki perjanjian-perjanjian seperti itu.

 

Paulus sekarang mencatat berkat-berkat yang dimiliki oleh bangsanya. Ialah: keturunan sejati Yakub-Israel, Kej 32:29. Dari keistimewaan itu berpancarlah segala keistimewaan lain: pengangkatan menjadi anak Allah, Kel 4:22; bdk Ula 7:6, kemuliaan Allah, Kel 24:16, yang diam di tengah-tengah umat, Kel 25:8; Ula 4:7 bdk Yoh 1:14+; perjanjian-perjanjian yang diikat Allah dengan Abraham, Kej 15:1,17; 17:1, dengan Yakub-Israel, Kej 32:29, dan dengan Musa, Kel 24:7-8; ibadat yang dengan ini orang-orang Israel memuja Allah yang Esa dan sejati; hukum Taurat yang menyatakan kehendak Allah; janji-janji mengenai Mesias serta zamannya, 2Sa 7:1, dan keistimewaan bahwa Kristus menjadi manusia sebangsa mereka.

 

Dalam Kel 4:22 seluruh kaum Israel disebut "putera sulung". Tetapi ungkapan "putera" itu kiasan sadja, bukan bermakna "mempunjai bagian dalam "hidup Ilahi" seperti dalam Perdjandjian Baru.

 

Negara Israel, adalah negara yang dibentuk di Tanah Palestina berdasarkan Deklarasi Balfour dengan bantuan Inggris.

Karena bagaimanapun, hanya orang Yahudi yang menjadi warga "Negara Israel" sedangkan keturunan Nabi Yakub, tidak semua-nya menganut Yahudi.


Universalisme Bangsa Yahudi juga dapat dilihat pada kehadiran tokoh-tokoh sbb:

  1. Rut – perempuan asing (Moab) yang percaya kepada Allah dan dijadikan leluhur Raja Daud.
  2. Yunus – menentang partikularisme, pembatasan keselamatan hanya kepada diri sendiri, tetapi ternyata juga untuk bangsa lain yakni Niniwe.

 

Kesimpulan: Peran Israel sebagai pemimpin bangsa=bangsa bersifat positip dalam oikoumene yakni sebagai pemimpin dan teladan untuk terciptanya oikoumene yakni masyarakat yang harmonis (Yes 52: 10; Mzm 98: 2-3)

 

Adalah suatu misteri Allah, mengapa Allah memilih bangsa Israel, bukan bangsa lain, sebagai bangsa pilihan-Nya, saat Ia menentukan Abraham sebagai bapa bangsa pilihan-Nya itu, “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? – tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan…” (Ul 7:7-9).

 

Tuhan menjanjikan Penyelamat yang akan lahir sebagai keturunan sang perempuan (lih. Kej 3:15). Maka memang Tuhan perlu memilih suatu bangsa yang melaluinya Sang Penyelamat/ Mesias itu akan lahir. Tuhan kemudian memilih Abraham sebagai bapa bangsa, yang dari keturunan-Nya Tuhan akan membangkitkan Sang Mesias yang akan menjadi berkat bagi segala bangsa di bumi (lih. Kej 12:1-3).

 

Hal ini memang sesuai dengan cara kerja Allah, yang memang selalu memilih yang lemah, sebab di dalam kelemahan-lah kuasa Allah menjadi sempurna (2 Kor 12:9). Itulah sebabnya pula, dalam penjelmaan-Nya, Kristus memilih untuk lahir sebagai Anak tukang kayu yang miskin (lih. Mat 13:55), bahkan yang sempat menjadi pengungsi di Mesir (lih. Mat 2:14).

 

Pada akhir pasal 8 Oleh karena masalah ini, maka Paulus harus menjelaskan tiga hal:556 1. Tuhan Allah yang memberi janji-janji tersebut juga telah menentukan bahwa janji Allah dikhususkan kepada orang yang beriman (9:6-29). 2. Bangsa Israel bertanggung jawab atas penolakannya, karena Israel mau membenarkan dirinya, dan tidak mau dibenarkan karena iman (9:30-10:21). 3. Walaupun zaman ini bangsa Israel ditolak sebagai bangsa, tetapi akan tiba suatu hari di mana seluruh bangsa Israel akan diselamatkan (11:1-36).

 

...hukum Taurat...

 

Melalui hukum Taurat Israel, dan hanya Israel, diberikan pengarahan secara terperinci, supaya mereka dapat hidup berkenan kepada Tuhan Allah. Orang yang berkata bahwa kegagalan mereka meniadakan janji Allah dengan Abraham, sehingga Israel bukan lagi umat pilihan Allah, memiliki suatu konsep pemilihan Allah yang keliru. Konsep pemilihan mereka berdasarkan perbuatan manusia, ketaatan manusia, dan bukan anugerah Allah.

...ibadah...

 

Ibadah yang dimaksudkan di sini adalah terutama ibadah dalam Bait Suci, yang diatur dalam hukum Taurat. Menurut Cranfield,571 mungkin ibadah rumah tangga dan ibadah di rumah ibadah Yahudi dimaksudkan juga di sini.

...dan janji-janji.

 

Selain "perjanjian-perjanjian" yang diberikan kepada Israel, yaitu janji yang diadakan dalam bentuk yang sesuai dengan kebiasaan budaya zaman itu, ada juga banyak janji yang diberikan kepada umat Israel dalam bentuk nubuatan. Kitab Nabi-Nabi penuh dengan contoh janji-janji Allah bagi umat Israel (misalnya Yesaya 2:1-5; 4:1-6; 7:1-25; 9:1-7, dst.). Seringkali janji-janji itu merupakan perkembangan dan penjelasan dari apa yang sudah dijanjikan melalui sebuah perjanjian yang formal. Melalui perjanjian dan janji, Tuhan Allah telah berjanji bahwa Dia akan melimpahkan kekayaan kepada umat Israel.

 

...dan dari mereka turunlah Mesias (dari segi dagingNya)...

 

Raja atas segala raja, dilahirkan sebagai seorang bayi Yahudi. Tuhan Yesus Kristus, dari segi dagingNya, dilahirkan sebagai orang Yahudi, dan sampai sekarang ini Dia adalah masih orang Yahudi.

yaitu umat yang Allah jadikan milik-Nya sendiri (bdg. Yes. 43:20, 21).

Mereka juga memiliki hukum Taurat dan ibadah atau penyembahan kepada Allah - berbagai upacara di Tabernakel dan di Bait Allah.

Mereka juga memiliki hukum Taurat dan ibadah atau penyembahan kepada Allah - berbagai upacara di Tabernakel dan di Bait Allah. Mereka memiliki janji-janji Allah. khususnya janji Mesianis.

 

Keempat: Allah yang harus dipuja selama-lamanya (ayat 5)

9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

- Yesus dengan leluhur Israel

- Yesus sebagai Allah

- Allah yang dipuji selama-lamanya

 

-----------------------------------

 

Keistimewaan bangsa Israel yang dinyatakan dalam pasal 9:4-5 dapat menimbulkan empat kesan bagi kita. Satu, bahwa jemaat Kristen berhutang budi kepada mereka. Dua, bahwa ketidak percayaan mereka zaman ini sangat menyedihkan. Tiga, bahwa status mereka sebagai umat pilihan Allah masih tetap berlangsung. Empat, bahwa keadaan mereka diluar persekutuan dengan Tuhan Allah sangat sulit dipahami.

 

Kita dipilih dan dibenarkan, bukan oleh karena sesuatu yang baik dalam hati kita. Demikian juga Israel dipilih, dan akan dibenarkan, bukan oleh karena sesuatu yang baik dalam mereka, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan Allah.

 

Mereka adalah bangsa Israel...Menurut Cranfield, pemakaian kata adalah dalam Present Tense di sini menegaskan bahwa semua yang dikatakan dalam dua ayat ini masih berlaku. Mereka masih tetap umat pilihan Allah.

 

• bapa-bapa leluhur: Rom 11:28

• menurunkan Mesias: Mat 1:1-16; Rom 1:3

• segala sesuatu: Yoh 1:1; Kol 2:9

• harus dipuji: Rom 1:25; 2Kor 11:31

 

Ia tahu bahwa kedudukan Israel begitu istimewa. Mereka umat pilihan Allah, menerima kemuliaan, perjanjian-perjanjian, dan Taurat. Mereka adalah keturunan para bapa leluhur yang kemudian menurunkan Mesias (9:4-5a). Sayang, segala keistimewaan itu tak membuat Israel percaya dan menyambut Mesias. Sebab itu, mereka harus menanggung hukuman.

 

Mengapa demikian? Bukankah mereka juga percaya kepada Allah, meskipun tidak percaya Yesus sebagai Mesias? Yesus adalah penyataan yang lengkap tentang Allah. Kita tidak dapat sepenuhnya mengenal Allah, bila dipisahkan dari Yesus. Juga Allah telah menunjuk Yesus untuk memperdamaikan manusia dengan Allah. Maka tidak ada jalan lain bagi manusia untuk datang kepada Allah, kecuali melalui Yesus. Seperti orang lain, orang Yahudi juga hanya dapat menemukan keselamatan melalui Yesus. Bila mereka menolak Kristus maka mereka hanya akan menemui kebinasaan.

 

Tidak adilkah Allah? Tidak, sebab Ia mengeraskan hati mereka yang memang sudah lebih dulu mengeraskan hati. Dari segi hak, semua manusia hanya berhak untuk menerima hukuman sebab semua telah berdosa. Jadi pemilihan adalah hak dan anugerah Allah yang patut disyukuri dengan takut dan gentar.

 

Penutup

 

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

(Dipersiapkan oleh Pdt. Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min, Wakil Sekretaris Umum Badan Pengurus Sinode GKSI dari berbagai sumber dan renungan pribadi. Catatan untuk hamba Tuhan yang menyampaikan firman, menjadi lebih baik jika pada setiap penyampaian bagian khotbah diusahakan ada contoh atau ilustrasi nyata dari kehidupan sehari-hari, dan juga diselingi humor yang relevan. Ilustrasi dapat diambil dari pengalaman pribadi, orang lain, sejarah tokoh, peristiwa hangat saat ini atau lainnya, sementara contoh untuk humor dapat diakses melalui internet dengan mengetik kata kunci dan tambahkan kata humor atau joke).

 

 

Khotbah Minggu 27 Juli 2014

Khotbah Minggu 27 Juli 2014

 

Minggu VII Setelah Pentakosta

 

TAK TERPISAHKAN KITA DARI KASIH ALLAH

(Rm 8: 26-39)

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Kej 29:15-28; atau 1Raj 3:5-12; Mzm 105:1-11, 45b; atau Mzm 119:129-136 atau Mzm 128; Mat 13:31-33, 44-52

(berdasarkan http://lectionary.library.vanderbilt.edu/index.php)

Daftar selengkapnya khotbah untuk tahun 2014 dan tahun berikutnya dapat dilihat di website ini -> Pembinaan -> Teologi

 

Khotbah ini dipersiapkan sebagai bahan bagi hamba Tuhan GKSI di seluruh nusantara. Sebagian ayat-ayat dalam bacaan leksionari minggu ini dapat dipakai sebagai nas pembimbing, berita anugerah, atau petunjuk hidup baru.

 

Nas Rm 8: 26-39 selengkapnya: Keyakinan Iman

 

8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? 8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

-------------------------

 

Pendahuluan

Sebagai orang percaya Allah ingin bersekutu dengan kita; kita juga ingin semakin dekat dengan Allah. Alkitab memerintahkan kita untuk berdoa sebab melalui doa kita memelihara hubungan dengan Allah. Namun kadang doa kita tidak terekspresikan. Namun meski doa kita tidak terucapkan Allah tetap bekerja dalam segala sesuatu di hidup kita. Betul kadang kita jatuh dalam perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah, sehingga kita takut akan dakwaan yang datang. Kita berpikir bahwa sebagai orang yang salah, kita wajar mendapatkan penghukuman kelak dalam pengadilan Allah. Namun melalui nas minggu ini, kita diyakinkan bahwa kasih Allah begitu besar dan bagaimana itu bekerja diberikan melalui pengajaran sebagai berikut.

 

Pertama: Roh yang berdoa untuk kita (ayat 26-27)

Doa adalah kesempatan manusia untuk menjangkau Allah, sebagai sikap berbakti roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Hidup bagaimanapun juga adalah sebuah rahmat dan karunia, maka untuk itu kita layak mengucap syukur. Dalam perjalanan hidup juga selalu ada berkat dan sukacita yang kita dapatkan, dan untuk itu seringkali kita berdoa mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas pemberian-Nya itu. Memang dalam kenyataannya, hidup tidak selalu seperti yang kita inginkan. Kadang datang situasi yang membuat kita bergumul, bersedih, dan merasa sakit dan susah.  Keadaan yang menekan ini dapat terjadi pada diri kita dalam lingkup pribadi dan keluarga (penyakit, ekonomi, hubungan keluarga, dsb), atau gereja dan persekutuan lainnya, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai orang percaya, kita percaya Allah tidak akan membiarkan kita sendirian dengan kekuatan yang terbatas untuk menghadapi persoalan hidup yang kadang komplek. Ketika kita tidak memahami persoalan yang ada, kita ingin memanjatkan doa, namun kadang kita tidak memahami situasi atau tidak tahu bagaimana meminta penyelesaian sebab masalahnya sendiri masih kabur atau tidak terjangkau. Kita hanya ingin berdoa sebab tidak tahu apa yang akan terjadi dan juga karena kita tidak tahu apa yang terbaik kita lakukan. Kadang kita juga kebingungan, apakah kita mau meminta kekuatan dalam menghadapinya atau meminta Tuhan melepaskan kita dari masalah itu, akibatnya yang timbul hanya nafas panjang atau sesunggukan.

 

Melalui firman minggu ini kita dikuatkan bahwa tidak perlu risau dan galau, sebab Roh Kudus akan menolong kita dalam menjelaskan kepada Allah Bapa sepanjang kita tetap dalam suasana doa.  Kita tidak perlu kuatir dan takut sebab keluh-kesah kita yang tanpa ucapan akan diterjemahkan Roh Kudus kepada Allah sebagai doa kita. Sebab itu selalulah datang kepada Allah menyampaikan apa yang menjadi pergumulan hidup kita, pengharapan, dan permohonan kita, meski dengan kata-kata yang terbatas. Roh Kudus berdoa bagi kita sebagaimana Yesus juga selalu berdoa bagi kita anak-anak-Nya dan Allah akan menjawab (Rm 8:34; 1Yoh 2:1; Ibr 7:2). Mintalah Roh Kudus untuk menyampaikan permasalahan kita dan memohon pertolongan dan jawaban agar sesuai dengan jalan dan kehendak-Nya dan bukan kehendak kita. Ketika kita membawa permasalahan tersebut - meski dengan kata-kata yang terbatas, maka percayalah Allah akan melakukan yang terbaik bagi kita untuk memberi pertolongan. Dalam iman kita terus bertekun dalam doa dan beribadah kepada Tuhan, agar keadaan yang menekan bisa dapat kita lewati dengan kemenangan. Prinsip kita sebagai anak-anakNya ada tiga hal yakni: (1) keadaan yang menekan itu tidak lebih besar dari kemampuan kita (1Kor 10: 13); (2) segala perkara (apapun) dapat kita tanggung di dalam Dia (Fil 4: 13); serta doa dan Ibadah memiliki kuasa (2 Tim 3; Yak 5: 15-16).

