Monday, December 16, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Oktober 2019)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 27 Oktober 2019)

 

Akhir Pertandingan

 

“To God be glory forever and ever. Amen!” (4:18b)

 

Firman Tuhan hari Minggu ini 2Tim 4:6-8; 16-18 berbicara tentang hidup ini bagaikan sebuah pertandingan. Ketika mulai menjadi dewasa dengan pengakuan iman, kita sebenarnya telah masuk ke dalam arena pertandingan, bagian perjalanan kehidupan, hingga tiba saatnya semua usai yakni kita dipanggil pulang menghadapNya, mempertanggungjawabkan "permainan" yang kita pertunjukkan.

 

Jelas tidak masuk akal bila kita ada di dunia ini hanyalah sebuah kebetulan atau proses alamiah semata. Manusia memiliki jiwa dan kekuatan akal untuk merencanakan dan memilih yang terbaik, yang mampu dikembangkannya sendiri atau bersama. Firman Tuhan memberi mandat budaya kepada manusia untuk meneruskan masa depan ciptaan Allah dan mengelolanya dengan berkhikmat (Kej 1:28). Oleh karena itu setiap orang wajib mengambil bagian di dalamnya dan merumuskan tujuan hidupnya.

 

Merujuk kepada ayat 1-5 sebelumnya, sangat jelas bahwa kita ada dan hadir di dunia ini mengemban misi Allah. Misi tersebut tidak terlepas pada rencana Allah menciptakan bumi dan segala isinya yakni agar ciptaanNya itu tetap sempurna dan semua baik (Kej 1:31). Allah menciptakan Taman Eden bagi Adam dan Hawa untuk hidup tenteram sejahtera seturut rencanaNya. Kehadiran iblis dalam seekor ular membuyarkan rencana tersebut sehingga rencana lain dijalankan dan manusia perlu bersusah payah serta harus menderita dalam menjalani kehidupan di bumi ini (Kej 3:16-19). Tetapi maksud Allah tetap, yakni menghadirkan kerajaan sorga di bumi ini dengan seluruh mosaik keindahannya.

 

Hidup adalah pertandingan dan yang ingin dicapai adalah kemenangan. Kemenangan tidak selalu harus dengan menyakiti. "Lawan" bisa berupa diri sendiri seperti disiplin dalam sebuah permainan golf. Diri sendiri juga perlu dikalahkan yang berbentuk ego, ambisi, keinginan daging dan tawaran keduniaan atau kesombongan meninggikan diri. Lawan dapat berupa pihak lain dengan berbagai siasat dan kekuatan. Iblis adalah komandan semuanya. Tetapi bagi seorang pemenang, yang dasarnya kuat dalam iman, ia tentu dapat mengendalikan semua itu, tetap bertumbuh secara rohani. Tujuan akhirnya yakni menjadi pemenang, penerima mahkota kebenaran (ayat 8).

 

Masalah selalu ada. Lawan bisa saja lebih kuat untuk sesaat. Kita kadang ditinggalkan kawan dan merasa sendiri, nelongso (ayat 18). Tetapi seperti Rasul Paulus tekankan dalam akhir pasal nas ini, tidak usah terlalu dikuatirkan. Allah selalu setia mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Fokuslah dalam panggilan sorgawi yakni menjadikan hidup ini adalah persembahan dan kesaksian, berbuah dan tetap teguh. Kematian sebagai akhir pertandingan bagi orang percaya, menjadi sebuah kelepasan dari tugas-tugas di dunia dan masuk ke dalam kehidupan sukacita abadi yang indah, yakni Kerajaan-Nya di sorga yang baka. Kini pertanyaannya: sudahkah aku ikut ambil bagian dalam pertandingan itu? Sesal di akhir jelas tidak berguna. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati, amin.

 

(Pdt. Em. Ramles M Silalahi)

 

Khotbah lainnya bagian leksionari hari Minggu ini Barangsiapa Meninggikan Diri, Ia Akan Direndahkan (Luk 18:9-14) silahkan mengklik web www.kabardaribukit.org.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 224 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8572164
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
10212
73300
83512
8223859
723449
883577
8572164

IP Anda: 162.158.189.4
2024-12-16 13:35

Login Form