Sunday, December 15, 2024

2024

Kabar dari Bukit, Minggu 1 Desember 2024

Kabar dari Bukit

 

 MENYEGARKAN DAN MEMPERBARUI PERJANJIAN (Mzm. 25:1-10)

 

 ”Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku” (Mzm. 25:4-5a)

 

 

 

Ada beberapa gereja belum boleh merayakan Natal sampai berlalunya Minggu Adven II, berangkat dari tradisi bahwa untuk Minggu Adven I dan II, pesan khotbah masih bertema refleksi diri, penantian untuk menyambut kedatangan Yesus Kedua Kali. Ini senada pesan Yohanes Pembaptis, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Mat. 3:3; Mrk. 1:3; Yes. 40:3). Setelah Adven III, barulah tema mulai hal sukacita, dan perayaan Natal juga semakin meriah. Tentunya ada jalan keluar bila harus merayakannya di awal, pesan khotbah baiknya menyisipkan pentingnya pertobatan untuk menyambut Natal.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu Adven I ini adalah Mzm. 25:1-10. Ini doa Raja Daud berisi permohonan ampun dan perlindungan. Sama seperti kita, Daud menyadari perbuatan dosa-dosanya, meski tentu ada banyak hal perbuatannya yang menyenangkan hati Tuhan. Tapi dosa adalah dosa. Dampak dosa dapat diterima hukumannya saat hidup di dunia, tetapi dapat juga kelak dalam penghakiman pasca kematian. Semua adalah hak kedaulatan Tuhan.

 

 

 

Daud dan tentunya kita juga, berharap agar hukuman Tuhan tidak terjadi dan dilakukan di dunia, apalagi jika harus menanggung derita dan malu di hadapan mata teman-teman. Tetapi jika itu yang terjadi – meski tidak selalu dampak dosa seperti dialami Ayub, Daud menanggung dosanya yakni anaknya mati dari hasil perselingkuhannya dengan Batsyeba (2Sam. 12:18). Oleh karenanya jangan mudah jatuh dan kecewa, tapi tetaplah berserah menerimanya, dan percaya, Tuhan akan menolong keluar dari masalah dan derita yang menimpa (ay. 1).

 

 

 

Melepaskan diri dari dosa dan jeratnya, Mazmur ini memberi dua arahan. Pertama, ada kemauan dan memohon agar Tuhan memberitahu dan menunjukkan jalan-jalan-Nya; dan kedua agar Tuhan membawa kita berjalan dalam kebenaran-Nya serta mengajar kita, meski kadang harus melalui jalan sulit (ay. 4-5a). “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing ....., dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati” (ay. 8-9).

 

 

 

Hidup sebagai pengikut Tuhan Yesus, mesti menyadari bahwa kita terikat janji. Alkitab adalah Kitab Perjanjian – Lama dan Baru. Orang tua saat anaknya dibaptis percik, berjanji anaknya kelak dibawa belajar isi Perjanjian, agar imannya bulat (sidi). Mereka yang diserahkan dan baptis selam/dewasa, pada hakekatnya adalah mengikat janji mengikuti Yesus, sebab melalui baptisan telah dipersatukan dan dibangkitkan sebagai manusia baru. Dan kita diingatkan juga, di dalam perjanjian dengan Allah tersedia rahmat dan kasih setia-Nya yang besar. Tuhan juga berjanji akan menghapus dan tidak mengingat pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan (ay. 6-7).

 

 

 

Memasuki minggu adven pertama ini, marilah kita menyegarkan, menguatkan dan memperbarui perjanjian kita kepada Tuhan. Dia adalah Allah yang menyelamatkan dan kita rindu menanti-nantikannya sepanjang hari (ay. 5b). Ini dilakukan dengan doa dan mohon pengampunan, serta tekad dalam perbuatan. Tidak perlu ritual baptis ulang dan lainnya. Utamanya, kita teguh dalam iman: “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya” (ay. 10). Terpujilah Dia yang kita nantikan dan akan peringati kelahiran-Nya.