 

Sikap iman yang menyerahkan sepenuhnya dalam kendali Allah tidak harus dengan kata-kata, bahkan sikap berdiam diri dalam ketenangan dan memusatkan pikiran pada Allah adalah sikap berdoa; yang penting bukan menyerah, mengeluh atau malah menggerutu. Sikap diam dan tenang dalam suasana doa tetap ekspresi penyembahan dan hal itu tidak menyalahi iman kita, dan tidak perlu kuatir dituduh seolah-olah semacam semedi menurut agama lain. Sepanjang dalam pikiran kita bahwa hidup kita ini dipimpin oleh Roh Kudus dan kita telah diselamatkan oleh iman melalui Yesus Kristus, maka sikap diam tenang dengan hati yang terarah kepada-Nya adalah sikap yang dibenarkan. Dalam proses doa ini Allah juga menyelidiki hati nurani dan keseriusan setiap orang yang berdoa (Why 2:23). Dalam hal ini diperlukan fokus hati dan fikiran yang tertuju pada Yesus sebagai Imam Agung kita. Salah satu alasan gereja memberikan persetujuan gambar Tuhan Yesus dan lambang salib dalam kehidupan kekristenan adalah dengan maksud tujuan itu, agar hati kita lebih mudah fokus terhadap jalan yang diberikan melalui Yesus. Kita tahu bahwa gambar Tuhan Yesus yang kita kenal selama ini pada dasarnya adalah imajinasi seorang pelukis, dan bukan berdasarkan "snapshot" atau lukisan/pahatan wajah Yesus pada saat itu. Yang penting dalam iman ada keyakinan yakni: Jaminan Roh Kudus akan menolong kita berdoa (Rm 8: 26); Akan dikabulkan sepanjang dalam nama Yesus (Yoh 14: 13-14; 16: 23); Meminta sesuai dengan rencana dan kehendak Allah; Apa yang diberi lebih banyak dari yang kita doakan (Ef. 3: 20-21); Alkitab juga mengajarkan, berpuasa akan menambah ”keseriusan” doa kita dalam meminta (Mat 17: 21). Di samping kita berdoa bagi diri sendiri, kita juga diminta melalui syafaat berdoa bagi orang percaya lainnya sebagaimana dinyatakan dalam nas minggu ini orang Roma berdoa bagi orang-orang kudus yakni mereka yang ada di Yerusalem saat itu (band. Ef 6:18).

 

Kedua: Allah bekerja dalam segala sesuatu (ayat 28-30)

Melalui nas minggu ini juga kita masuk dalam pemahaman teologis tentang konsep “dipilih” atau yang lazim dikenal dengan predestinasi (pre=sebelum dan destiny=takdir, atau ditentukan/ditetapkan sebelumnya). Ada yang menafsirkan Alkitab bahwa sebelum dunia diciptakan, telah ada dan disiapkan orang-orang yang akan dipilih untuk menerima kasih anugerah keselamatan. Pandangan predestinasi ini mengacu kepada ayat dalam Ef 1:11 yang mengatakan, "--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya." Dengan demikian, rencana Allah bagi orang pilihan-Nya bukanlah hasil renungan atau dipikirkan sesaat sebelumnya; melainkan sudah ditetapkan sebelum dasar-dasar dunia dan manusia diciptakan. Namun pandangan predestinasi yang dianggap mutlak ini bukan merupakan kebenaran mutlak, sebab ada pandangan predestinasi lainnya yakni Allah cukup mengetahui sebelumnya (foreknew) yakni mereka-mereka yang menerima-Nya dan bagi mereka ini diberikan tanda dan terpilih. Bagi kita intinya yang jelas, manusia diciptakan dan/atau dipilih adalah untuk melayani dan memuliakan Allah; itu pokoknya. Jika kita percaya dalam Kristus, kita bersukacita dengan kenyataan bahwa Allah telah mengenal kita secara pribadi dan menjadikan kita anak-anak pilihan-Nya.

 

Kasih Allah adalah kekal abadi. Hikmat dan kuasa-Nya adalah yang tertinggi. Ia akan membimbing dan melindungi kita hingga suatu saat nanti mampu berdiri di hadirat-Nya pada masa penghakiman. Bagi kita yang mengasihi Allah dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, maka Allah bekerja dalam segala sesuatu dalam nas ini berarti Allah hadir dalam setiap aktifitas kehidupan kita; Dia tidak hadir hanya sesaat-sesaat atau saat khusus saja. Kitab Roma memberikan gambaran beberapa proses yang dilakukan Allah terhadap mereka yang dipilih menjadi orang percaya. Kalau melihat urutan sesuai dengan rangkaian proses, maka urutannya sebagai berikut.

 

  1. Pemilihan (Rm 9:10-13): Allah memilih seseorang atau sebuah suku bangsa untuk maksud tujuan tertentu;
  2. Pembenaran/Justifikasi (Rm 4:25; 5:18): Allah menyatakan seseorang atau bagian dari suku bangsa yang dipilih itu "Tidak Bersalah", dan menyatakan kita "Benar" di dalam Dia;
  3. Pendamaian (Rm 3:25): Peniadaan hukuman dari Allah atas dosa yang dilakukan melalui korban yang sempurna yakni Tuhan Yesus;
  4. Penebusan (Rm 3:24; 8:23): Yesus Kristus telah membayar lunas tebusan kita atas dosa sehingga kita menjadi bebas,
  5. Pengudusan (Rm 5:2; 15:16): Kita diperbaharui terus menerus menjadi serupa dengan  Yesus dengan pertolongan Roh Kudus;
  6. Pemuliaan (Rm 8:18-19, 30): Keadaan akhir orang percaya setelah kematian tubuh dan dibangkitkan menjadi serupa dengan Yesus (1Yoh 3:2).

 

Tetapi pilihan dan proses ini tidak terjadi bagi semua orang, melainkan hanya terwujud bagi mereka yang mengasihi Allah dan dipanggil sesuai dengan rencana-Nya. Mereka yang "dipanggil" adalah mereka yang merespon Roh Kudus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya.

 

Kita perlu sadari juga bahwa meski Allah hadir di dalam kehidupan kita, itu bukan berarti bahwa jalan hidup kita akan penuh dengan hal-hal yang menyenangkan saja. Iblis itu sangat “popular” di dunia yang sudah penuh dosa ini, menjerat manusia; akan tetapi Allah sanggup untuk mengatasi dan memulihkan segala situasi untuk kebaikan kita jangka panjang. Allah tidak hadir dalam hidup kita untuk membuat kita bersenang-senang, melainkan Allah hadir untuk memastikan apa yang kita lakukan sesuai dengan maksud dan rencana-Nya dalam hidup kita. Perlu juga kita sadari akan adanya kehendak bebas yang dapat menolak peranan Roh Kudus dalam hidupnya, meski kita perlu ingat sebagaimana dikatakan Martin Luther bahwa kehendak bebas itu tidak ada sebab Allah memiliki kuasa hak prerogatif untuk memanggil dan menetapkan jalan hidup seseorang. Mereka yang dipanggil jelas akan menerima perspektif baru, sebuah pola pikir yang baru dalam hidupnya. Mereka percaya sepenuhnya pada Allah, bukan pada dunia ini, ilmu pengetahuan atau harta benda; mereka akan mencari dan mengutamakan jaminan harga sorgawi; mereka belajar untuk menerima rasa sakit dan penderitaan, bukan merespon dengan marah atau kecewa, sebab Allah ada bersama mereka. Semua proses dalam rencana Allah memiliki tujuan akhir dalam hidup kita yakni menjadi serupa dengan Kristus (1Yoh 3:2). Sepanjang kita terus dalam pembaharuan menjadi serupa dengan Dia, kita akan menemukan hakekat diri sendiri, mengenal diri pribadi yang diciptakan Allah dengan tujuan khusus. Untuk bisa menjadi serupa dengan Dia, maka kita perlu rajin membaca dan mengindahkan firman Tuhan, mempelajari hidup Tuhan Yesus di dunia ini melalui kitab-kitab Injil, meneladani, dipenuhi oleh Roh Kudus, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Ketiga: Siapa yang mampu menggugat kita? (ayat 31-34)

Bagian ketiga dan keempat nas ini mencoba menguak kebenaran posisi kita dengan lima pertanyaan dari Rasul Paulus, yakni:

  1. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
  2. Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
  3. Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?
  4. Siapakah yang akan menghukum mereka?
  5. Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?

 

Apabila kita telah ada di dalam Kristus dan seluruh hidup telah kita serahkan kepada-Nya, dan dalam setiap pergumulan hidup kita ditolong oleh Roh Kudus untuk menyampaikan pengharapan dan langkah yang kita perlukan, maka pertanyaannya: apakah kita masih perlu takut dalam menghadapi hidup sehari-hari dan bahkan hidup setelah kematian dalam pengadilan Allah nanti? Allah jelas telah membebaskan dan menghapus dosa dan kesalahan kita, maka tidak seorang pun akan dapat mempersalahkan kita. Segala kekuatan dunia ini tidak akan mampu melawan kita ketika kita berdiri bersama dengan Kristus.

 

Kitab Roma memang merupakan penjelasan teologis tentang kasih karunia Allah yang sangat indah untuk meneguhkan dan meyakinkan bagi kita. Kita tidak boleh berpikir bahwa sebetulnya karena kita telah begitu berdosa maka kita tidak layak akan diselamatkan. Kita juga jangan berpikir bahwa keselamatan itu hanya bagi orang lain yang tertentu saja dan bukan bagi kita dan semua orang. Nas minggu ini diberikan bagi kita untuk meneguhkan bahwa pikiran seperti itu salah! Jika Allah telah menyerahkan Anak-Nya bagi kita, menebus dan membebaskan kita, maka Ia tidak akan menahan kasih anugerah-Nya bagi kita. Jika Kristus telah memberikan nyawa-Nya bagi kita, Ia pasti tidak akan berbalik dan kemudian menghukum kita. Ia tidak akan menahan atau "berpelit" terhadap apa yang kita butuhkan untuk dapat hidup dengan Dia dan membesarkan nama-Nya. Allah terus bekerja dalam setiap orang yang mengasihi-Nya untuk membuat kita jauh dari penghukuman. Kalau kita perhatikan, nas minggu ini jelas merupakan kalimat penting dalam Pengakuan Iman Rasuli kita yang menyatakan: "Ia disalibkan, mati dan dikuburkan; bangkit pada hari yang ketiga, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa."

 

Pengakuan iman kita itu mengatakan bahwa "Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati." Jadi, jika Kristus yang kita imani mati untuk menebus kita, dan kelak Ia menjadi hakim, apakah masih ada yang menuntut kita? Dengan Dia yang di dunia ini sebagai Penolong kita melalui Roh Kusus, apakah juga akan ada yang menghukum kita? Tak lain tak bukan, seperti dikatakan Rasul Paulus, bahwa Yesus adalah Pembela kita. Ia menjadi  Penengah (intercede) kita di sorga nanti. Bisa saja ada setan yang akan mendakwa kita, tapi setan tidak memiliki kekuasaan untuk menghukum kita. Bahkan ketika Iblis mendakwa, maka Yesus yang diberi kuasa dengan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, akan bertindak sebagai Pembela dan pertahanan kita, menjelaskan status dan posisi kita. Bisa saja ada yang mendakwa kita karena perbuatan kita yang berdosa di dunia ini, akan tetapi Yesus akan membela bahwa kita sudah menyesal dan bertobat, dan dosa kita telah ditebus. Mereka yang masih merasa "dirugikan" di dunia, ketika melihat kita ada di sorga, tentu juga akan bersukacita, sebab kita sama-sama telah ditebus dan dimerdekakan dari dosa-dosa masa lampau. Sungguh, Yesus, Anak Allah itu, yang telah mati, bahkan lebih lagi yang telah bangkit, yang duduk di sebelah kanan Allah siap menjadi Pembela kita.

 

Keempat: Tidak ada yang dapat memisahkan kita (ayat 35-39)

Bagian terakhir nas ini berisi salah satu hal janji yang menguatkan di dalam Alkitab. Orang percaya harus siap menghadapi segala kesusahan dan penderitaan: keterasingan, penjara, penyiksaan, rasa sakit dan bahkan kematian. Ini bukan membuat kita menjadi pesimis dan takut bahwa Allah meninggalkan kita dalam penderitaan itu. Pesan dalam nas ini disampaikan oleh Rasul Paulus kepada gereja yang akan menghadapi penyiksaan dan penderitaan yakni sebelum Panglima Nero menghancurkan kota Roma. Ternyata apa yang menjadi hipotetis dan nubuatannya menjadi kenyataan beberapa tahun kemudian saat Nero menghancurkan kota itu. Penderitaan orang Roma pada saat itu digambarkan dalam ayat 36 mengutip kitab Mazmur “sebagai domba-domba sembelihan” (Mzm 44:23). Maka pesan nas ini meneguhkan kembali akan kasih Allah yang besar bagi umat-Nya. Manusia tetap diingatkan. Bahaya bisa mengancam, pedang bisa terhunus menjadi penganiayaan, penderitaan bisa datang, namun semua itu harus kita lihat sebagai proses yang menghasilkan kebaikan yakni kita menjadi semakin dekat dengan Dia dan semakin serupa dengan gambaran Anak-Nya.

 

Ini yang kita pahami. Penderitaan tidak membuat kita jauh dari Allah, melainkan menjadikan kita lebih dikasihinya dan membuat kasih-Nya bekerja di dalam kita untuk memulihkan segala sesuatu. Rasul Paulus meneguhkan bahwa kita tidak mungkin dipisahkan dari Kristus. Ia telah mati bagi kita dengan kasih yang tidak terkalahkan. Tidak ada satupun yang menghentikan kehadiran Kristus di dalam diri kita. Allah telah menyatakan betapa besar kasih-Nya sehingga kita merasa aman penuh bersama Dia. Jika kita percaya akan jaminan yang luar biasa ini, maka kita tidak perlu merasa takut. Kuasa jahat adalah sesuatu yang tidak terlihat di dunia ini, kuasa seperti yang benar dimiliki Setan dan malaikat pengikutnya (Ef 6:12). Namun di dalam Kristus kita lebih dari pemenang dan kasih-Nya akan melindungi kita dari setiap kuasa jahat yang ada. Seseorang akan lebih bisa menghargai nilai sebuah kemenangan apabila ia merasakan pergumulan yang telah dialaminya menuju kemenangan itu. Kita, sekalipun harus menderita, semua itu adalah tuntunan menuju kemangan atas dosa dan kematian. Mereka yang berhasil melewati segala pergumulan dan penderitaan dengan tetap tegak dan setia di dalam Kristus, akan memperoleh kemuliaan sehingga dikatakan dalam lagu yang pouler “kita lebih dari pada pemenang.”

 

Tidak masalah apa yang terjadi pada kita, baik penderitaan atau maut sekalipun, tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah. Penderitaan jalan untuk kemenangan yang berharga dan maut jalan untuk menuju pemuliaan. "Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan" (Rm 14:8b). Kuasa jahat atau kuasa apapun termasuk pemerintahan di dunia ini, bahkan malaikat-malaikat sekalipun, tidak akan membuat kita jauh dari Allah.  Tidak masalah kapan dan dimana pun berada, kita tidak akan pernah kehilangan kasih Allah. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dengan-Nya. Inilah keyakinan iman kita yang membuat kita semakin teguh dalam berjalan mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini.

 

Penutup

Melalui nas minggu ini kita diyakinkan bahwa doa itu sangat penting bagi kehidupan orang percaya. Melalui doa kita tetap menyatakan ketergantungan kepada-Nya. Perjalanan dan pergumulan hidup membuat kita perlu memohon pertolongan kekuatan dan petunjuk jalan yang kita tempuh yang sesuai dengan rencana Allah. Doa tidak harus penuh diucapkan. Roh Kudus akan menolong kita berdoa menyampaikan keluh kesah yang kita alami. Kita yakin bahwa sepanjang kita menyeahkan hidup kepada-Nya dan mengasihi-Nya, maka Allah bekerja dalam segala sesuatu di hidup kita. Kita yakin kita adalah orang yang “dipilih dan dipanggil”. Pemilihan dan panggilan selalu terjadi dalam hubungan Bapa dengan anak-anak-Nya. Predestinasi memberitahu kita tentang tujuan dan persiapan bagi yang dipilih-Nya. Dengan status itu maka tidak akan ada yang mampu menggugat kita dan menghukum kita. Kuasa iblis dan kuasa apapun tidak akan melebihi kasih Allah kepada kita, yang telah merelakan Anak-Nya untuk mati bagi kebebasan kita. Tidak akan ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Oleh karena itu, karena kasih-Nya itu, kita perlu bersyukur dan berbuat hal-hal yang menyenangkan hatinya dan khususnya bagi kemuliaan nama-Nya.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

(Dipersiapkan oleh Pdt. Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min, Wakil Sekretaris Umum Badan Pengurus Sinode GKSI dari berbagai sumber dan renungan pribadi. Catatan untuk hamba Tuhan yang menyampaikan firman, menjadi lebih baik jika pada setiap penyampaian bagian khotbah diusahakan ada contoh atau ilustrasi nyata dari kehidupan sehari-hari, dan juga diselingi humor yang relevan. Ilustrasi dapat diambil dari pengalaman pribadi, orang lain, sejarah tokoh, peristiwa hangat saat ini atau lainnya, sementara contoh untuk humor dapat diakses melalui internet dengan mengetik kata kunci dan tambahkan kata humor atau joke).

