Tuesday, December 17, 2024

Khotbah Minggu 20 Februari 2022

 

KHOTBAH MINGGU VII SETELAH EPIFANI- 20 Februari 2022

 

MENGASIHI MUSUH (Luk. 6:27-38)

 

 

"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu" (Luk. 6:27).

 

 

Firman Tuhan hari Minggu ini untuk kita renungkan, Luk. 6:27-38, berpesan sesuatu yang luar biasa dan menjadi ciri khas Kristiani: Kasihilah musuhmu. Dari tiga agama Semawi hanya Tuhan Yesus yang mengajarkan demikian. Memang ada ajaran dari Timur yang bernada serupa, tetapi melakukannya dengan upaya kekuatan sendiri, tanpa pendampingan Roh Allah yang memampukannya.

 

 

 

Wujud mengasihi musuh dijelaskan Tuhan Yesus dengan langkah konkrit lainnya: "mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu" (ayat 28-29). Dahsyat, kan? Luar biasa, bukan?

 

 

 

Pesan kedua nas minggu ini di ayat 30-33: "Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.... Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?" Perintah Yesus ini dikuatan dengan membandingkan: "Orang-orang berdosapun berbuat demikian." Jadi, disitulah kita pengikut Kristus memang harus berbeda.

 

 

 

Pesan terakhir, janganlah menghakimi, supaya kitapun tidak akan dihakimi. Dan jangan menghukum, supaya kita tidak dihukum; ampunilah dan kitapun akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi (ayat 37-38a). Tuhan Yesus menegaskan kembali pesan-Nya agar kita selalu murah hati, seperti Bapa sorgawi yang murah hati (ayat 36). Dalam memberi, Yesus mengibaratkan pedagang yang murah hati, selalu mengisi takaran yang baik, berlebih dengan cara mengoyang-goyang untuk padat bahkan berlimpah tumpah keluar (ayat 38). Ukuran yang kita pakai untuk mengukur, itu juga yang akan dipakai Tuhan kepada kita.

 

 

 

Tentu melakukan itu semua pastilah berat. Sesuatu yang berat jelas perlu latihan. Ibarat berlari, diminta ikut _Half Marathon_ yang 21,1 km tentu tidak terbayangkan jauhnya. Tetapi dengan latihan dan ketekunan, itu pasti bisa tercapai. Latihan badani yang terbatas gunanya, mau kita lakukan. Semestinya, "latihan ibadah yang berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang" (1Tim. 4:8), itu pasti lebih penting. Apalagi, bersama Roh Allah, semua menjadi lebih mudah karena kita dimampukan. Haleluya. Pasti.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 1363 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8619762
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
45769
12041
131110
8223859
771047
883577
8619762

IP Anda: 172.69.165.62
2024-12-17 13:58

Login Form