 

 Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

Khotbah Minggu 1 Desember 2024 - Minggu Adven I

Khotbah Minggu 1 Desember 2024 – Minggu Adven I

 

 KERAJAAN ALLAH SUDAH DEKAT (Luk 21:25-38)

 

 Bacaan Leksionari lainnya: Yer 33:14-16; Mzm 25:1-10; 1 Tes 3:9-13

 

 

Pendahuluan

 

Minggu ini kita memulai pemberitaan firman Tuhan memakai sistim panduan leksionari yang dapat dilihat dan diunduh pada website ini. Sebagaimana kita ketahui, kalender gerejawi diawali dengan minggu adven selama empat minggu berturut-turut menjelang hari natal. Maka minggu tanggal 2 Desember 2012 ini adalah minggu pertama adven pada kalender gerejawi tahun 2012-2013.

 

 

 

Adven (adventus=Latin) berarti kedatangan. Minggu adven selalu berarti ganda, yakni minggu perayaan kedatangan Tuhan Yesus yang pertama 2000 tahun yang lalu dan sekaligus minggu peringatan akan datangnya Tuhan Yesus kedua kalinya ke dunia. Biasanya minggu pertama dan kedua adven memberikan gambaran akan kedatanganNya yang kedua dengan gambaran eskatalogis, dan minggu ketiga dan keempat adven lebih kepada sukacita sambutan perayaan kelahiranNya dua ribu tahun lalu, karena melalui Dia kita orang percaya telah diselamatkan olehNya. Kalau dalam peristiwa kedatangan di Betlehem digambarkan Tuhan Yesus datang sebagai Bayi Kudus yang lemah lembut, lahir di kandang domba dengan segala kerendahannya, maka kedatangan Yesus Kristus yang kedua digambarkan akan penuh kemuliaan sekaligus sebagai akhir dari dunia dengan segala penghukuman dan penggenapan janji bagi yang percaya dan taat kepadaNya.

 

 

 

Bacaan nats Luk 21:25-38 dalam minggu pertama adven ini memberikan gambaran yang eskatalogis tersebut. Ada beberapa kata kunci yang diberikan yakni sebagai berikut:

 

 

 

Pertama:  Tanda-tanda pada alam semesta akan mendahului kedatanganNya yakni pada Matahari, bulan dan bintang-bintang. Gambaran lain juga sudah diberikan mulai dari ayat 5 pasal ini. Gangguan akan pada bumi terjadi sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Demikian juga adanya deru dan gelora laut yang menimbulkan katakutan pada umat manusia. Oleh karena itu setiap ada peristiwa gangguan alam seperti topan Sandy baru-baru ini di Amerika dan juga berbagai peristiwa lainnya berupa gempa, tsunami, letusan gunung merapi, banjir badang dan sebagainya, seolah-olah memberikan peringatan dini bahwa akhir dunia ini sudah semakin dekat. Mungkin sebagian orang akan berpendapat bahwa bencana yang terjadi itu semua hanya bersifat lokal dan tetap bisa dipulihkan. Tetapi gambaran yang lebih dahsyat tentang kemungkinan hancur totalnya bumi ini dapat terjadi yakni salah satunya dengan adanya sebuah benda meteor besar (bisa sebesar bumi atau lebih besar/kecil) dari galaksi raya yang akan meluncur dengan kecepatan tinggi menuju bumi dan menghasilkan tabrakan besar meluluh-lantakkan bumi dan segala isinya. Gambaran seperti itulah yang pernah diungkapkan dalam film Armageddon yang dibintangi oleh Bruce Willis, Ben Affleck dan Liv Tyler. Meski dalam film tersebut bumi dapat diselamatkan dengan solusi mengebor meteor tersebut dan meledakkan nuklir di angkasa, namun solusi itu tidak logis karena ukuran pengeboran dan meteor itu tidak sebanding. Tapi itulah film hanya untuk menghibur.