 

 

 

------------------------------------------

 

Mengenai pemilihan dan predestinasi, kita dapat memakai analogi sebuah kapal yang berlayar menuju ke sorga. Kapal itu (gereja) dipilih oleh Allah untuk menjadi kapal milik-Nya sendiri. Kristus adalah Kapten dan Nakhoda kapal tersebut. Semua orang yang ingin menjadi bagian dari kapal pilihan dan Kaptennya ini dapat melakukannya dengan iman yang hidup kepada Yesus Kristus. Oleh iman itu mereka dapat naik kapal itu. Selama mereka berada di atas kapal, bersama dengan Kaptennya, mereka termasuk orang terpilih. Jikalau mereka memutuskan untuk meninggalkan kapal dan Kapten, mereka tidak lagi menjadi orang terpilih. Pemilihan selalu terjadi dalam hubungan dengan Kapten dan kapal-Nya saja. Predestinasi memberitahu kita mengenai tujuan kapal itu dan apa yang dipersiapkan Allah bagi mereka yang tetap menjadi penumpang. Allah mengundang semua orang untuk naik ke kapal melalui iman kepada Yesus Kristus.

 

 

Tindakan Allah memilih dan memanggil diletakkan bersebelahan di dalam II Tes. 2:13, 14; II Ptr. 1:10. Panggilan itu bisa terfokus pada tujuan abadi (II Tes. 2:14) atau pada kehidupan di bumi yang bebas dan kudus (Gal. 5:13; I Tes. 4:7).

 

Pernahkah Anda merasa tidak mampu berdoa dengan benar? Jangan putus asa dan tak perlu risau. Perasaan demikian mungkin timbul karena kita tidak tahu jelas apakah kita harus memohon kekuatan di dalam menanggung derita atau memohon kelepasan dari derita itu. Dalam situasi demikian, Roh hadir di dalam diri kita. Ia membantu kita dalam kelemahan kita (ayat 26a). Ia berdoa syafaat untuk kita (ayat 26b). Dan Ia berdoa dengan keluhan-keluhan yang tak terkatakan sesuai kehendak Allah sendiri (ayat 27).

Menjadi serupa dengan gambaran Kristus.

 

Renungkan: Penderitaan yang diresponi dengan doa adalah alat Tuhan membuat kita mengalami Allah Bapa (kepada siapa kita berdoa), Putra (melalui-Nya kita berdoa), Roh (Penolong kita berdoa) secara nyata.

 

Full Life: Rm 8:26 - ROH SENDIRI BERDOA UNTUK KITA.

Mengenai kegiatan Roh Kudus dalam menolong orang percaya ketika berdoa ada tiga pengamatan yang penting:

 

1. Anak Tuhan memiliki dua pengantara ilahi. Kristus berdoa bagi orang percaya di dalam sorga (ayat Rom 8:34; 1Yoh 2:1; lihat cat. --> Ibr 7:25) dan Roh Kudus berdoa di dalam orang percaya di bumi (lihat art. DOA SYAFAAT).

2. "Dengan keluhan-keluhan" mungkin sekali menunjuk bahwa Roh berdoa bersamaan dengan keluhan orang percaya. Keluhan ini terjadi di dalam hati orang percaya.

3. Keinginan dan kerinduan rohani orang percaya bersumber pada Roh Kudus, yang diam di dalam hati kita. Roh Kudus sendiri juga mengeluh, mendesah, dan menderita di dalam kita, mendambakan hari akhir penebusan (ayat Rom 8:23-25). Dia memohon kepada Bapa untuk keperluan kita "sesuai dengan kehendak Allah" (ayat Rom 8:27).

 

• tetapi Roh: Rom 8:15,16 • untuk kita: Ef 6:18

 

Hagelberg: Rm 8:26

Dalam bagian ini Paulus menjelaskan bahwa kita dilayani oleh Roh Allah sehingga kita dapat menang atas "tubuh maut ini", tetapi karya Roh Allah digambarkan sebagai sesuatu yang belum lengkap. Kita baru mengalami "buah sulung Roh", dan kita "menantikan pengangkatan sebagai anak."

 

Justru waktu kita menderita, waktu kita lemah, waktu kita merintih, kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa. Kita mau berdoa supaya kita lepas dari kesusahan kita. Kita berdoa supaya pengalaman kita dalam aiwn/aion lama ini ringan, dan tidak berat. Kita berdoa supaya dapat menikmati aiwn/aion lama ini.

 

Dalam ayat ini ada penghiburan bagi kita. Kita menanggung kesusahan yang terlalu berat, kita mau berdoa, tetapi tidak bisa, hanya nafas panjang saja yang menandai keluh-kesah kita, saat itu kita dihibur karena Roh sendiri berdoa untuk kita dengan rintihan-rintihan yang tidak terucapkan. Menurut beberapa penafsir, yang dimaksudkan di sini adalah bahasa lidah, tetapi bukti mereka kurang meyakinkan. Bahasa lidah tidak disebut dalam konteks ini. Tetapi kata dasar yang dipakai di sini untuk rintihan juga dipakai dalam Markus 7:34 pada saat Tuhan Yesus mau menyembuhkan seorang tuli.509 Mungkinkah rintihan Tuhan Yesus, dan juga rintihan Roh Allah yang menolong kita, merupakan suatu komunikasi rohani yang berkaitan erat dengan pelayanan Roh Allah melalui kita?

 

Wycliffe: Rm 8:26 - Demikian juga, // sendiri berdoa untuk kita ... dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan // keluhan-keluhan yang tidak terucapkan

 

26. Demikian juga, Roh Kudus menolong kita di dalam mengatasi kelemahan-kelemahan kita. Kelemahan-kelemahan yang dimaksudkan ialah ketidakmampuan kita untuk memahami situasi dan mendoakan situasi tersebut dengan benar. Kita tahu bahwa inilah kelemahan yang dimaksudkan dari frasa berikutnya. Dikatakan bahwa Roh sendiri berdoa untuk kita ... dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (lih. alaletos, Arndt, hlm. 34). Kadang-kadang kita tidak dapat berdoa karena kata-kata tidak mampu mengungkapkan kebutuhan yang kita rasakan. Tanggapan Roh berupa keluhan-keluhan yang tidak terucapkan menunjukkan betapa Allah melalui Roh-Nya memasuki pengalaman kita.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:27 - hati nurani // Allah, berdoa

• hati nurani: Wahy 2:23; [Lihat FULL. Wahy 2:23]

• Allah, berdoa: Rom 8:34; [Lihat FULL. Rom 8:34]

 

Hagelberg: Rm 8:27

8:27 Dan Ia yang menyelidiki hati orang,510 mengetahui maksud511 Roh itu, karena512 justru sesuai dengan kehendak Allah, Roh berdoa untuk orang-orang kudus.

Dalam kesusahan dan penderitaan aiwn/aion lama kita bingung, tetapi Allah, yang menyelidiki hati orang, mengetahui maksud Roh itu. Dia tidak bingung. Dia mengerti keadaan hati kita dengan sempurna, dan Dia mengerti maksud Roh Allah dengan sempurna, sehingga doa Roh Allah bagi kita yang didoakan dalam bentuk "rintihan-rintihan yang tidak terucapkan" langsung dimengerti oleh Bapa sorgawi. Tetapi bukan hanya bahwa doa-doa tersebut dimengerti saja. Doa-doa Roh Allah bagi kita juga dikabulkan. Oleh karena itu, maka benarlah apa yang dikatakan dalam ayat yang berikut.513

 

Wycliffe: Rm 8:27 - mengetahui maksud Roh itu // sesuai dengan kehendak Allah

27. Allah Bapa yang menyelidiki hati nurani manusia mengetahui maksud Roh itu. Allah mengetahui keseluruhan tanggapan Roh terhadap setiap persoalan atau situasi. Doa syafaat yang dinaikkan oleh Roh bagi orang-orang kudus senantiasa sesuai dengan kehendak Allah. Kata-kata ini dengan pasti menyatakan adanya saling penyampaian pikiran dan pengetahuan antara dua ke-Allah-an - Bapa dan Roh Kudus.

 

Full Life: Rm 8:28 - ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA SESUATU UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN.

 

Bagian ini sangat menghibur anak-anak Tuhan ketika mereka harus menderita dalam hidup ini.

1.         1) Allah akan mendatangkan kebaikan dari semua kesesakan, pencobaan, penganiayaan, dan penderitaan; hal baik yang dikerjakan ialah menjadikan kita serupa dengan gambaran Kristus dan akhirnya menghasilkan kemuliaan kita (ayat Rom 8:29;

lihat art. PEMELIHARAAN ALLAH; dan

lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR).

2.         2) Janji ini terbatas bagi mereka yang mengasihi Allah dan telah menyerahkan diri kepada-Nya melalui iman kepada Kristus (bd. Kel 20:6; Ul 7:9; Mazm 37:17; Yes 56:4-7; 1Kor 2:9).

3.         3) "Dalam segala sesuatu" tidak termasuk dosa atau kelalaian kita (ayat Rom 8:6,13; 6:16,21,23; Gal 6:8); tidak seorang pun yang dapat membenarkan dosa dengan mengatakan bahwa Allah akan mendatangkan kebaikan daripadanya.

 

BIS: Rm 8:28 - Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia

Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia: beberapa naskah kuno: Segala hal menghasilkan yang baik bagi mereka yang mengasihi Allah.

 

Jerusalem: Rm 5:1--11:36

Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).

 

Jerusalem: Rm 8:28 - bahwa Allah turut bekerja

Var: bahwa segala sesuatu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah.

 

Ende: Rm 8:28 - Segala-galanja termasuk segala kesengsaraan.

 

Ende: Rm 8:28 - Jang mentjintai Allah

Supaja segala-galanja menguntungkan harus dipenuhi sjarat-sjaratnja, jaitu tjinta kepada Allah jang berwudjud ketaatan.

 

Ende: Rm 8:28 - Terpanggil

Dalam bahasa Paulus itu berarti: dipanggil Allah dengan perantara pemakluman Indjil.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:28 - mendatangkan kebaikan // yang terpanggil // dengan rencana

• mendatangkan kebaikan: Kej 50:20; Yes 38:17; Yer 29:11

• yang terpanggil: Rom 8:30; Rom 11:29; 1Kor 1:9; Gal 1:6,15; Ef 4:1,4; 1Tes 2:12; 2Tim 1:9; Ibr 9:15; 1Pet 2:9; 2Pet 1:10

• dengan rencana: Ef 1:11; 3:11; Ibr 6:17

 

Hagelberg: Rm 8:28

8:28 Dan kita tahu bahwa bagi orang-orang yang mengasihi514 Allah, segala sesuatu turut menghasilkan515 kebaikan,516 bagi orang-orang yang terpanggil menurut rencana Allah.517

 

Suatu kenyataan yang jarang disebut adalah bahwa janji yang indah ini dikhususkan bagi orang-orang yang mengasihi Allah. Ini bukan merupakan sebuah janji yang umum, yang berlaku untuk semua orang percaya. Janji ini berlaku untuk orang percaya yang mengasihi Allah. Sebenarnya ini tidak menjadi kejutan, karena sejak 8:17b Paulus menguraikan keadaan rohani orang percaya yang "menderita dengan Dia", yaitu orang percaya yang bukan hanya "ahli waris Allah", tetapi juga "ahli waris dengan Kristus".

 

Orang percaya yang mengasihi Allah juga menantikan kedatangan Kristus, karena saat itu status mereka sebagai anak Allah yang dewasa akan dinyatakan di hadapan umum (8:19). Sekarang mereka hanya mempunyai "buah sulung Roh" (8:23). Sekarang mereka merintih dan menderita, sehingga mereka dapat menjadi bingung, tetapi mereka diberi janji bahwa dalam pengalaman mereka segala sesuatu turut menghasilkan kebaikan.

Walaupun sulit dan tidak enak diterima, tetapi segala sesuatu, termasuk penderitaan kita dengan Kristus, turut menghasilkan kebaikan bagi kita. Sebenarnya Paulus sudah mengatakan hal yang sama di dalam pasal 8:17, di mana dia berkata, "Dan jika kita anak-anak, kita juga ahli waris, yaitu ahli waris Allah, dan juga ahli waris dengan Kristus jika kita menderita dengan Dia sehingga kita juga dipermuliakan dengan Dia."

 

Segala sesuatu, termasuk penderitaan dengan Kristus, akan menghasilkan kebaikan bagi kita. Kebaikan yang mana akan dihasilkan? Paulus menjawab pertanyaan ini dalam ayat yang berikut, di mana dia menjelaskan bahwa kita akan "menjadi serupa dengan gambaran AnakNya" yang mulia, yang akan bertakhta dalam Kerajaan Allah.

 

Mereka yang mengasihi Allah juga disebut terpanggil menurut rencana Allah. Rencana Allah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah supaya mereka "menjadi serupa dengan gambaran AnakNya" (8:29).518

 

 

Wycliffe: Rm 6:1--8:39

B. Kebenaran Sebagai Cara Hidup Orang Kristen di Hadapan Allah (6:1-8:39).

Sampai sejauh ini Paulus telah menekankan bahwa Allah adalah benar atau adil (bdg. 3:26) dan bahwa Dia mencurahkan kebenaran tersebut kepada orang yang percaya (bdg. 3:22). Untuk pertanyaan tentang bagaimana seseorang menjadi benar di hadapan Allah, sang rasul menjawab, "Bukan melalui perbuatan, tetapi melalui percaya kepada Allah" (bdg. 4:1-8). Namun orang yang telah menerima kebenaran yang dicurahkan oleh Allah harus hidup dengan benar juga. Paulus sekarang menunjukkan apa artinya ini. Pertama, dia meniadakan beberapa pengertian yang salah tentang ajarannya mengenai kasih karunia. Selanjutnya, rasul menunjukkan bahwa di dalam pergumulan melawan dosa, orang percaya tidak boleh mengutuk hukum Taurat. kemudian dia melukiskan dosa sebagai seorang penguasa yang kuat yang tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan manusia semata. Paulus mengakhiri bagian ini dengan menunjukkan bagaimana kemenangan dapat diperoleh.

 

Wycliffe: Rm 8:1-39 4) Kemenangan Melalui Roh Berhubungan dengan Rencana dan Tindakan Allah (8:1-39).

Tidak seorang pun dapat menghargai nilai dari kemenangan sebelum ia mengetahui kuatnya perlawanan dan beratnya pergumulan yang harus dialami. Di dalam Roma 8 Paulus menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh Allah untuk menuntun orang Kristen mencapai kemenangan atas dosa. Dia mengemukakan apa yang saat ini dilakukan oleh Allah dan apa yang harus dilakukan oleh orang percaya.

 

Paulus mempelajari rencana Allah dan krisis yang diderita oleh alam ciptaan Allah dan oleh orang percaya. Dia menekankan hubungan di antara Roh dengan orang percaya dan hubungan di antara Roh dengan Kristus dan Bapa. Dia melukiskan gambaran yang cemerlang tentang nasib orang-orang yang mengasihi Allah dan menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan mereka dari kasih Allah. Apabila seorang percaya terlalu memperhatikan dirinya sendiri maka dia tidak akan mampu naik lebih tinggi daripada Roma 7:25-26. Ketika dia melihat apa yang Allah telah dan sedang lakukan untuk dirinya, dia pasti memberikan tanggapan sesuai dengan 8:37-39.

