KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 September 2016)
KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 September 2016)
Sukacita karena Bertobat
Dia orang Batak. Marganya Hasugian. Ibunya boru Purba. Dia tidak mau bersalaman dengan keluarganya. Abangnya pun dibencinya. Tetapi ia tekun mencoba racikan kimia buatannya. Hingga suatu hari, di ibadah minggu gereja yang khusuk, tiba-tiba ia berlari menuju mimbar khotbah dengan ransel berisi bom, ingin diledakkannya. Gagal, bom tidak meledak. Puji Tuhan. Tapi ia mengambil kapak dan menuju Pastor di mimbar. Alllah Maha baik, kapak hanya kena menggores tangan Pastor Pandiangan.
Kita marah. Kesal. Atau merasa kasihan. Lantas ada yang bersungut-sungut: kok bisa-bisanya ya, dia orang Batak, tega berbuat begitu?
Firman Tuhan minggu ini dari Luk 15:1-10 berbicara tentang sukacita karena satu orang bertobat. Tuhan Yesus diceritakan senang berkumpul menerima orang-orang berdosa, seperti pemungut cukai dalam nas tersebut. Namun orang Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut melihat Yesus menerima mereka. Yesus menjawab dengan memberi perumpamaan tentang seekor domba yang hilang dari kumpulannya. Tetapi pemilik domba itu pergi mencari seekor yang hilang dan meninggalkan yang 99 ekor. Ia sangat bersukacita ketika yang seekor ditemukannya kembali.
Seorang Batak bukan Kristen secara umum adalah mereka yang hilang. Seperti Hasugian, kampungnya pun sekitar Pusuk Buhit Samosir yang dipercaya tempat pertama “orang Batak” bermukim. Lantas mengapa mereka hilang? Hilang dalam arti kata tercerabut dari akar sejarah iman kakek-neneknya yang umumnya mengenal dan percaya pada Tuhan Yesus.
Secara teologia seseorang hilang berarti menghujat Roh Kudus dan menolak keselamatan kekal dari Tuhan Yesus. Mungkin ada alasan tertentu yang bersifat pribadi, tetapi faktor utama karena pengalaman dan pemahaman iman Kristianinya tidak kuat. Artinya, dia tidak mengenal secara dekat Tuhan Yesus. Ia tidak memahami kasih Tuhan Yesus. Ia tidak mendapatkan kasih itu yang seharusnya kita-kita ikut memberikannya. Seperti domba yang tersesat hilang, mungkin terperosok masuk lobang, sehingga hanya orang lain yang bisa menyelamatkannya. Seekor domba hilang tidak bisa menemukan jalan pulang, seseorang harus menuntunnya. Itu adalah kita-kita semua.
Kita bisa bersungut-sungut. Menyebut dia salah dan sebagainya. Namun Alkitab mengajarkan agar kita jangan bersungut-sungut dan menggerutu (Flp 2:14).
Misi ketiga PGTS adalah Mengupayakan ketahanan budaya lokal yg kristiani di seluruh wilayah Kaldera Toba. Kita orang percaya diberi Amanat Agung untuk mengabarkan kasih Tuhan Yesus bagi "Hasugian" dan sesama. Kasih dari sorga itu kita curahkan sehingga tidak ada lagi yang terhilang. Malah, kita berharap ada yang bertobat, sehingga seperti dikatakan firmanNya, "akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
(Pdt. Ramles MS – Ketum PGTS. Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat).
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu 15 Desember 2024 - Minggu Adven IIIKhotbah Minggu 15 Desember 2024 - Minggu Adven III KAPAK...Read More...
-
Khotbah (3) Minggu 15 Desember 2024 - Minggu Adven IIIKhotbah Minggu 15 Desember 2024 - Minggu Adven III PEMULIHAN...Read More...
-
Kabar dari Bukit, Minggu 8 Desember 2024Kabar dari Bukit DOA UNTUK ANAK DAN PEMIMPIN (Mzm. 72:1-7,...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 32 guests and no members online