 

 

 

Kedua: Kita diminta untuk berhikmat dalam membaca setiap tanda-tanda alam tadi. Nats tersebut memberi perumpamaan dengan memperhatikan pohon ara atau pohon apa saja. Sebab apabila kita melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kita tahu dengan sendirinya bahwa pergantian musim sudah terjadi. Pergantian musim berarti bahwa hari Tuhan akan datang. Yesus akan kembali ke dunia. KedatanganNya pasti tidak disangka-sangka seperti datangnya pencuri di waktu malam. Inilah yang dinyatakanNya bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Dalam Yer 33: 14  disebutkan, "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda”. Dalam peristiwa kedatangan yang akan terjadi itu, dipastikan akan menimpa semua penduduk bumi ini tanpa ada pengecualian. Masa ini juga disebutkan dalam Alkitab sebagai masa kesusahan dan kesengsaraan besar.

 

 

 

Ketiga: Dalam gambaran seperti itulah Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia akan datang untuk mengakhiri dunia ini. Tidak seorangpun luput dari semua yang akan terjadi itu , dan firmanNya mengingatkan supaya kita tahan berdiri di hadapan Anak Manusia yang datang itu. Ia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Tapi orang percaya harus menyikapi tanda-tanda alam yang dahsyat itu dengan meningkatkan kesiagaan dan pengharapan iman akan kedatangan Kristus. Berbeda dengan gambaran yang pertama, bagi mereka yang mempersiapkan diri, apabila semuanya itu mulai terjadi, maka firman Tuhan menyerukan “bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”. Justru itu bagi kita yang percaya kepada Kristus tidak perlu kuatir karena hari Tuhan itu akan menjadi hari penyelamatan yang membawa sukacita. Sikap orang Kristen bukan panik, tidak peduli dan ketakutan, tetapi kita diminta bangkit mengangkat wajah menatap penuh harap akan kedatangan-Nya yang menggenapkan keselamatan-Nya. Tuntutan untuk setia sangat penting mengingat pengajaran Yesus bahwa Ia kembali bagi orang percaya yang setia. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan Tuhan Yesus tidak akan berlalu. Hari Tuhan adalah hari keselamatan.

 

 

 

Keempat: Dalam menyongsong hari keselamatan itu, kita diminta untuk menjaga hati dan bertobat. Hati kita jangan lagi sarat oleh keinginan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. . Kebiasaan lama yang buruk dan tidak berkenan kepada Allah agar dihentikan. Kita jangan begitu asyik dengan kesenangan atau kekuatiran dunia ini sehingga gagal untuk bersiaga bagi kedatangan-Nya. Kebiasaan yang dapat menyusahkan diri sendiri dan terutama menyusahkan orang lain sebaiknya dirubah menjadi kebiasaan yang menyenangkan orang lain dan Tuhan Yesus. Kebiasaan mensia-siakan waktu diminta berganti menjadi penggunaan waktu untuk berdoa dan berjaga-jaga. Semua ini supaya hari Tuhan sebagai penggambaran akhir dunia ini, jangan jatuh kepada kita seperti sebuah jerat yang kita tidak bisa melepaskan diri lagi. Semua jerat dan ketakutan itu dapat lepas melalui pertolonganNya. Dalam 1Tes 3:9-13 disebutkan bahwa, “Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu. Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa  kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita , dengan semua orang kudus-Nya.”

 

 

 

Kesimpulan

 

Minggu adven yang saat ini datang kepada membawa pesan agar disamping sukacita perayaan memperingati lahirnya Sang Juruselamat ke dunia ini, sekaligus juga mengingatkan bahwa kedatanganNya kedua kali merupakan hari Tuhan dengan segala kuasa yang dimilikiNya.