 

Wycliffe: Rm 8:28 - kita tahu // Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia // mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah

 

28. Paulus memulai dengan sebuah aksioma pokok: kita tahu. Sesudah itu dia mengemukakan kebenaran berikut: Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Di dalam naskah aslinya Paulus menempatkan frasa "mereka yang mengasihi Dia" terlebih dahulu sehingga tidak mungkin ada kesalahan pengertian tentang siapa yang menikmati "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan." Hal ini hanya tersedia bagi mereka yang secara berkesinambungan mengungkapkan kasih mereka kepada Allah melalui sikap dan tindakan. Mereka ini selanjutnya didefinisikan sebagai mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Tindakan Allah memilih dan memanggil diletakkan bersebelahan di dalam II Tes. 2:13, 14; II Ptr. 1:10. Panggilan itu bisa terfokus pada tujuan abadi (II Tes. 2:14) atau pada kehidupan di bumi yang bebas dan kudus (Gal. 5:13; I Tes. 4:7).

 

ull Life: Rm 8:29 - YANG DIPILIH-NYA DARI SEMULA.

Nas : Rom 8:29

"Dipilih-Nya dari semula" dalam ayat ini searti dengan "dikasihi sebelumnya" dan dipakai dalam pengertian "memperhatikan dengan kasih", "dipilih untuk menunjukkan kasih dari kekal" (bd. Kel 2:25; Mazm 1:6; Hos 13:5; Mat 7:23; 1Kor 8:3; Gal 4:9; 1Yoh 3:1).

 

1.         1) Pengetahuan sebelumnya berarti bahwa dari kekekalan Allah bermaksud untuk mengasihi dan menebus umat manusia melalui Kristus (Rom 5:8; Yoh 3:16). Penerima pengetahuan sebelumnya atau kasih sebelumnya dari Allah dinyatakan dalam bentuk jamak dan menunjuk pada gereja. Yaitu, yang dikasihi Allah sebelumnya adalah bagi terutama seluruh tubuh Kristus (Ef 1:4; 2:4; 1Yoh 4:19) dan meliputi perseorangan hanya sejauh mereka bergabung dengan tubuh ini melalui persatuan dengan Kristus (Yoh 15:1-6; lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI).

2.         2) Tubuh Kristus akan mencapai pemuliaan (ayat Rom 8:30). Orang percaya secara perseorangan tidak akan mencapai pemuliaan tersebut jikalau memisahkan diri dari tubuh yang telah dikasihi Allah dan gagal memelihara iman mereka pada Kristus (ayat Rom 8:12-14,17; Kol 1:21-23).

 

Jerusalem: Rm 8:29 - gambaran AnakNya

Dalam penciptaan pertama Kristus adalah gambaran Allah, Kol 1:15+; bdk Ibr 1:3. Tetapi Kristus sudah datang untuk melalui penciptaan baru, 2Ko 5:17+, mengembalikan kepada bangsa manusia semarak gambaran Allah yang dinodai oleh dosa, Kej 1:26; 3:22-24; Rom 5:12+. Kristus berbuat demikian dengan menerakan pada manusia gambaran yang paling bagus, ialah gambaran Anak Allah (Rom 8:29 ini), yang memulihkan "manusia baru", sehingga mendapat penilaian tepat di bidang kesusilaan, Kol 3:10+, dan kembali memperoleh hak atas kemuliaan yang dihilangkan oleh dosa, Rom 3:23. Kemuliaan itu adalah milik khusus Kristus sebagai gambaran Allah, 2Ko 4:4, tetapi semakin meresap ke dalam orang Kristen, 2Ko 3:18, sampai akhirnya juga tubuhnya akan mengenakannya, menjadi serupa dengan manusia "sorgawi", 1Ko 15:49.

 

Ende: Rm 8:29 - Dikenal oleh Allah

Ungkapan ini dalam bahasa Kitab Kudus selalu mengandung arti "ditjintai oleh Allah".

 

Ende: Rm 8:29 - Sama rupa dengan tjitra PuteraNja

Tjitra, ialah kemuliaanNja jang njata didalam surga.

 

Ende: Rm 8:29 - Jang sulung

Didalam perundangan atau adat banjak bangsa, putera sulung adalah ahliwaris mutlak segala harta peninggalan bapa, sedangkan para adik turut menikmati dan menggunakannja atau diberi bagian sekedar diaturkan oleh putera sulung. Demikian Kristus sebagai manusia telah mewariskan seluruh kemuliaan Ilahi, dan para anak lain, sebagai adik-adik Kristus, turut mendapat bagian didalamnja.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:29 - dari semula // juga ditentukan-Nya // gambaran Anak-Nya // yang sulung

• dari semula: Rom 11:2; 1Pet 1:2

• juga ditentukan-Nya: Ef 1:5,11

• gambaran Anak-Nya: 1Kor 15:49; 2Kor 3:18; Fili 3:21; 1Yoh 3:2

• yang sulung: Kol 1:18; [Lihat FULL. Kol 1:18]

 

Hagelberg: Rm 8:29

8:29 Sebab mereka yang dikenal dari semula,519 juga ditentukan dari semula520 untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

 

Dua ayat ini, 8:29-30, menggambarkan sebuah rantai yang terdiri dari lima anak rantai. Anak rantai yang pertama menceriterakan semua orang yang dikenal dari semula. Paulus tidak berkata bahwa oleh karena Allah mengetahui sesuatu mengenai apa yang akan kita lakukan, maka Dia menentukan kita untuk menjadi anak-anakNya. Istilah mengenal dalam Alkitab sering kali berarti "memilih". Sebelum kita melakukan apa-apa Dia sudah memilih kita, karena kasih karuniaNya.

 

Anak rantai yang ke dua dari rencana dan maksud Tuhan Allah adalah supaya kita ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Istilah gambaran di sini berkaitan erat dengan Kejadian 1:6-28 di mana manusia diciptakan sebagai gambar/patung Allah untuk mewakili Dia di muka bumi.521 Ternyata Adam gagal dalam tugas tersebut karena dia berdosa, tetapi Adam ke dua, yaitu Yesus, tidak gagal. Dialah gambar Allah yang sejati, dan Dia akan menaklukkan bumi sesuai dengan perintah Allah dalam Kejadian 1:26-28. Yang penting dalam Roma 8 adalah bahwa kita yang hidup menurut Roh, kita yang menderita dengan Kristus, akan menjadi serupa dengan gambaran AnakNya. Dengan kata lain, kita akan kembali pada keadaan kita yang semula, dan kita akan ikut menaklukkan bumi dengan Yesus Kristus! Iblis berusaha untuk menggagalkan rencana Tuhan Allah, tetapi dia tidak berhasil.

 

Hodges522 menegaskan bahwa sama seperti dalam keluarga biasa ada adik yang mirip sekali dengan kakaknya, dan juga ada yang hanya agak mirip sedikit, demikian juga dalam keluarga rohani kita, nanti akan ada yang sungguh menderita, sehingga mereka sungguh menjadi serupa dengan gambaran Yesus Kristus, dan ada yang menghindari penderitaan, sehingga mereka tidak begitu serupa dengan Tuhan Yesus. Ini berarti bahwa orang percaya yang hidup menurut Roh Allah dapat menerima penderitaan sebagai alat yang dipakai Allah supaya mereka dibentuk untuk memperoleh kemiripan dengan Tuhan Yesus, sehingga mereka akan juga memperoleh bagian "warisan" yang lebih mulia dalam KerajaanNya, sesuai dengan Roma 8:17.

 

Yang berada di pusat rencana Allah bukanlah kita tetapi Tuhan Yesus Kristus. Maksud dan tujuan Allah adalah supaya Yesus Kristus menjadi yang sulung523 di antara banyak saudara. Tuhan Allah mau supaya waktu Mesias, Kristus Yesus, naik takhtaNya dalam Kerajaan Seribu Tahun, Dia tidak sendiri, tetapi Dia disertai dengan orang-orang pilihan yang akan ikut memerintah dengan Dia, sesuai dengan janjiNya yang dicatat dalam Wahyu 2:26-27 dan 3:21.

 

Wycliffe: Rm 8:29 - Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula // kita // orang // Dipilih-Nya dari semula // Mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya // yang sulung di antara banyak saudara // yang sulung // adalah // rasul

 

29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula. Semua orang yang dimaksudkan oleh Paulus di sini adalah satu kelompok - yang terdiri dari beberapa orang - tetapi tetap sekelompok orang yang merupakan suatu kesatuan tersendiri. Cara ini sama dengan prosedur yang dipakai oleh sang rasul di dalam Ef. 1:4 di mana dia mengatakan: sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita (jamak). Kristus adalah orang yang Dipilih (lih. Luk. 9:35; 23:35; I Ptr. 2:4, 6); sedangkan orang-orang percaya - orang-orang milik Allah - adalah orang-orang pilihan di dalam Dia (Kristus). Dipilih-Nya dari semula memiliki unsur pokok yaitu pengetahuan. Kelompok orang-orang ini sudah dipilih sejak semula dalam hal apa? Mereka dipilih sejak semula karena memiliki suatu kedudukan tersendiri di dalam rencana Allah (Rm. 8:28).

 

Mereka mendapat peranan untuk dimainkan dalam rencana Allah. Bagaimanakah masa depan mereka? Mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (ay. 29). Keputusan Allah di sini ialah bahwa semua anggota kelompok ini akan mempunyai bentuk dan penampilan seperti Anak-Nya. Jumlah mereka tidak kecil. Allah sudah menetapkan hal ini sebelumnya agar Anak-Nya dapat menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Istilah yang sulung di sini berarti seorang yang memiliki kedudukan atau pangkat paling tinggi. Bahwa Kristus adalah yang terutama atau yang tertinggi kedudukan-Nya dijelaskan oleh rasul Paulus di dalam Kolose 1:18, "Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dari segala sesuatu." Ia memimpin di tengah banyak saudara - yaitu mereka yang menerima kelimpahan kasih karunia dan karunia. yakni kebenaran (Rm. 5:17). Kedudukan Kristus selaku yang sulung menunjukkan bahwa Dia adalah pemimpin yang dimuliakan dari umat manusia yang baru - sebagai Adam kedua (Rm. 5:12-21; I Kor. 15:22).

 

Penekanan dalam bagian ini (Rm. 8:28-30) terletak pada tindakan Allah .- yaitu rencana-Nya dan pelaksanaan rencana tersebut.

 

Full Life: Rm 8:30 - DITENTUKAN-NYA DARI SEMULA. Nas : Rom 8:30

Untuk penjelasan tentang predestinasi

 

Jerusalem: Rm 8:30 - juga dimuliakanNya

Allah telah mengarahkan segala sesuatunya kepada kemuliaan yang diuntukkanNya bagi orang-orang pilihanNya: demi kemuliaan itulah mereka dipanggil untuk percaya dan dibenarkan melalui baptisan; sekarang mereka sudah mengenakan kemuliaan itu, meski sebagai antisipasi saja sekalipun.

 

Ende: Rm 8:30

Allah jang Mahasempurna dengan sendirinja tetap setia akan tjintaNja dan hal itu mendjamin kemuliaan abadi bagi sekalian anakNja. Paulus mengatakan "telah" dibenarkan dan dimuliakan. Memang demikian hal para anak Allah. Sedjak dipermandikan, kemuliaan Allah memenuhi dan melimpahi dan meliputi batin mereka, biarpun belum setjara kelihatan.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:30 - dari semula // juga dipanggil-Nya // juga dibenarkan-Nya // juga dimuliakan-Nya

• dari semula: Ef 1:5,11

• juga dipanggil-Nya: Rom 8:28; [Lihat FULL. Rom 8:28]

• juga dibenarkan-Nya: Rom 4:25; [Lihat FULL. Rom 4:25]

• juga dimuliakan-Nya: Rom 9:23

 

Hagelberg: Rm 8:30

8:30 Dan mereka yang ditentukan dari semula, mereka itu juga dipanggil. Dan mereka yang dipanggil, mereka itu juga dibenarkan. Dan mereka yang dibenarkan, mereka itu juga dimuliakan.

 

Anak rantai yang ke tiga, ke empat, dan ke lima disebut dalam ayat ini. Dengan demikian Paulus meringkaskan seluruh rencana Allah untuk kita, dari saat kita dipilih sebelum dunia diciptakan sampai saat kita dimuliakan pada akhir zaman. Perlu dimengerti bahwa walaupun istilah "semua" tidak ada dalam bahasa aslinya, tetapi sungguh jelas tidak ada yang ditentukan yang tercecer sehingga tidak sampai dimuliakan. Semua yang ditentukan akan ikut sampai dimuliakan.

...mereka itu juga dipanggil.

 

Panggilan yang dimaksudkan di sini, sama seperti dalam Efesus 4:1, adalah panggilan yang efektif dari Allah pada keselamatan kekal melalui iman pada Kristus.524

...mereka itu juga dibenarkan.

Dari banyak istilah yang dapat dipakai di sini, Paulus memilih istilah dibenarkan, dan bukan "diampuni", bukan "diselamatkan", bukan "diberi hidup baru dan kelahiran baru", karena hal pembenaran merupakan batu loncatan bagi Surat Roma, sesuai dengan tema yang dicatat dalam pasal 1:17, "Orang yang benar karena iman akan hidup."

 

...mereka itu juga dimuliakan.

Kemuliaan yang dimaksudkan di sini adalah "kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita", suatu kemuliaan yang diuraikan secara mendetail sejak pasal 8:18 yang dikutip di atas.525

 

Lain dari pada pembenaran yang terjadi secara lengkap pada setiap orang yang percaya pada Kristus, kemuliaan yang disebut di sini sebagai mata rantai yang terakhir mempunyai strata-strata yang berbeda, seperti apa yang diumpamakan dalam Lukas 19:11-27, di mana satu orang menerima sepuluh kota, satu menerima lima kota, dan satu lagi hanya ditegur, dan tidak menerima kota satupun.

Nygren526 mengkaitkan kemuliaan yang akan dianugerahkan kepada setiap orang yang "ditentukan dari semula" dengan tema seluruh Surat Roma, yaitu bahwa "orang-orang yang dibenarkan oleh iman akan hidup." Baru dengan dimuliakan kita sungguh mengalami hidup yang sesungguhnya.

 

Ke lima mata rantai dalam nats ini memakai Aorist Tense.527 Ini mudah dimengerti untuk ke dua mata rantai yang pertama, karena keduanya itu terjadi sebelum dunia diciptakan. Mata rantai yang ke tiga dan ke empat sudah terjadi dalam pengalaman orang yang sudah percaya, tetapi belum terjadi dalam pengalaman orang yang masih akan percaya, sehingga pemakaian Aorist Tense dapat dikatakan agak aneh. Tetapi pemakaian Aorist Tense untuk mata rantai yang ke lima sangat aneh. Apakah kita sudah dimuliakan? Mungkin, tetapi kemulian yang diceriterakan dalam pasal ini adalah suatu kemuliaan yang akan dinyatakan pada akhir zaman. Menurut Cranfield528 kemuliaan kita disebut dengan Aorist Tense karena kemuliaan bagi kita sudah ditentukan oleh Allah, dan juga karena kemuliaan Kristus telah terealisir, sehingga kita, di dalam Dia, sudah memiliki kemuliaan itu.

 

Nygren529 mempunyai suatu pengertian yang nampaknya lebih dalam dan lebih tepat. Dia menolak tafsiran yang menyamakan sanktifikasi kita dengan kemuliaan kita, karena kemuliaan yang dimaksudkan dalam nats ini dikontras dengan penderitaan kita zaman ini. Nygren juga menolak tafsiran bahwa Paulus berkata "seolah-olah" kita sudah dimuliakan. Untuk menjelaskan pemakaian Aorist Tense itu dia kembali pada masalah dua aiwn/aion dalam pengalaman kita. Sebagai orang yang sudah berada dalam aiwn/aion baru, kita sudah dimuliakan. Tetapi sebagai orang yang juga masih berada dalam aiwn/aion lama, kita merasa belum dimuliakan. Ini dapat dibandingkan dengan pengalaman Tuhan Yesus sendiri, dalam Yohanes 13:31-32 dan 12:28. Walaupun Nygren tidak memakai istilah "Kerajaan Allah" dalam diskusi ini, tetapi pengertian dia dapat disamakan dengan kenyataan bahwa Kerajaan Allah/Kerajaan Sorga sudah ada dan juga akan datang (Matius 13 dan 25:34 atau 26:29).

