Monday, December 16, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 16 Januari 2022

 

Kabar dari Bukit

 

RESPON KESUSAHAN (Yes. 62:1-5)

 

 

Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu…. (Yes. 62:2)

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu dari Yes. 62:1-5. Nas ini menjelaskan tentang penderitaan bangsa Israel atas pembuangan, akan segera berlalu. Allah tidak akan berdiam diri membiarkan anak-anak-Nya (ay. 1). Cinta kasih Allah terhadap umat tetap sesuai rencana Allah semula. “Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu (ay. 3). Badai akan berlalu. Tuhan pasti memenuhi janji-Nya.

 

 

 

Setiap insan pasti mengalami kesusahan. Bahkan ada yang mengalaminya sangat berat sehingga layak disebut penderitaan. Alkitab menggambarkan kisah Ayub demikian rinci: kehilangan anak-anak dan harta benda, sakit yang tidak terperikan, dan ditinggalkan para sahabatnya. Yusuf dibenci dan dijual para saudaranya, difitnah dan dipenjara. Naomi mengungsi karena kelaparan, namun suaminya meninggal dan hidup menjanda dengan dua anak yang kemudian juga meninggal. Ada tokoh lain, seperti Musa, Elia, dan Paulus dalam PB, yang semuanya melewati kesusahan dan penderitaan, tapi berakhir menang.

 

 

 

Kini, bagaimana respon kita terhadap datangnya kesusahan atau penderitaan? Tentunya hal paling tidak bijak, bila berusaha menyalahkan orang lain dan mencari kambing hitam. Terlebih, menyalahkan Tuhan dan berpikir Tuhan tidak mengasihi. Padahal yang terbaik adalah fokus terhadap diri sendiri dahulu, melihat kemungkinan kita bagian dari sumber kesusahan. Kedua, melihat adanya rencana dan maksud Tuhan atas semua yang terjadi.

 

 

 

Tapi, mengapa Tuhan membiarkan ada rasa sakit dan penderitaan? Sangat menarik jawaban Billy Graham, ketika David Frost bertanya padanya dalam bukunya Billy Graham, Personal Thoughts of a Public Man. Billy Graham ditengah rasa sakit Parkinson yang dideritanya, menjawab: “Saya tidak tahu. Tuhan jelas mengizinkannya. Dia membiarkan itu dengan satu maksud yang saya tidak tahu. Saya pikir semua yang datang ke dalam hidup kita, Tuhan mempunyai maksud dan rencana, jika kita orang percaya sejati. Dan banyak hal-hal yang menyebabkan penderitaan dan ketidaknyamanan, atau apa pun. Tetapi itu membantu mendewasakan, sebab Allah ingin membentuk dan membuat saya seturut gambar Anak-Nya, Yesus Kristus….”

 

 

 

Pertanyaan David selanjutnya sangat berat, yakni tentang penderitaan orangtua yang memiliki anak “terbelakang” (down syndrome). Jawaban Billy Graham: “Itu pertanyaan sulit, sebab saya kira hal itu tidak akan bisa kita mengerti sampai kita tiba di sorga kelak. Saya juga tidak ingin menjelaskan hal itu, sebab saya tidak tahu penjelasannya. Saya tidak tahu mengapa, saya hanya tahu prinsip dasarnya, yakni Allah adalah Allah kasih dan yang penuh belas kasihan.” Billy Graham kemudian mengatakan, jangan pernah menyalahkan Tuhan atas segala hal yang terjadi.

 

 

 

Kembali terhadap Israel, janji Allah, mereka akan dipulihkan. “Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku".… seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu (ayat 4-5, band. 2Kor. 4:7-8). Allah sayang kepada anak-anak-Nya dan ingin tidak menyimpang dari rencana-Nya.

 

 

 

Oleh karena itu ketika datang kesusahan dan penderitaan, ringan atau berat, maka respon kita untuk berhasil melaluinya, kuncinya adalah: Sikap kita sendiri. Sikap kitalah yang membuat kita menjadi seorang pemenang, atau orang kalah yang menangisi dan hidup marah sepanjang hidupnya. Sikap kita yang menentukan, apakah kita menjalaninya dengan sepi sendirian atau berjalan bersama Allah. Sikap kitalah sebagai respon kesusahan dan penderitaan, yang justru membuat kita bertumbuh, lebih rendah hati, lebih dekat kepada-Nya, lebih kuat, lebih percaya mukjizat, dan terus berproses menjadi segambar dengan Kristus. Dan, itulah sebenarnya kehendak-Nya. Menerima realitas dan berserah; melihat, semua akan baik-baik saja. "Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Ul. 31:6b).

 

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 44 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8568924
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
6972
73300
80272
8223859
720209
883577
8568924

IP Anda: 172.69.165.12
2024-12-16 07:00

Login Form