 

 

 

Bagi kita diminta untuk terus berhikmat dengan mampu membaca tanda-tanda alam dan zaman yang memperlihatkan bahwa Anak Manusia yakni Yesus Kristus akan datang kembali dengan segala kemuliaanNya yang merupakan penggenapan janjiNya yakni kerajaan Allah tersebut sudah dekat. Sebagai orang percaya yang diminta taat kepada firmanNya maka kita perlu untuk berjaga-jaga dan tekun berdoa disamping meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepadaNya. Dengan demikian maka kita akan luput dari penghakiman dan masa kesusahan dan penderitaan yang besar itu. Melalui kita orang percaya dan Gereja yang merayakan Adven, timbul citra dan karakter Kristus untuk keselamatan seluruh umat manusia.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

 

Kabar dari Bukit, Minggu 24 November 2024

Kabar dari Bukit

 

 ADA, SUDAH ADA DAN AKAN DATANG (Why. 1:4-8)

 

 ”Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya,” (Why. 1:3a)

 

 Hari Minggu ini adalah minggu terakhir dalam kalender gereja dan dinamai Minggu Kristus Raja; minggu depan kita masuk ke awal baru yakni masa Minggu Adven. Disebut Kristus Raja tentunya karena selama perjalanan iman setahun, kita telah diberi tantangan dan kekuatan, sekaligus penyertaan Tuhan yang membuktikan bahwa Kristus adalah Raja, Mesias dan Tuhan kita.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Why. 1:4-8. Judul perikopnya: Salam kepada ketujuh jemaat, dengan doa pengharapan: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai mereka dari Allah Tritunggal: Bapa, Roh Kudus dan Yesus Kristus (ay. 4b-5a). Sebuah kata pembuka yang perlu diteladani, jika kita mengirim pesan tertulis, seperti WA, SMS atau email, bukalah dengan salam; jangan langsung ke masalah apalagi dengan nada amarah.

 

 

 

Kasih karunia merupakan pengharapan semua orang percaya, yakni Allah terus mengasihi kita dan diberi karunia dalam pengertian bukan atas prestasi kita, hanya belas kasihan Allah – sebab kita orang berdosa tidak layak. Demikian juga dengan damai, rindu situasi tiadanya ketakutan dan kebencian, hidup yang berserah meskipun ada kekhawatiran tertentu. Sementara, keadaan sejahtera adalah cukup dalam kebutuhan dasar yang disertai rasa syukur; bila pun ada "keinginan", tetaplah diupayakan dan dibawa dalam doa kiranya Tuhan menolong.

 

 

 

Hal kedua disebutkan ada tujuh Roh pada ketujuh jemaat (ay. 4b). Ini memberi pengertian bahwa Allah Roh Kudus Mahahadir di semua tempat bagi mereka yang percaya, tidak dibatasi ruang dan waktu. Yesus Kristus sebagai Allah Anak, disebut sebagai Saksi yang setia (ay. 5a), setelah Ia menjadi manusia dan melakoni hidup dan pelayanan-Nya seturut kehendak Bapa; sebuah bukti kesetiaan sampai ke kubur. Allah Bapa pun membangkitkan-Nya untuk kembali naik ke sorga. Yesus menjadi teladan dan kita diminta agar setia dan serupa dengan Dia (Rm. 8:29; Flp. 1:6).

 

 

 

Hal ketiga, Yesus berhasil membangun sebuah Kerajaan di dunia (ay. 6), bukan politik atau batas fisik wilayah, melainkan sebuah Kerajaan Rohani dengan “umat/warga” terbesar di dunia. Oleh karena itulah Yesus disebut Raja, kita orang percaya telah ditunjuk menjadi imam-imam, tidak terbatas dari suku Lewi saja. Oleh karenanya, “bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin (ay. 6b).

 

 

 

Nas minggu ini ditutup dengan nubuat yakni Yesus akan datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia (ay. 7). Kedatangan Kristus Kedua Kali (K4), selain diterima dengan iman perlu memahami makna nubuatan, yakni mendengarkan, membaca dan menurutinya (ay. 3). Ini bukan saja kita yang percaya, tetapi juga mereka yang telah menghukum Dia, agar kelak tidak menyesal dan meratapinya.