 

Dengan demikian Paulus meringkaskan karya Allah bagi orang percaya, yaitu suatu karya yang begitu indah dan mulia sehingga layak ditanggapi dengan sikap heran dan syukur, seperti apa yang dapat dirasakan dalam kata-kata Paulus yang menjadi penutup bagian ini.

 

Wycliffe: Rm 8:30 - dipanggil-Nya, dibenarkan-Nya, dan dimuliakan-Nya

30. Kata-kata kerja: dipanggil-Nya, dibenarkan-Nya, dan dimuliakan-Nya berkaitan dengan rencana Allah dan pelaksanaan rencana tersebut. Karena Allah memiliki sebuah rencana - yaitu mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus, segala sesuatu di langit dan di bumi (Ef. 1:10, 11), maka Dia mampu untuk bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang Yang Dia. Yang ditekankan Paulus di sini adalah apa yang dilakukan Allah bagi banyak saudara itu. Satu-satunya tanggapan manusia yang disebutkan adalah mengasihi Allah.

 

SH: Rm 8:18-30 - Penderitaan, pengharapan, keselamatan (Jumat, 28 Juli 2006)

Penderitaan, pengharapan, keselamatan

Hiburan apakah yang dapat menguatkan orang Kristen yang sedang menderita berat karena imannya? Ketika Paulus menulis surat ini, sebagian besar orang percaya di kota Roma, sedang atau akan mengalami penderitaan dahsyat. Paulus sendiri berulangkali mengalami penderitaan. Maka nasihat yang ia berikan ini bukan omong kosong, tetapi prinsip teologis penting yang teruji.

 

Paulus tidak menghadapi penderitaan dengan menyangkali faktanya atau mengelakkannya. Orang Kristen yang setia kepada Kristus dan kehendak-Nya pasti harus menanggung berbagai bentuk penderitaan. Penderitaan tidak untuk dihindari, tetapi dihadapi dengan kebenaran firman. Dengan cara itu orang Kristen beroleh kekuatan yang membuat mereka dapat bertahan secara kreatif. Kebenaran apa yang Paulus bukakan? Kreatif seperti apa yang dimungkinkan Allah bagi orang Kristen yang sedang menderita?

 

Fakta penderitaan kini harus dihadapi dengan fakta kemuliaan kelak yang akan Tuhan nyatakan bagi anak-Nya (18). Sedahsyat segelap apa pun penderitaan yang kita alami dan kekelaman perasaan yang diakibatkannya, tidak dapat dibandingkan dengan perjumpaan kita dengan Tuhan kelak dan fakta kita akan bersama-Nya kekal. Penderitaan dapat menjadi alat Tuhan mengobarkan pengharapan iman yang kreatif. Tema ini sudah Paulus uraikan sebelumnya (Rm. 5:3-5), dalam kasih karunia kita jalani penderitaan agar tumbuh ketekunan, tahan uji, pengharapan. Harapan itu lebih penuh lagi sebab seluruh alam semesta yang telah dirusak dosa ini pun kelak akan dimurnikan dari dosa (Rm. 8:21-23). Paulus juga mengingatkan kekuatan itu datang bukan hanya dari berpegang pada konsep kebenaran, tapi dari Roh Kudus. Roh kekudusan dan kekuatan dari Allah menjadi Penghibur, Penopang, Penasihat. Ia pendamping dan rekan doa tepercaya sepanjang kita menjalani dunia nestapa ini (26-27).

 

Renungkan: Firman dan Roh sumber penghiburan dan kekuatan kekal dalam penderitaan sementara kita.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:31 - semuanya itu // pihak kita // melawan kita

• semuanya itu: Rom 4:1; 6:1; 7:7; 9:14,30

• pihak kita: Kel 3:12; Yes 41:10; Hag 1:13

• melawan kita: Mazm 56:10; 118:6; Yes 8:10; Yer 20:11; Ibr 13:6

 

Hagelberg: Rm 8:31

8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya ini? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang melawan kita?

 

Pertanyaan retoris ini tidak menantikan jawaban, karena kita mengerti bahwa tersirat dalam pertanyaan ada jawaban, "Tidak ada yang dapat melawan kita!"

Yang dimaksudkan dengan istilah semuanya ini adalah terutama pasal 8:28-30, tetapi sebenarnya istilah ini menjangkau seluruh Surat Roma sampai titik ini.531

Memang kita masih hidup dalam aiwn/aion lama, dan ada banyak orang dan kuasa yang melawan kita, tetapi oleh karena kita yakin bahwa "segala sesuatu turut menghasilkan kebaikan," maka kita tahu mereka yang mau melawan kita sebenarnya hanya menjadi alat di tangan Tuhan Allah yang sungguh mengasihi kita.

 

Mengenai pemakaian kata ganti orang, kita, Hodges532 mencatat bahwa sejak permulaan diskusi mengenai penderitaan dalam pasal 8:18 Paulus banyak memakai istilah "kita", sehingga si pembaca dapat menggolongkan dirinya dengan Paulus, asal pengalaman Paulus sesuai dengan pengalaman dirinya sendiri. Dalam pasal 8:32 dia menceriterakan sesuatu yang benar untuk semua orang percaya, dan dia berkata, "bagi kita semua...." Apakah kalau dia tidak memakai istilah "kita semua", tetapi hanya "kita", maka ada orang percaya yang tidak dimaksudkan, misalnya orang percaya yang tidak hidup menurut Roh Allah? Tetapi dalam pasal 8:29-30 tidak ada kata ganti orang sama sekali, dan dalam dua ayat tersebut semua orang percaya dimaksudkan.

 

Hanya orang percaya yang mengasihi Allah, yang "menerima buah sulung Roh" Allah, dapat melihat bahwa "segala sesuatu turut menghasilkan kebaikan," dan bahwa tidak ada yang dapat melawan kita. Tetapi orang percaya yang tidak taat, yang tidak beriman teguh, tidak mempunyai mata iman untuk memandang kenyataan ini. Ini menjadi sungguh nampak kalau kekeliruan Yakub dalam Kejadian 42:36 dibandingkan dengan sikap Yusuf dalam Kejadian 45:5-8.533

 

Wycliffe: Rm 8:31-32 - menyerahkan Anak-Nya bagi kita semua // mengaruniakan segala sesuatu kepada kita

 

31, 32. Paulus sekarang mulai menunjukkan berbagai implikasi dari ajarannya. Allah melibatkan diri di dalam persoalan manusia agar dapat mewujudkan rencana-Nya. Allah yang menyerahkan Anak-Nya bagi kita semua. Kristus diserahkan demi kita, sebagai ganti kita dan untuk kepentingan kita. Allah tidak menyayangkan Anak-Nya dan melaksanakan rencana penebusan-Nya. Karena itulah Dia menyerahkan Anak-Nya untuk mati agar kita dapat ditebus. Paulus menarik beberapa kesimpulan dari tindakan Allah ini. Melalui Kristus Dia bersedia mengaruniakan segala sesuatu kepada kita sekalipun kita mungkin tidak langsung memperoleh seluruhnya saat ini.

 

Ende: Rm 8:32 - Segala-galanja

jaitu segala jang perlu atau berfaedah bagi kita untuk bertekun.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:32 - menyayangkan Anak-Nya

• menyayangkan Anak-Nya: Kej 22:13; Mal 3:17; Yoh 3:16; Rom 5:8

 

Hagelberg: Rm 8:32

8:32 Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

 

Oleh karena anakNya sendiri lebih berharga dari pada ciptaanNya, dan oleh karena Dia sudah memberikan AnakNya sendiri kepada kita, maka sebenarnya mudah diterima bahwa Dia akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita.534

Menurut Hodges535 mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia mempunyai arti yang sama dengan menjadi "ahli waris dengan Kristus" (8:17). Jikalau kita rela menderita dengan Dia, Dia akan memberikan segala sesuatu, yaitu ciptaanNya, kepada kita sebagai pahala, sebagai mahkota.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:33 - akan menggugat // akan menghukum

• akan menggugat: Yes 50:8,9

• akan menghukum: Rom 8:1

 

Hagelberg: Rm 8:33

8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, Ialah yang membenarkan mereka.

 

Cranfield536 mendiskusikan terjemahan pasal 8:33-34 yang dipakai dalam LAI, tetapi dia menerima terjemahan yang dicatat di atas, karena kesejajaran dengan Yesaya 50:8a dalam Septuaginta,537 dan karena pengkalimatan terjemahan ini lebih lancar.

Kalau Allah sudah membenarkan kita, tidak mungkin orang akan berhasil menggugat kita. Dalam nats ini pengadilan digambarkan. Mungkinkah Iblis berperanan sebagai pendakwa?538 Siapa saja yang mau menggugat kita melawan Allah sendiri. Pernyataan ini dapat menghibur kita waktu kita susah, jikalau Firman ini diimani.

 

Wycliffe: Rm 8:33-34

33, 34. Tidak seorang pun dapat mengajukan keberatan menentang orang-orang pilihan Allah atau mengutuk mereka, sebab Allah dan Kristus telah ikut terlibat di dalam tindakan ilahi menyerahkan Kristus.

 

Full Life: Rm 8:34 - MALAH MENJADI PEMBELA BAGI KITA.

Nas : Rom 8:34 Lihat cat. --> Ibr 7:25 [atau ref. Ibr 7:25]

mengenai syafaat Kristus di sorga bagi orang percaya; lihat art. DOA SYAFAAT.

 

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:34 - telah mati // telah bangkit // kanan Allah // bagi kita

• telah mati: Rom 5:6-8

• telah bangkit: Kis 2:24; [Lihat FULL. Kis 2:24]

• kanan Allah: Mr 16:19; [Lihat FULL. Mr 16:19]

• bagi kita: Rom 8:27; Ayub 16:20; Yes 53:12; Ibr 7:25; 9:24; 1Yoh 2:1

 

Hagelberg: Rm 8:34

8:34 Siapakah yang akan menghukum mereka?539 Kristuslah yang telah mati, bahkan lebih lagi, yang telah bangkit, juga yang ada di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita.

 

Gambaran pengadilan diteruskan dalam ayat ini. Tidak mungkin "orang-orang pilihan Allah" dihukum, karena Kristus Yesus sendiri ada di pihak kita. Dengan suatu peningkatan yang mulia, Kristus disebut yang telah mati, tetapi lebih dari pada hanya berusaha menjadi korban bagi kita, pengorbananNya sudah diterima oleh BapaNya sehingga Dia telah bangkit, tetapi lebih dari itu, Kristus diberi tempat yang paling mulia di sebelah kanan Allah, dan lebih dari itu di sana Dia menjadi Pembela bagi kita. Dengan demikian maka kasih setiaNya selalu dialirkan kepada kita. Yesuslah, Yesus Kristus yang menjadi Korban, Pengganti kita, Dia menjadi Pembela kita. Setiap kali Iblis atau roh-roh jahat mau berkata kepada Allah, "Lihatlah, dia melakukan apa yang tidak benar! Dia tidak layak dikasihi..." mengenai kita, maka Yesus Kristus membela kita, bukan dengan mengemukakan amal kita, tetapi dengan mengemukakan

 

PengorbananNya bagi kita. Allah Bapa selalu puas.

...yang malah menjadi Pembela bagi kita.

 

Karya ini, yang baru sekarang disebut dalam Surat Roma, juga disebut dalam I Yohanes 2:1; Ibrani 7:25; dan Yesaya 53:12. Doa-doa Kristus bagi kita adalah kunci dari keberhasilan kita. Dalam pasal 5-8 Paulus menguraikan bagaimana kita yang menderita dan merintih dapat sungguh hidup dengan berkelimpahan. Doa-doa Pembela kita memungkinkan kehidupan itu. Ingatlah bahwa Roh Allah dalam hati kita juga berdoa untuk kita (8:26), sehingga kita yakin bahwa walaupun kita susah dan menderita, tetapi "segala sesuatu turut menghasilkan kebaikan" bagi kita, dan bahwa dalam penderitaan kita dibentuk supaya menjadi "serupa dengan gambaran AnakNya."

 

nde: Rm 8:35 - Dari tjinta Kristus

jaitu dari tjinta Kristus kepada kita dan dari hubungan mesra kita denganNja.

 

Ende: Rm 8:35 - Memisahkan

menjebabkan kita tidak lagi setia kepadaNja.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:35 - kasih Kristus // atau pedang

• kasih Kristus: Rom 8:37-39

• atau pedang: 1Kor 4:11; 2Kor 11:26,27

 

Hagelberg: Rm 8:35

8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih540 Kristus? Kesengsaraan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

 

Kalau Allah ada di pihak kita, dan kalau Kristus adalah Pembela kita, maka tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Ayat ini ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang sungguh mengerti arti dari setiap istilah yang dipakai, karena dia sendiri sudah mengalami semuanya, kecuali yang terakhir.541 Tidak kebetulan saja Paulus memakai tujuh istilah untuk mencakup seluruh pengalaman manusia yang rupanya menantang hadirnya kasih Allah. Tetapi sebenarnya pengalaman-pengalaman tersebut dari aiwn/aion lama sama sekali tidak menyangkal kasih Allah, karena kita sudah mengerti bahwa kesusahan dan penderitaan dipakai oleh Allah untuk supaya kita dibentuk dalam tanganNya.

 

Wycliffe: Rm 8:35-36 - penindasan, kesesakan, penganiayaan, ketelanjangan, kelaparan atau bahaya pedang

 

35, 36. Halangan-halangan yang besar tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Halangan-halangan tersebut adalah: penindasan, kesesakan, penganiayaan, ketelanjangan, kelaparan atau bahaya pedang. Sang rasul mengutip Mazmur 44:23 untuk menunjukkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh umat Allah.

 

Full Life: Rm 8:36 - DOMBA-DOMBA SEMBELIHAN.

Nas : Rom 8:36

 

Kesulitan-kesulitan yang didaftarkan Paulus dalam ayat Rom 8:35-36 telah dialami oleh umat Allah sepanjang zaman (Kis 14:22; 2Kor 11:23-29; Ibr 11:35-38). Orang percaya janganlah heran jikalau mengalami kesulitan, penganiayaan, kelaparan, kemiskinan atau bahaya. Semuanya itu tidaklah berarti bahwa Allah telah meninggalkan kita atau bahwa Dia tidak mengasihi kita lagi (ayat Rom 8:35). Sebaliknya, penderitaan kita sebagai orang percaya akan membuka peluang untuk makin mengalami kasih dan penghiburan Allah (2Kor 1:4-5). Paulus memastikan bahwa semua kesulitan ini akan diatasi dan bahwa kita akan menjadi lebih daripada pemenang melalui Kristus (ayat Rom 8:37-39; bd. Mat 5:10-12; Fili 1:29).

 

Ende: Rm 8:36 - Seperti ada tertulis

Kutipan ini terambil dari Maz 44:22, dimana digambarkan hebatnja penganiajaan dan pengedjaran terhadap orang Israel, jang tetap setia kepada Allah. Sehari-hari, dari pagi sampai malam ada jang ditangkap dan dibunuh.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:36 - domba-domba sembelihan

• domba-domba sembelihan: Mazm 44:23; 1Kor 4:9; 15:30,31; 2Kor 4:11; 6:9; 11:23

 

Hagelberg: Rm 8:36

8:36 Seperti ada tertulis:

"Oleh karena Engkau kami dibunuh sepanjang hari.