 

 

 

Tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini tanpa awal dan tanpa akhir, terkecuali Allah sendiri. Oleh karenanya Allah mencanangkan, "Aku adalah Alfa dan Omega..., yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Nah, seperti kata CS Lewis, “Sekali kita bersama Allah, bagaimana mungkin kita tidak hidup selamanya.” Kiranya kasih-Nya menyertai kita hingga ke kekekalan (Yoh. 6:40; Tit. 3:7).

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

 

Khotbah (2) Minggu 1 Desember 2024 - Minggu Adven I

Khotbah (2) Minggu 1 Desember 2024 – Minggu Adven I

 

 BERTAMBAH KELIMPAHAN (1Tes. 3:9-13)

 

 “Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu” (1Tes. 3:12)

 

 Dalam memasuki Minggu Adven I, lagu pujian natal telah terdengar di beberapa tempat umum, khususnya di pusat pembelanjaan. Sudah terasa aura kegembiraan Natal.

 

           

 

Tapi perlu kita perhatikan bahwa bapa-bapa gereja menekankan pada Minggu Adven Pertama dan Kedua, nas firman Tuhan yang dibaca baiknya merupakan renungan yang bersifat kontemplasi, renungan untuk pertobatan, memohon kekudusan melalui perubahan hidup. Sehingga dengan demikian kita siap merayakan kelahiran Yesus Kristus di Betlehem dua ribuan tahun yang lalu.

 

 

 

Nas Minggu Adven I ini diambil dari 1Tes. 3:9-13. Nas ini berpesan tentang sikap kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.

 

 

 

Kita sering bersyukur atas kebaikan dan sukacita yang diberikan Allah kepada kita. Maka menjelang perayaan ini, patut kita bertanya: persembahan apakah yang layak kita berikan kepada Allah? Firman Tuhan mengatakan agar kita selalu menghitung berkat-berkat Tuhan yang membuat kita kagum atas-Nya (Mzm. 40:5; KJ. 439).

 

 

 

Selalu ada tantangan dalam menjalani kehidupan. Kadang-kadang ada topan dan badai bahkan yang keras yang membuat kita dapat kecewa, putus asa dan letih lesu. Tetapi sebagai orang percaya kita harus memahami bahwa Tuhan mengizinkan semua hal itu terjadi dalam hidup kita, sebagai ujian yang perlu dilakukan agar kita semakin dekat kepada-Nya untuk memperkuat iman kita. Oleh karena itu dikatakan pada ayat 3, Rasul Paulus berdoa sungguh-sungguh agar iman jemaat di Tesalonika dapat bertambah dan bertumbuh. Tentu ini berlaku bagi kita juga. Diharapkan semakin lama iman kita terus semakin bertumbuh. Iman berarti ketergantungan dan kepercayaan akan Tuhan, serta keterlibatan Tuhan dalam hidup kita. Dalam kaitan ini, meminta dukungan doa para hamba Tuhan sangatlah perlu, sebagaimana Rasul Paulus terus mendukung jemaat Tesalonika dalam doa (ayat 10-11).

 

 

 

Melalui nas ini kita diingatkan juga, bahwa bukti iman yang bertumbuh adalah bertambahnya kasih terhadap yang lain (ayat 12); kasih yang berkelimpahan dan perlu terhadap semua orang. Itu adalah kasih yang tidak pandang bulu, kasih yang tulus tanpa pamrih dan tanpa perhitungan untung rugi.

 

 

 

Iman tanpa disertai perbuatan adalah mati (Yak. 2:17, 26). Jadi janganlah kita cuma dapat berkata-kata manis, yang bahkan memakai bahasa malaikat, namun seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing saja (1Kor. 13:1).

 

 

 

Dalam mewujudkan kasih kita selalu diminta memberi pengorbanan. Tidak ada kasih tanpa pengorbanan. Dan pengorbanan itu bahkan bisa terasa sakit. Oleh karenanya kita diminta melalui nas Tuhan Minggu Adven I ini, agar tetap menguatkan hati dengan pertolongan Roh Kudus. Jangan sampai kita kalah, jatuh, dan merasa kecewa, atau bahkan membalas dengan kejahatan. Allah menginginkan kita tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita (ayat 13).