Kami dianggap542 sebagai domba-domba sembelihan."543

Memang penganiayaan tidak asing bagi setiap orang yang mau hidup menurut Roh Allah, dan dari penganiayaan itu tidak ada jalan keluar.544 Nats ini sudah lama dipakai oleh rabi-rabi Yahudi untuk menceriterakan penderitaan orang Yahudi yang mau mengasihi Allah.545

 

Hagelberg: Rm 8:31-39

c. Kesimpulan dari pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39

Dalam pasal 5-8 Paulus sudah menguraikan bagaimana Murka Allah, Dosa, Hukum Taurat, dan Maut telah dikalahkan sehingga kita bebas untuk hidup, untuk sungguh hidup. Orang yang dibenarkan karena iman akan hidup. Sampai titik ini dia membicarakan ke empat kuasa tersebut satu per satu. Di sini, sebagai kesimpulan, dia akan mengumpulkan dan menyatukan seluruh berita pasal 5-8 dengan satu kidung pujian, di mana dia bertanya, jikalau Allah ada di pihak kita, siapakah yang dapat melawan kita? Hukum Taurat? Tidak! Dosa? Tidak! Maut? Tidak! Tidak ada yang dapat melawan kita. Malah, pada saat kuasa-kuasa itu mau melawan kita, Allah mempergunakan mereka untuk membentuk kita sebagai orang yang layak mewarisi kerajaanNya!

 

Dalam kesembilan ayat ini Paulus menanggapi rencana Allah bagi kita yang dinyatakan dalam pasal 8:28-30 sebagai suatu rencana yang tidak akan gagal. Tanggapan Paulus adalah bahwa tidak ada apa-apa yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Jadi, rencana Allah bagi kita, yaitu supaya kita sungguh akan hidup, pasti berhasil.

Mengenai bagian ini, Cranfield530 mencatat bahwa susunannya sangat rapi, dan bahwa ada kemiripan dengan karangan lain dalam bahasa Yunani dan dan bahasa Latin, terutama dari kelompok Stoa. Dalam karangan-karangan tersebut orang yang berhikmat menang atas banyak halangan. Tetapi dalam Roma 8:31-39 kasih karunia Tuhan Allah diyakini, sedangkan dalam karangan-karangan itu kebaikan manusia diyakini.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:37 - yang menang // telah mengasihi

• yang menang: 1Kor 15:57

• telah mengasihi: Rom 5:8; Gal 2:20; Ef 5:2; Wahy 1:5; 3:9

 

Hagelberg: Rm 8:37

8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita menang secara luar biasa546 melalui Dia yang mengasihi kita.

 

Kemenangan kita yang amat besar adalah suatu kemenangan atas kuasa-kuasa aiwn/aion lama yang menyerang kita, seperti apa yang disebut dalam pasal 8:38-39, dan juga atas penderitaan jasmani yang disebut dalam pasal 8:36.

Jadi bagi orang percaya yang rela menderita dengan Kristus disediakan suatu kemenangan yang melebihi apa yang dibayangkan, karena dia akan menjadi "ahli waris dengan Kristus". Dia akan duduk atas takhta Kristus dan memerintah atas bangsa-bangsa (Wahyu 2:27 dan 3:21).

 

...melalui Dia yang mengasihi547 kita.

Banyak yang dapat dikatakan mengenai Juruselamat kita yang Maha Kuasa dan Maha Tahu, tetapi yang disebut di sini adalah bahwa Dia mengasihi kita.

 

Wycliffe: Rm 8:37 - kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita

 

37. Kesimpulan yang ditariknya ialah bahwa di dalam segala kesulitan itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Yang dimaksudkan di sini ialah: kita sedang dalam proses untuk menang. Tekanan-tekanan hidup yang datang dari luar dapat dikalahkan oleh Dia yang mengasihi kita. Kita menang bukan karena kekuatan sendiri atau kecemerlangan pikiran kita. tetapi karena Kristus.

 

Ende: Rm 8:38-39

Sukar ditafsirkan apakah maksudnja ungkapan-ungkapan masing-masing. Tetapi makna keseluruhannja tjukup terang, ialah: tak suatupun kuasa atau pengaruh sanggup memutuskan hubungan tjinta kita dengan Allah.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:38 - akan datang

• akan datang: 1Kor 3:22

 

Hagelberg: Rm 8:38-39

8:38-39 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah atau kuasa-kuasa, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih548 Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.549

 

Dua ayat ini, yang menutup bagian ini, mendukung apa yang disebut dalam pasal 8:37.

...baik maut, maupun hidup...

Rupanya maut menjadi urutan yang pertama bukan hanya karena pasal 8:36 saja, tetapi juga karena sejak dahulu kala maut adalah yang memisahkan kekasih dari kekasih. Dalam Perjanjian Lama maut memisahkan orang dari persekutuan dengan Allah, tetapi dalam Perjanjian Baru "mati adalah keuntungan".550 Dunn551 mencatat bahwa sejak pasal 5 maut adalah kuasa yang paling dahsyat yang melawan kita, yaitu puncak dari kuasa Dosa, seperti apa yang dikatakan dalam I Korintus 15:26. Pernyataan ini dapat dikaitkan dengan ayat terakhir dari pasal 5, di mana Paulus berkata, "supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian juga kasih karunia berkuasa melalui kebenaran ke dalam hidup kekal oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." Bagi kita yang percaya, kuasa maut tidak berarti dibandingkan dengan kuasa kasih Allah.

 

Sebenarnya tidak aneh bahwa hidup dikaitkan dengan maut, karena pasangan ini mencakup seluruh pengalaman manusia.

 

..baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah atau kuasa-kuasa...

Mungkin kita menganggap ini aneh, bahwa mahkluk-mahkluk ini disebut, tetapi bagi Rasul Paulus, yang sering kali mengusir roh jahat dari diri seseorang, hal ini tidak aneh. Dia mengerti bahwa oknum-oknum tersebut melawan kita. Sebenarnya yang aneh adalah bahwa kata-kata ini hampir tidak disebut dalam Surat Roma yang begitu lengkap dan sistimatis. Dalam Efesus pasal 6 kita dapat membaca mengenai peranan kita terhadap mereka, bagaimana kita dapat mengalahkan mereka dalam zaman ini, sedangkan dalam nats ini kita hanya mengerti bahwa walaupun kuasa mereka dapat menakutkan orang, tetapi mereka tidak dapat menghancurkan rencana Tuhan Allah bagi kita.

 

...baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang...

Kita tidak usah takut bahwa sesuatu yang tak terduga akan terjadi sehingga kita tidak dikasihi lagi. Ketakutan tersebut harus dihapus dengan iman yang hidup, karena inilah janji Allah bagi kita semua.

...baik yang di atas, maupun yang di bawah...

 

Ada beberapa kemungkinan untuk tafsiran kata-kata ini:

(i)                apa yang lebih tinggi dari sorga dan apa yang di bawah bumi

(ii)              roh-roh di sorga dan di bawah bumi

(iii)           roh-roh horoscope/astrologi

(iv)            tempat yang tinggi di langit dan yang di bawah ufuk

 

Mazmur 139:8 mendukung pengertian (i) di atas, dan Cranfield552 menerima pengertian ini. Dunn553 menerima (iv) karena memang pada zaman itu ke dua istilah ini dipakai untuk menceriterakan posisi-posisi planet. Pokoknya tidak ada waktu atau ruang yang tercecer dari kasih Allah.

...ataupun sesuatu makhluk lain...

 

Kata-kata ini berdiri sendiri, dan tidak menjadi bagian dari sebuah pasangan seperti yang lain di atas. Rupanya ini ditambah untuk menegaskan kesan bahwa pernyataan ini sungguh lengkap, tanpa terkecuali apapun.

Dalam daftar ini tidak ada keadaan (maut... hidup), oknum (malaikat-malaikat... pemerintah-pemerintah... kuasa-kuasa), kenyataan ataupun kemungkinan (yang ada sekarang... yang akan datang), tempat (di atas... di bawah), atau apa-apa yang tidak terjangkau di atas (sesuatu makhluk lain) yang tercecer. Kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah.

 

Memang Paulus berkata bahwa tidak ada apa-apa yang dapat memisahkan barang siapa yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus dari kasih Allah, tetapi keyakinan penuh akan kenyataan ini dikhususkan bagi orang percaya yang mengasihi Allah, seperti Rasul Paulus, yang dapat berkata, sebab aku yakin....554

...tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah...

 

Kasih Allah tetap berlangsung. Inilah yang harus diimani pada waktu kita susah, dan pada waktu iman kita mulai goncang. Kalau ini sungguh diimani, maka kita sudah mulai bertumbuh dalam hidup yang sejati, yaitu hidup yang dimaksudkan bagi orang yang dibenarkan karena iman.

...yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Dengan membaca nama Yesus, dalam bentuk ini, kita mengingat apa yang telah dikatakan dalam pasal 5-8, karena dengan demikian Paulus menutup setiap ke empat pasal tersebut.

 

Sebaiknya sebelum kita mengakhiri diskusi kita mengenai pasal 8 ini kita melihat kembali pada bagian pembukaan pasal ini. Di situ Paulus menjelaskan bahwa kita tidak harus hidup tetap dalam keadaan yang digambarkan dalam pasal 7, di mana dia berseru, "Siapa akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" Aku merasa terlantar, tidak mampu melakukan apa yang seharusnya kulakukan, aku merasa jauh dari persekutuan dengan Tuhan. Aku merasa tidak dikasihi.... Tetapi pada akhir pasal 8 Paulus dapat menkidungkan kasih Allah yang selalu menyertai kita. Bagaimana perubahan ini daapt dialami? Melalui kuasa Roh Allah. Apakah kuasa itu berarti aku tidak harus menderita lagi? Tidak, tetapi sekarang penderitaan itu dapat diimani sebagai wujud dari kebaikan Allah yang dialirkan kepada kita untuk membentuk kita sebagai ahli waris dengan Kristus.

 

Secara menyeluruh, kasih Allah nampak dalam Roma 5-8. Dalam pasal 5:1-9a kasih Allah dikaitkan dengan pembenaran kita, dalam pasal 5:9b-8:13 kasih Allah dikaitkan dengan santifikasi kita, dan dalam pasal  8:14-39 kasih Allah dikaitkan dengan penderitaan kita. Seperti apa yang dikatakan dalam diskusi pasal 5, ternyata Roma 5:1-9 merupakan "petak pembibitan" bagi Roma 5-8.555

 

Orang yang dibenarkan karena iman akan sungguh hidup. Mereka dapat sungguh hidup tanpa ditakuti kuasa Maut (ataupun teman-teman sekutunya, yaitu Murka, Dosa, dan Hukum Taurat), karena kalau Roh Allah menghidupkan mereka, maka Maut serta segala penderitaan dapat diterima sebagai alat Allah untuk menjadikan kita serupa dengan Raja kita yang akan datang.

 

Wycliffe: Rm 8:38-39 - maut maupun hidup, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah, kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, sesuatu makhluk lain

38, 39. Paulus memperluas pengalaman, tokoh dan hal-hal yang dihadapi orang percaya: maut maupun hidup, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah, kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, sesuatu makhluk lain. Selanjutnya Paulus dengan tegas menyatakan bahwa semua hal ini tidak akan mampu memisahkan kita dari kasih Allah, yaitu kasih yang tercurah di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Kuasa kasih Allah merupakan tema yang tidak akan pernah habis tergali.

 

Full Life: Rm 8:39 - KASIH ALLAH, YANG ADA DALAM KRISTUS YESUS, TUHAN KITA.

Nas : Rom 8:39

Jikalau seorang gagal dalam hidup rohaninya, maka hal itu tidak disebabkan oleh kekurangan kasih karunia dan kasih ilahi (ayat Rom 8:31-34), dan bukan karena kekuatan luar atau kesulitan yang sangat hebat (ayat Rom 8:35-39), tetapi karena kelalaiannya tinggal dalam Kristus Yesus

(lihat cat. --> Yoh 15:6). [atau ref. Yoh 15:6]

Kasih Allah hanya dinyatakan dan dialami "di dalam Kristus Yesus". Hanya selama kita tetap tinggal dalam Kristus Yesus sebagai "Tuhan kita" maka ada kepastian bahwa kita tidak pernah terpisah dari kasih Allah.

 

Jerusalem: Rm 8:39 - kuasa-kuasa

Apa yang dimaksudkan dengan "kuasa-kuasa", "yang di atas" (harafiah: ketinggian-ketinggian), "yang di bawah" (harafiah: ke dalam) kiranya tidak lain kecuali daya-daya rahasia dalam jagat raya; menurut pikiran orang-orang dahulu daya-daya itu l.k. bermusuhan dengan manusia. Bdk Efe 1:21; 3:18.

 

Ende: Rm 8:38-39

Sukar ditafsirkan apakah maksudnja ungkapan-ungkapan masing-masing. Tetapi makna keseluruhannja tjukup terang, ialah: tak suatupun kuasa atau pengaruh sanggup memutuskan hubungan tjinta kita dengan Allah.

 

Ref. Silang FULL: Rm 8:39 - atau kuasa-kuasa // kasih Allah // Tuhan kita

• atau kuasa-kuasa: Ef 1:21; Kol 1:16; 1Pet 3:22

• kasih Allah: Rom 5:8; [Lihat FULL. Rom 5:8]

• Tuhan kita: Rom 8:1; Rom 16:3; [Lihat FULL. Rom 16:3]

 

SH: Rm 8:31-39 - Kasih Kristus kekal (Sabtu, 29 Juli 2006)

Kasih Kristus kekal

Dengan kalimat-kalimat yang hidup dan menarik, Rasul Paulus menyatakan keyakinan imannya, bahwa tidak ada yang dapat melawan, menggugat, dan memisahkan orang percaya dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus. Justru karena Kristus sudah menghadapi kematian, lalu bangkit dan dipermuliakan maka Dia menjadi Pembela kita di saat kita menghadapi berbagai penderitaan dan penganiayaan (34-36), yang memang harus dihadapi oleh setiap anak Tuhan. Dia ada bersama dan mendampingi kita.

 

Jadi, apa pun yang terjadi pada kita, di mana pun kita berada, kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah. Penderitaan tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah. Justru penderitaan menolong kita untuk menghisabkan diri kita dengan Dia. Melalui penderitaan, kita justru akan semakin merasakan kasih-Nya. Ayat 37-39 mengajak kita melihat semua penderitaan itu dari sudut Kristus yang mengasihi kita, sehingga kita diyakinkan bahwa baik maut maupun hidup, malaikat, pemerintah, kuasa-kuasa, dan makhluk lain tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus.

 

Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus asa, atau berusaha lari dari tantangan. Penderitaan memang harus dihadapinya. Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita beranggapan bahwa kita telah ditolak oleh Yesus. Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa tidak mungkin Kristus berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apa pun. Kasih-Nya melindungi kita dari berbagai bentuk kekuatan apa pun yang berupaya menguasai dan mengalahkan kita. Kasih-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita merasa aman di dalam Dia.

 

Renungkanlah: Kasih Allah dalam Yesus Kristus membantu kita menghadapi penderitaan. Bersyukurlah kepada Tuhan Yesus yang menyertai kita senantiasa, juga dalam kesulitan dan duka.

 

SH: Rm 8:31-39 - Allah di pihak kita. (Rabu, 3 Juni 1998)

Allah di pihak kita.

Segala yang kita perlu tertampung dalam Yesus Kristus. Untuk menolong kita melihat kebenaran itu lebih jelas, kini Paulus mengajak kita berpikir lebih cermat melalui lima pertanyaan ini. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Siapakah yang akan menghukum mereka? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Kasih Allah dalam Kristus menjamin kita sempurna kini dan kekal.

 

Lebih dari orang-orang yang menang. Penderitaan dapat menjadi pencobaan bagi seseorang yang tidak kuat imannya, sehingga ada yang meninggalkan Tuhan ketika dalam penderitaan. Bagi orang-orang pilihan Allah (ayat 30), penderitaan tidak mampu menutupi kasih Kristus. Kita bisa yakin teguh bahwa Kristus tetap mengasihi kita, ada tetap di pihak kita meski sekilas situasi tampak tidak menguntungkan. Perhatikan berbagai bentuk dan tingkatan kuasa yang mungkin mengganggu hidup kita (ayat 38,39). Tak satu pun mampu membuat kita lepas dari kasih Kristus!

 

Renungkan: Kita tidak meraih kemenangan kita, tetapi menikmati kemenangan yang telah Kristus ciptakan itu dalam kenyataan hidup kita saat demi saat.

Doa: Terima kasih Tuhan atas kepastian kasih-Mu yang tak dapat dikalahkan oleh kuasa apa pun.

 

 

-------------------------------

 

Artikel Penuntun - PEMILIHAN DAN PREDESTINASI

Nas : Ef 1:4-5

Ayat: "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak- Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

PEMILIHAN.

 

Pilihan Allah atas mereka yang percaya kepada Kristus merupakan doktrin yang penting bagi rasul Paulus (lih. Rom 8:29-33; 9:6-26; 11:5,7,28; Kol 3:12; 1Tes 1:4; 2Tes 2:13; Tit 1:1). Pemilihan (Yun. _eklego_) menunjuk kepada terpilihnya suatu umat di dalam Kristus oleh Allah supaya mereka itu kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya (bd. 2Tes 2:13). Paulus memandang pemilihan ini sebagai ungkapan kasih Allah ketika Allah menerima semua orang yang menerima Putra-Nya, Yesus (Yoh 1:12), sebagai umat-Nya. Doktrin pemilihan meliputi kebenaran-kebenaran berikut:

 

 

1) Pemilihan berpusat pada Kristus, yaitu pemilihan manusia hanya terjadi dalam persatuan dengan Yesus Kristus. "Di dalam Dia Allah telah memilih kita" (Ef 1:4;

lihat cat. --> Ef 1:1).

[atau --> Ef 1:1]

 

Yesus sendiri menjadi yang sulung dari semua orang pilihan Allah. Allah menyatakan tentang Yesus, "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih" (Mat 12:18; bd. Yes 42:1,6; 1Pet 2:4). Kristus, selaku yang terpilih, adalah landasan pemilihan kita. Hanya di dalam persatuan dengan Kristus kita menjadi anggota umat terpilih (Ef 1:4,6-7,9-10,12-13). Tidak seorang pun terpilih terlepas dari persatuan dengan Kristus oleh iman.

 

2) Pemilihan adalah "di dalam Dia dan oleh darah-Nya" (Ef 1:7). Allah telah menetapkan sebelum penciptaan (Ef 1:4) untuk membentuk suatu umat melalui kematian Kristus yang bersifat menebus di atas salib. Jadi, pemilihan ditetapkan dalam korban kematian Kristus untuk membebaskan kita dari dosa (Kis 20:28; Rom 3:24-26).

 

3) Pemilihan dalam Kristus terutama bersifat kelompok, yaitu pemilihan suatu umat (Ef 1:4-5,7,9). Umat terpilih disebut "tubuh Kristus" (Ef 4:12), "jemaat-Ku" (Mat 16:18), "umat kepunyaan Allah sendiri" (1Pet 2:9) dan "mempelai" Kristus (Wahy 19:7). Oleh karena itu, pemilihan bersifat kelompok dan meliputi perseorangan hanya apabila mereka menyatu dan bersekutu dengan tubuh Kristus, gereja yang sejati (Ef 1:22- 23).

 

Hal ini sudah berlaku bagi orang Israel dalam PL

(lihat cat. --> Ul 29:18-21;

lihat cat. --> 2Raj 21:14;

[atau --> Ul 29:18-21; 2Raj 21:14]

lih. art.PERJANJIAN ALLAH DENGAN BANGSA ISRAEL).

 

4.         4) Pemilihan tubuh Kristus untuk selamat dan kudus itu selalu pasti. Namun kepastian pemilihan perseorangan senantiasa bergantung pada iman pribadi yang hidup kepada Yesus Kristus dan ketekunan dalam persekutuan dengan-Nya.

 

Paulus menunjukkan hal ini sebagai berikut.

 

(a) Maksud abadi Allah bagi gereja adalah bahwa gereja itu "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), yang dimaksudkan ialah pengampunan dosa (Ef 1:7) dan penyucian serta kekudusan gereja. Umat pilihan Allah dipimpin oleh Roh Kudus menuju penyucian dan kekudusan (lih. Rom 8:14; Gal 5:16-25). Sang rasul berkali-kali menekankan maksud tertinggi Allah ini (lih. Ef 2:10; 3:14-19; 4:1-3,13-24; 5:1-18).

(b) Penggenapan maksud ini bagi gereja adalah pasti: Kristus akan "menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).

(c) Penggenapan maksud ini bagi anggota perseorangan dalam gereja bersyarat. Kristus akan mempersembahkan kita "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4) hanya apabila kita bertekun dalam iman. Paulus menyatakan hal ini dengan jelas: Kristus akan "menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil" (Kol 1:22-23).

5) Pemilihan untuk selamat di dalam Kristus ditawarkan kepada semua orang (Yoh 3:16-17; 1Tim 2:4-6; Tit 2:11; Ibr 2:9) dan menjadi nyata bagi orang-orang tertentu, tergantung pada pertobatan dan iman mereka sewaktu mereka menerima karunia keselamatan Allah dalam Kristus (Ef 2:8; 3:17; bd. Kis 20:21; Rom 1:16; 4:16).

 

Pada titik iman, orang percaya dijadikan anggota tubuh Kristus yang terpilih (gereja) oleh Roh Kudus (1Kor 12:13), sehingga menjadi anggota kaum terpilih. Dengan demikian, baik Allah maupun manusia ikut menentukan dalam pemilihan itu (2Pet 1:1- 11; lihat cat. --> Rom 8:29). [atau --> Rom 8:29] PREDESTINASI.

 

Predestinasi (Yun. _proorizo_) berarti "menentukan sebelumnya" dan berlaku untuk maksud-maksud Allah yang diliputi dalam pemilihan. Pemilihan adalah pilihan Allah terhadap suatu umat "di dalam Kristus" (gereja yang sejati) bagi diri-Nya.

 

Predestinasi meliputi apa yang akan terjadi pada umat Allah ini (semua orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus).

1) Allah mempredestinasi umat pilihan-Nya untuk: (a) dipanggil (Rom 8:30); (b) dibenarkan (Rom 3:24; 8:30); (c) dimuliakan (Rom 8:30); (d) dijadikan serupa dengan Putra-Nya (Rom 8:29); (e) dijadikan kudus dan tak bercacat (Ef 1:4); (f) diangkat sebagai anak-anak Allah (Ef 1:5); (g) ditebus (Ef 1:7); (h) menerima suatu bagian (Ef 1:14); (i) menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (Ef 1:12; 1Pet 2:9); (j) menerima Roh Kudus (Ef 1:13; Gal 3:14); dan (k) diciptakan untuk melakukan perbuatan baik (Ef 2:10).

2) Predestinasi, seperti halnya pemilihan, menunjuk kepada kelompok tubuh Kristus (yaitu, gereja rohani yang sejati), dan terdiri atas orang-orang yang berhubungan dengan gereja oleh iman yang hidup kepada Yesus Kristus (Ef 1:5,7,13; bd. Kis 2:38-41; 16:31).

 

RINGKASAN.

Mengenai pemilihan dan predestinasi, kita dapat memakai analogi sebuah kapal yang berlayar menuju ke sorga. Kapal itu (gereja) dipilih oleh Allah untuk menjadi kapal milik-Nya sendiri. Kristus adalah Kapten dan Nakhoda kapal tersebut. Semua orang yang ingin menjadi bagian dari kapal pilihan dan Kaptennya ini dapat melakukannya dengan iman yang hidup kepada Yesus Kristus. Oleh iman itu mereka dapat naik kapal itu. Selama mereka berada di atas kapal, bersama dengan Kaptennya, mereka termasuk orang terpilih. Jikalau mereka memutuskan untuk meninggalkan kapal dan Kapten, mereka tidak lagi menjadi orang terpilih. Pemilihan selalu terjadi dalam hubungan dengan Kapten dan kapal-Nya saja. Predestinasi memberitahu kita mengenai tujuan kapal itu dan apa yang dipersiapkan Allah bagi mereka yang tetap menjadi penumpang. Allah mengundang semua orang untuk naik ke kapal melalui iman kepada Yesus Kristus.

 

--------------------------------------

Artikel Penuntun - DOA SYAFAAT

Nas : Dan 9:3

Ayat: "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."

Doa syafaat dapat didefinisikan sebagai doa kudus, penuh keyakinan, dan tekun yang dengannya seseorang memohon dengan sangat kepada Allah demi seorang atau beberapa orang lain yang benar-benar membutuhkan campur tangan Allah. Doa Daniel dalam Dan 9:1-19 merupakan doa syafaat, karena dia sungguh-sungguh mendoakan pemulihan Yerusalem dan seluruh bangsa itu. Alkitab mencatat doa syafaat Kristus dan Roh Kudus, dan banyak doa orang saleh di bawah perjanjian lama dan baru.

 

DOA SYAFAAT KRISTUS DAN ROH KUDUS.

1) Sepanjang pelayanan-Nya di bumi, Yesus berdoa bagi orang terhilang karena Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka (Luk 19:10). Dengan hancur hati Ia menangisi kota Yerusalem (Luk 19:41). Ia berdoa bagi murid-murid-Nya, baik secara pribadi (lih. Luk 22:32) maupun sebagai kelompok (Yoh 17:6-26). Ia bahkan berdoa untuk musuh-musuh-Nya ketika tergantung di salib (Luk 23:34).

 

2) Suatu aspek dari pelayanan Kristus sekarang ini ialah menaikkan syafaat bagi kita di depan takhta Allah (Rom 8:34; Ibr 7:25; 9:24;

lihat cat. --> Ibr 7:25); [atau --> Ibr 7:25]

Yohanes menyebut Yesus "pengantara pada Bapa"

(lihat cat. --> 1Yoh 2:1). [atau --> 1Yoh 2:1]

Syafaat Kristus adalah penting bagi keselamatan kita (bd. Yes 53:12); tanpa kasih karunia, kemurahan, dan pertolongan-Nya yang disalurkan kepada kita melalui syafaat-Nya, kita akan meninggalkan Allah dan sekali lagi diperbudak oleh dosa.

 

3) Roh Kudus juga terlibat dalam syafaat. Paulus menyatakan, "Kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan"

(lihat cat. --> Rom 8:26). [atau --> Rom 8:26]

 Roh Kudus melalui roh orang percaya menaikkan syafaat "sesuai dengan kehendak Allah" (Rom 8:27). Jadi, Kristus menaikkan syafaat bagi orang percaya di surga, dan Roh menaikkan syafaat di dalam diri orang percaya di bumi.

 

DOA SYAFAAT ORANG PERCAYA.

Alkitab sering kali mengacu kepada doa syafaat orang percaya dan mencatat banyak contoh dari doa yang luar biasa dan penuh kuasa.

1) Di dalam PL, para pemimpin umat Allah, seperti raja (1Taw 21:17; 2Taw 16:14), nabi (1Raj 18:41-45; Dan 9:1-27) dan imam (Ezr 9:5-15; Yoel 1:13; 2:17-18) bertugas memimpin dalam doa syafaat bagi bangsa itu. Contoh- contoh syafaat PL yang hebat termasuk syafaat Abraham bagi Ismael (Kej 17:18) dan bagi Sodom dan Gomora (Kej 18:23-32), doa-doa Daud bagi seorang putra (2Sam 12:16; 1Taw 29:19), dan Ayub bagi anak- anaknya (Ayub 1:5). Dalam kehidupan Musa kita melihat contoh PL yang utama dari kuasa doa syafaat. Beberapa kali dia dengan sangat berdoa memohon Allah mengubah kehendak-Nya yang dinyatakan, bahkan ketika Allah sudah memberi tahu sebelumnya apa yang akan terjadi. Misalnya, setelah orang Israel memberontak terhadap Tuhan dan menolak untuk memasuki Kanaan, Allah memberitahukan Musa bahwa Ia akan membinasakan mereka dan menjadikan Musa suatu bangsa yang lebih besar (Bil 14:1-12). Musa kemudian membawa persoalan ini di dalam doa dan memohon demi mereka (Bil 14:13-19); pada akhir doanya Allah mengatakan, "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu" (Bil 14:20; juga lih. Kel 32:11-14; Bil 11:2; 12:13; 21:7; 27:5;

 

lih. art.BERDOA DENGAN EFEKTIF).

Orang lain yang menaikkan doa syafaat yang berkuasa dalam PL ialah Elia (1Raj 18:21-46; Yak 5:16-18), Daniel (Dan 9:2-23), dan Nehemia (Neh 1:3-11).

2) PB memberikan contoh doa syafaat yang bahkan lebih banyak lagi. Injil-injil mencatat bagaimana orang-tua dan orang lain memohon syafaat kepada Yesus demi anggota keluarganya. Orang-tua memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anak-anak mereka yang sakit (Mr 5:22-43; Yoh 4:47-53); sekelompok ibu meminta agar Yesus memberkati anak-anak mereka (Mr 10:13); seorang majikan memohon kesembuhan hambanya (Mat 8:6-13); dan ibu Yohanes dan Yakobus memohon syafaat kepada Yesus demi kedua putranya (Mat 20:20-21).

 

3) Gereja PB sering kali memohon syafaat demi berbagai individu. Misalnya, gereja di Yerusalem berkumpul untuk berdoa bagi pembebasan Petrus dari penjara (Kis 12:5,12). Gereja di Antiokhia berdoa bagi keberhasilan pelayanan Barnabas dan Paulus (Kis 13:3). Yakobus secara khusus mengarahkan para penatua gereja untuk berdoa bagi orang sakit (Yak 5:14) dan agar semua orang Kristen "saling mendoakan" (Yak 5:16; bd. Ibr 13:18-19). Paulus melangkah lebih jauh dan meminta agar doa dipanjatkan untuk semua orang (1Tim 2:1-3).

 

4) Rasul Paulus layak disebut secara khusus. Di dalam banyak suratnya, dia mengisahkan doa-doanya sendiri bagi berbagai orang atau gereja (mis. Rom 1:9-10; 2Kor 13:7; Fili 1:4-11; Kol 1:3,9-12; 1Tes 1:2-3; 2Tes 1:11-12; 2Tim 1:3; Filem 1:4-6). Kadang-kadang ia mencatat doa-doanya (mis. Ef 1:15-19; 3:14-19; 1Tes 3:11-13). Pada saat yang sama, Paulus sering kali meminta gereja-gereja mendoakan dia, karena sadar bahwa hanya dengan doa mereka pelayanannya akan paling berhasil (Rom 15:30-32; 2Kor 1:11; Ef 6:18-20; Fili 1:19; Kol 4:3-4; 1Tes 5:25; 2Tes 3:1- 2).

 

TUJUAN-TUJUAN DOA SYAFAAT.

Dalam banyak doa syafaat di Alkitab, orang-orang kudus yang takut akan Allah memohon kepada-Nya untuk mengalihkan hukuman-Nya (Kej 18:23-32; Bil 14:13-19; Yoel 2:17), memulihkan umat-Nya (Neh 1:1-11; Dan 9:1-27), melepaskan orang-orang tertentu dari bahaya (Kis 12:5,12; Rom 15:31) dan memberkati umat-Nya (Bil 6:24-26; 1Raj 18:41-45; Mazm 122:6-8). Para pemohon syafaat juga berdoa agar kuasa Roh Kudus turun (Kis 8:15-17; Ef 3:14-17), meminta kesembuhan seseorang (1Raj 17:20-21; Kis 28:8; Yak 5:14-16), pengampunan dosa (Ezr 9:5-15; Dan 9:1-27; Kis 7:60), agar orang yang berwenang diberi kemampuan untuk memerintah dengan baik (1Taw 29:19; 1Tim 2:1-2), untuk pertumbuhan Kristen (Fili 1:9-11; Kol 1:10-11), untuk gembala yang efektif (2Tim 1:3-7), untuk pekerjaan misi yang efektif (Mat 9:38; Ef 6:19-20), untuk keselamatan orang lain (Rom 10:1) dan agar orang memuji Allah (Mazm 67:4-6). Segala sesuatu yang dinyatakan Alkitab sebagai kehendak Allah yang sempurna bagi umat-Nya

(lih. art.KEHENDAK ALLAH)

 

dapat menjadi fokus doa syafaat.