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ramles Manampang Silalahi

 

Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu XXVII Setelah Pentakosta

Khotbah Minggu 24 November 2024 - Minggu Kristus Raja - XXVII Setelah Pentakosta

 

 YESUS ADALAH RAJA (Yoh. 18:28-37)

 

 Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku" (Yoh. 18:37b).

 

 

Dalam leksionari kalender gereja, hari Minggu ini dinamai Minggu Kristus Raja, minggu terakhir setelah Pentakosta, sebelum memasuki masa Advent di minggu depan. Firman Tuhan bacaan kita Yoh. 18:28-37 menceritakan tentang percakapan Yesus dengan Pilatus, sebelum Dia diputuskan untuk disalibkan. Pilatus heran, orang Yahudi memiliki raja, dan dia belum pernah mendengarnya. Bahkan raja orang Yahudi ini justru diminta diadili menurut hukum Romawi. Pilatus tidak tahu apa yang Yesus telah lakukan, sehingga bertanya kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Yesus tidak menyangkal dan menegaskan seperti ayat pembuka di atas.

 

 

 

Yesus hanya menjelaskan kerajaan-Nya bukanlah dari dunia. Ia sampai tiga kali menyebut "kerajaan-Ku" yang artinya Dia adalah Raja dari sorga, Raja dari segala raja yang ada di bumi. Dia adalah Raja pemilik kerajaan dan kehidupan. Kerajaan dunia naik dan turun, datang dan pergi, tetapi Kerajaan-Nya kekal sampai selama-lamanya. Itu terbukti telah dua ribuan tahun, Dia Raja yang hidup, pemberi hukum yang kekal dalam kitab suci Alkitab.

 

 

 

Kitab Filipi menjelaskan dengan gamblang, kewargaan kita adalah di dalam sorga (Flp. 3:20). Kita orang percaya selalu menempatkan Yesus tidak hanya sebagai Raja yang berkuasa di bumi, tetapi juga Ia adalah raja yang menjadi hakim kelak yang eskatalogis. Tidak perlu ada keraguan. Pilatus sebenarnya merasa Yesus tidak bersalah, tetapi ia tidak tegas, justru memenuhi keinginan orang banyak saat itu. Ia berpikir dapat bebas dengan mencuci tangannya, dengan dasar ia tidak mengerti kebenaran dengan bertanya: apakah kebenaran itu?

 

 

 

Sebaliknya kita telah melihat kebenaran yang telah dipersaksikan Yesus selama hidup-Nya dan keabadian kerajaan-Nya. Keraguan kita dan tiadanya ketegasan dalam bersikap dalam menjalani kehidupan, mengikuti teladan dan perintah-Nya, akan membawa kita seperti Pilatus ke dalam kesalahan fatal. Orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan (Yak. 1:6-7).

 

 

 

Mari kita orang percaya tetap menjadikan Yesus sebagai Raja yang memerintah dalam hidup kita dan selalu mendapat hormat. Ia Raja setiap hari, setiap jam dan dalam denyut nadi kita. Dialah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. “Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku,” kata Tuhan Yesus. Mengakui Dia adalah Raja, maka kita juga mengakui Ia berkuasa dan memiliki hidup kita, dan secara otomatis Ia menjadi pembela dan penyelamat hidup kita. Mari terus persiapkan diri kita di dunia ini untuk menjadi anak-anak Raja Sorgawi, dan terus ikut memperluas dan membawa warga lainnya ikut menantikan kedatangan Kristus Raja ke dua kalinya. Itulah kebenarannya yang sejati.

 Selamat beribadah dan selamat melayani.

 Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 645 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8558396
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
69744
41991
69744
8223859
709681
883577
8558396

IP Anda: 172.70.147.83
2024-12-15 21:56

Login Form