 

------------------------------------------

 

Artikel Penuntun - BERDOA DENGAN EFEKTIF

Nas : 1Raj 18:42-45

Ayat: "Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya, 'Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.' Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata, 'Tidak ada apa-apa.' Kata Elia, 'Pergilah sekali lagi.' Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu, 'Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.' Lalu kata Elia, 'Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.' Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat."

 

Doa mengacu kepada komunikasi beraneka segi di antara orang percaya dengan Tuhan. Di samping kata "doa" dan "berdoa," kegiatan ini diuraikan sebagai berseru kepada Allah (Mazm 17:6), berseru kepada nama Tuhan (Kej 4:26), berseru dengan nyaring kepada Tuhan (Mazm 3:5), mengangkat jiwa kepada Tuhan (Mazm 25:1), mencari Tuhan (Yes 55:6), menghampiri takhta kasih karunia dengan keberanian (Ibr 4:16), dan mendekati Allah (Ibr 10:22).

 

ALASAN-ALASAN UNTUK BERDOA.

Alkitab memberikan aneka alasan yang jelas mengapa umat Allah harus berdoa.

1) Pertama dan utama, orang percaya diperintahkan oleh Allah untuk berdoa. Perintah untuk berdoa diucapkan oleh para pemazmur (1Taw 16:11; Mazm 105:4), nabi (Yes 55:6; Am 5:4,6), rasul (Ef 6:17-18; Kol 4:2; 1Tes 5:17), dan Tuhan Yesus sendiri (Mat 26:41; Luk 18:1; Yoh 16:24). Allah ingin bersekutu dengan kita; melalui doa kita memelihara hubungan dengan Allah.

 

2) Doa merupakan mata rantai penting untuk menerima berkat dan kuasa Allah, dan penggenapan dari janji-janji-Nya. Banyak nas Alkitab menggambarkan prinsip ini. Yesus, misalnya, berjanji bahwa para pengikut-Nya akan menerima Roh Kudus apabila mereka tekun dalam meminta, mencari, dan mengetuk pintu Bapa sorgawi (Luk 11:5-13). Jadi, setelah kenaikan Yesus, para pengikut-Nya bersatu dalam doa terus-menerus di ruang atas (Kis 1:14) hingga dengan kuasa (bd. Kis 1:8) Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4).

Ketika para rasul berkumpul setelah mereka ditawan dan dibebaskan kembali oleh para pejabat Yahudi, mereka sungguh-sungguh berdoa agar Roh Kudus memberikan keberanian dan pengaruh ketika mengucapkan firman-Nya. "Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan Firman Allah dengan berani" (Kis 4:31). Rasul Paulus sering kali mohon bantuan doa bagi dirinya, karena sadar bahwa pelayanannya tidak akan berhasil terkecuali orang Kristen ikut mendoakan dirinya (mis. Rom 15:30-32; 2Kor 1:11; Ef 6:18-20; Fili 1:19; Kol 4:3-4; lih. art.DOA SYAFAAT).

Yakobus menyatakan dengan jelas bahwa kesembuhan jasmani dapat dialami seorang percaya sebagai tanggapan atas "doa yang lahir dari iman" (Yak 5:14-15).

 

3) Dalam rencana keselamatan bagi umat manusia, Allah telah menetapkan bahwa orang percaya menjadi rekan sekerja dengan-Nya dalam proses penebusan. Dalam arti tertentu Allah telah membatasi diri-Nya pada doa umat-Nya yang kudus, percaya, dan tekun. Ada banyak hal yang tidak tercapai dalam kerajaan Allah tanpa doa syafaat orang percaya

(lihat cat. --> Kel 33:11).

[atau --> Kel 33:11]

 

Misalnya, Allah ingin mengirim pekerja-pekerja menuai panen Injil; Kristus mengajarkan bahwa maksud Allah sepenuhnya dalam hal ini hanya akan tercapai dengan doa umat-Nya, "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat 9:38). Dengan kata lain, kuasa Allah untuk melaksanakan banyak maksud-Nya dibebaskan hanya melalui doa umat-Nya yang sungguh-sungguh demi kemajuan kerajaan-Nya. Apabila kita gagal untuk berdoa, kita mungkin menghalangi tergenapinya maksud penebusan Allah, baik bagi diri kita secara pribadi maupun bagi gereja sebagai tubuh.

 

SYARAT-SYARAT UNTUK BERDOA DENGAN EFEKTIF.

Agar doa kita efektif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

 

1) Doa kita tidak akan dijawab kecuali kita memiliki iman yang tulus dan sejati. Yesus mengatakan dengan tegas, "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Mr 11:24). Kepada ayah anak yang dirasuk setan Yesus mengatakan, "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mr 9:23). Penulis Ibrani mendorong kita untuk "menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh" (Ibr 10:22), dan Yakobus menasihatkan kita bila meminta untuk "sama sekali jangan bimbang" (Yak 1:6; bd. Yak 5:15).

 

2) Doa juga harus dipanjatkan dalam nama Yesus. Yesus sendiri menyatakan prinsip ini ketika mengatakan, "Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya" (Yoh 14:13-14). Doa kita hendaknya diselaraskan dengan oknum, sifat, dan kehendak Tuhan kita

(lihat cat. --> Yoh 14:13).

[atau --> Yoh 14:13]

 

3) Doa hanya bisa efektif apabila dipanjatkan sesuai dengan kehendak Allah yang sempurna. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak- Nya" (1Yoh 5:14; lih. art.KEHENDAK ALLAH).

 

Salah satu permohonan dalam pola doa Yesus, Doa Bapa Kami, membenarkan prinsip ini, "Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga" (Mat 6:10; bd. Luk 11:2; perhatikan doa Yesus sendiri di Taman Getsemani, Mat 26:42). Dalam banyak hal kita mengetahui kehendak Allah karena Ia telah menyatakannya dalam Alkitab. Kita bisa yakin bahwa setiap doa yang sungguh-sungguh dilandaskan pada janji-janji Allah dalam Firman-Nya akan benar-benar efektif. Elia yakin bahwa Allah Israel akan menjawab doanya dengan api dan kemudian dengan hujan karena firman nubuat Tuhan telah sampai kepadanya (1Raj 18:1), dan ia sangat yakin bahwa tidak ada satu pun dewa kafir yang lebih besar atau setingkat kuasanya dengan Tuhan Allah Israel (1Raj 18:21-24). Pada saat lain, kehendak Allah menjadi jelas hanya waktu kita dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mencarinya; kemudian ketika kita sudah mengetahui kehendak-Nya mengenai hal tertentu, kita dapat berdoa dengan keyakinan dan iman bahwa Allah akan menjawab

(lihat cat. --> 1Yoh 5:14).

[atau --> 1Yoh 5:14]

 

4) Kita bukan hanya harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah, kita juga harus berada dalam kehendak Allah itu jikalau kita mengharapkan Dia mendengar dan menanggapi kita. Allah akan memberikan hal-hal yang kita minta dari-Nya hanya jika kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya

(lihat cat. --> Mat 6:33).[atau --> Mat 6:33]

Rasul Yohanes dengan tegas menyatakan, "Apa saja yang kita minta, kita memperolehnya daripada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya" (1Yoh 3:22; lih. catatannya;

lihat cat. --> 1Yoh 3:22).[atau --> 1Yoh 3:22]

 

Menaati perintah-perintah Allah, mengasihi, dan menyenangkan-Nya merupakan syarat-syarat mutlak agar menerima jawaban atas doa-doa kita. Ketika Yakobus menulis bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya, yang dimaksudkannya ialah baik seorang yang telah dibenarkan karena imannya kepada Kristus maupun yang hidupnya benar, takut, dan taat kepada Allah -- seperti nabi Elia (Yak 5:16-18; bd. Mazm 34:14-15). Bahkan dalam PL telah ditekankan hal yang sama. Allah menjelaskan bahwa doa-doa Musa bagi orang Israel itu efektif karena ketaatannya dalam hubungan dengan Tuhan dan kesetiaan Musa kepada-Nya

(lihat cat. --> Kel 33:17).

[atau --> Kel 33:17]

Sebaliknya, pemazmur mengatakan bahwa jikalau ada niat jahat dalam hati, Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita (Mazm 66:18;

lihat cat. --> Yak 4:3);[atau --> Yak 4:3]

 

sikap semacam inilah yang menjadi alasan utama Tuhan tidak mendengarkan doa orang Israel yang menyembah berhala dan jahat (Yes 1:15). Tetapi apabila umat Allah bertobat dan meninggalkan semua kebiasaan buruk mereka, Tuhan berjanji akan mendengarkan mereka kembali, mengampuni dosa-dosa mereka dan memulihkan negeri mereka (2Taw 7:14; bd. 2Taw 6:36-39; Luk 18:14). Perhatikan bahwa doa imam besar untuk memohon pengampunan bagi dosa-dosa bangsa Israel pada Hari Pendamaian tidak akan didengar sebelum keadaannya yang berdosa disucikan (lih. Kel 26:33;

lih. art.HARI PENDAMAIAN).

 

5) Akhirnya, agar doa kita efektif kita haruslah tekun. Inilah pokok utama dalam perumpamaan janda yang gigih (lih. Luk 18:1-7;

lihat cat. --> Luk 18:1).[atau --> Luk 18:1]

Petunjuk Yesus untuk "meminta ... mencari ... mengetuk" (Mat 7:7-8) mengajarkan ketekunan dalam berdoa

(lihat cat. --> Mat 7:7-8).[atau --> Mat 7:7-8]

Rasul Paulus juga mendorong kita untuk bertekun dalam doa

(lihat cat. --> Kol 4:2;lihat cat. --> 1Tes 5:17).

[atau --> Kol 4:2; 1Tes 5:17]

Demikian pula, orang kudus PL menyadari prinsip ini. Misalnya, hanya selama Musa bertekun dalam doa dengan mengangkat tangan kepada Allah orang Israel menang dalam peperangan melawan bangsa Amalek

(lihat cat. --> Kel 17:11).[atau --> Kel 17:11]

Setelah Elia menerima firman nubuat bahwa akan hujan, ia tetap berdoa hingga hujan itu tiba (1Raj 18:41-45). Dalam suatu peristiwa sebelumnya, nabi yang ternama ini berdoa dengan gigih dan sungguh-sungguh bahwa Allah akan memberikan hidup kembali kepada putra janda di Sarfat yang telah mati hingga Tuhan menjawab doanya (1Raj 17:17-23).

 

UNSUR-UNSUR DAN METODE-METODE ALKITABIAH UNTUK BERDOA DENGAN EFEKTIF.

 

1) Unsur-unsur apakah yang terdapat pada doa yang efektif?

    (a) Agar berdoa dengan efektif kita harus sungguh-sungguh memuji dan memuja Allah (Mazm 150:1-6; Kis 2:47; Rom 15:11; lih. art. PUJIAN).

    (b) Terkait erat dan tidak kalah penting ialah bersyukur kepada Allah (lih. Mazm 100:4; Mat 11:25-26; Fili 4:6).

   (c) Pengakuan sungguh-sungguh akan dosa yang diketahui adalah penting untuk doa yang dipanjatkan dalam iman (Yak 5:15-16; bd. Mazm 51:1-19; Luk 18:13; 1Yoh 1:9).

   (d) Allah juga menyuruh kita memohon sesuai dengan kebutuhan kita; sebagaimana ditulis Yakobus, kita tidak menerima hal-hal yang diingini karena tidak memohon, atau kita meminta dengan motivasi yang salah (Yak 4:2-3; bd. Mazm 27:7-12; Mat 7:7-11; Fili 4:6).

    (e) Kita harus berdoa dengan sangat untuk orang lain (Bil 14:13-19; Mazm 122:6-9; Luk 22:31-32; 23:34; lih. art. DOA SYAFAAT).

2) Bagaimanakah kita seharusnya berdoa? Yesus menekankan kesungguhan dalam hati kita, karena kita tidak akan didengar karena semua perkataan kosong yang kita ucapkan (Mat 6:7). Kita dapat berdoa dalam hati (1Sam 1:13) atau dengan suara nyaring (Neh 9:4; Yeh 11:13). Kita dapat berdoa dengan memakai kata-kata sendiri atau kata-kata Alkitab. Kita dapat berdoa dengan akal budi atau dengan Roh (yaitu, dalam bahasa Roh, 1Kor 14:14-18). Kita bahkan dapat berdoa dengan mengerang, yaitu tidak menggunakan kata-kata manusiawi (Rom 8:26), dengan mengetahui bahwa Roh akan menyampaikan permohonan itu kepada Tuhan. Cara lainnya lagi ialah dengan menyanyi kepada Tuhan (Mazm 92:2-3; Ef 5:19-20; Kol 3:16). Doa kepada Tuhan yang sungguh-sungguh kadang-kadang disertai dengan puasa (Ezr 8:21; Neh 1:4; Dan 9:3-4; Luk 2:37; Kis 14:23;

lihat cat. --> Mat 6:16).

[atau --> Mat 6:16]

3) Bagaimanakah posisi badan yang terbaik untuk berdoa? Alkitab mencatat ada yang berdoa dengan berdiri (1Raj 8:22; Neh 9:4-5), duduk (1Taw 17:16; Luk 10:13), berlutut (Ezr 9:5; Dan 6:11; Kis 20:36), tidur di pembaringan (Mazm 63:7), tersungkur sampai ke tanah (Kel 34:8; Mazm 95:6), berbaring di tanah (2Sam 12:16; Mat 26:39), dan mengangkat tangan ke sorga (Mazm 28:2; Yes 1:15; 1Tim 2:8).

 

ANEKA CONTOH BERDOA DENGAN EFEKTIF.

Alkitab penuh dengan contoh-contoh doa yang penuh kuasa dan efektif.

(1) Musa memanjatkan banyak doa syafaat yang dikabulkan Allah, bahkan juga ketika sudah mengatakan kepada Musa bahwa Ia akan mengambil tindakan lain (lih. art. DOA SYAFAAT).

(2) Simson yang bertobat berdoa memohon satu kesempatan lagi untuk menunaikan tugas hidupnya mengalahkan bangsa Filistin; Allah menjawab doanya dengan memberinya kekuatan untuk merobohkan kedua tiang penyangga istana di mana mereka sedang merayakan kuasa dewa-dewa mereka (Hak 16:21-30).

(3) Nabi Elia setidak-tidaknya mendapat jawaban atas empat doa penuh kuasa, yang kesemuanya memuliakan Allah (lih. pasal 1Raj 17:1-18:46; bd. Yak 5:17-18).

(4) Raja Hizkia menjadi sakit dan diberi tahu oleh Yesaya bahwa dia akan mati (2Raj 20:1; Yes 38:1). Karena merasa bahwa hidup dan tugasnya belum selesai, Hizkia mengarahkan wajah ke tembok dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah memberinya waktu yang lebih panjang; Allah mengutus Yesaya kembali ke Hizkia untuk memastikan bahwa ia akan disembuhkan dan hidup lima belas tahun lagi (2Raj 20:2-6; Yes 38:2-6).

(5) Tidak dapat disangkal bahwa Daniel juga berdoa kepada Tuhan ketika berada di gua singa, memohon pembebasan dari moncong singa-singa itu, dan Tuhan mengabulkan permohonannya (Dan 6:10,16-22).

(6) Orang Kristen mula-mula dengan sungguh-sungguh berdoa agar Petrus dibebaskan dari penjara, dan Allah mengutus malaikat untuk membebaskannya (Kis 12:3-11; bd.

lihat cat. --> Kis 12:5).

[atau --> Kis 12:5]

 

Contoh-contoh seperti itu seharusnya memenuhi kita dengan keinginan kudus dan iman untuk berdoa secara efektif sesuai dengan prinsip-prinsip yang diberikan oleh Alkitab.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 40 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8561974
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
22
73300
73322
8223859
713259
883577
8561974

IP Anda: 172.70.147.79
2024-12-16 00:08

Login Form