Khotbah (3) Minggu VIII Setelah Pentakosta - 3 Agustus 2025
Khotbah (3) Minggu VIII Setelah Pentakosta – 3 Agustus 2025
PERKARA DI ATAS (Kol. 3:1-4)
Firman Tuhan bagi kita pada Minggu VIII setelah Pentakosta ini diambil dari Kol. 3:1-4. Nas ini meminta kita untuk berpikir dan fokus tentang perkara-perkara di atas, bukan soal-soal yang di bumi. Kita orang percaya telah dibangkitkan bersama Kristus, berarti hidup kerohanian kita memasuki hidup baru bersama Kristus. Meski fisik kita belum berubah, yakni masih memiliki tubuh yang sama, tetapi Allah telah memperbarui roh dan jiwa kita, dengan Roh Kudus yang tinggal dan berkuasa di dalam hati kita. Betul, sewaktu hidup dan tinggal di dunia ini kita tidak bisa lepas dari kebutuhan pangan, sandang, biologis, rasa aman, dan lainnya; demikian juga kita tidak bisa menghindar dari penyakit dan kematian tubuh duniawi yang ada. Bangkit bersama Kristus berarti memberi kesempatan kepada Roh Kudus untuk membaharui hidup kita secara terus menerus (lihat pasal 2 sebelumnya). Bersama Kristus berarti mengakui bahwa hidup kita sudah menjadi milik-Nya, sehingga kita memiliki sifat dan perilaku serupa seperti Kristus (band. Rm. 6:5).
Memikirkan hal-hal di atas berarti berjuang untuk menempatkan prioritas sorgawi dalam kehidupan praktis sehari-hari. Meski cara berpikir dunia akan mempengaruhi tindakan kita, tetapi kita tetap berkonsentrasi pada hal-hal yang abadi dibandingkan dengan hal yang sementara di dunia ini, dan itu memperlihatkan kedewasaan dalam berpikir. Memikirkan tentang hal-hal di atas berarti melihat kehidupan ini dari sudut pandang Allah dan mencari rencana-Nya dalam hidup kita (lihat Kol. 3:15 hingga pasal 4, yakni gambaran bagaimana Kristus menguasai hati dan pikiran orang-orang Kristen (band. Flp. 4:9). Hal ini juga akan menghasilkan penangkal bagi kecenderungan materialisme, dan memberi kita pemahaman yang benar tentang materi dan kekayaan duniawi, dengan melihatnya dari sudut pandang sorgawi.
Dalam kitab Filipi dikatakan, “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya” (Flp. 3:20-21). Dengan demikian, kita diminta membuat penilaian dan pertimbangan segala aspek kehidupan dari sudut pandang sorgawi.
Kita hidup di dunia bukan berarti kita harus membenci dunia, dan menjadi terpisah dengannya. Kita hanya memperlakukan dunia di sekitar kita sebagaimana Allah menciptakan dengan maksud tujuan-Nya, dan kita hidup secara harmoni di dalamnya. Membenci dunia haruslah dalam pengertian sifat-sifat duniawinya, bukan membenci isi ciptaan-Nya, sebab tugas dan tanggungjawab kita ada juga di dalamnya, yakni sebagai orang-orang yang menerima mandat budaya dari Allah untuk mengelola demi kemuliaan-Nya (Kej. 1:28).
Tersembunyi di dalam Kristus pada ayat 3 berarti, yang terjadi bukan lagi penonjolan diri. Apa yang kita perbuat dan capai dalam hidup saat ini, pekerjaan dan pelayanan, harus kita akui itu adalah kehendak dan pertolongan Allah, sehingga Dia-lah yang ditinggikan, bukan diri kita. Kita bermegah hanya dalam salib Tuhan (Gal. 6:14; Luk. 9:23). Apa yang kita lakukan, tidak masalah tersembunyi bagi mata dan pujian manusia, akan tetapi itu semua akan terbuka dan terungkap dalam buku kehidupan.
Kita jangan terjebak dalam kegiatan-kegiatan yang membawa kita seolah-olah rajin bersekutu, ikut beribadah, membaca firman Tuhan, bahkan melayani, namun kemudian kita merasa tidak bahagia. Pasti ada yang salah dalam hal ini. Jangan sampai dalam melakukan itu kita sebenarnya melupakan hakekat dan tujuan melakukan itu, sehingga kita kecewa dan merasa tidak puas. Jangan sampai ibadah dan pelayanan kita berpusat pada diri sendiri, dan bukan pada Kristus. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi atas tujuan dan penyertaan Roh dalam melakukan semua itu, sebelum akhirnya kekecewaan membawa kita kepada dosa. Perlu dilihat dan diperhatikan komunitas kita bergaul, yang sangat menentukan dalam cara berpikir kita, di samping tentu saja kecenderungan bawaan dari bawah sadar yang merupakan hasil pendidikan dan masa kecil.
Saat ini Tuhan Yesus sudah duduk bertakhta di sorga (Mzm. 110:1; Ef. 1:20). Rumah kediaman orang Kristen adalah tempat di mana Kristus hidup (Yoh. 14:2, 3). Semangat kita adalah semangat pengabdian dan rasa syukur, bukan semangat mencari imbal jasa. Upah adalah sesuatu hak yang melekat dan bukan tujuannya. Kesempurnaan dalam panggilan dan pilihan Tuhan yang membuat kita sebagai orang yang merdeka dimaksudkan supaya kita semakin memberi buah, menjadi serupa dengan gambar Kristus (2Kor. 3:18); Hidup semakin berbuahkan kebenaran (2Kor. 9:10). Kita perlu memahami itu dan rindu untuk berbakti, melayani Allah dengan segenap hati dan melayani sesama kita. Maka semua itu nanti hasilnya akan dibukakan dan dinyatakan pada saat Parusia, kedatangan Tuhan kembali, dan janji kemuliaan itu datang bersama-sama dengan Dia (Yoh. 17:24).
Nas Minggu IX setelah Pentakosta ini meminta perubahan cara berpikir kita yang akan mempengaruhi dan membuat pengakuan: hal yang kita lakukan adalah semua karena pertolongan Tuhan, dan membuat kita tidak menonjolkan diri. Diri kita menjadi tersembunyi di dalam Kristus yang sudah hidup di dalam diri kita. Kita tidak perlu kecewa atau kesal meski manusia tidak melihat dan menghargai hal itu. Seperti dikatakan ayat terakhir nas ini, “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia; Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm. 11:36).
Selamat beribadah dan selamat melayani
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu VIII Setelah Pentakosta - 3 Agustus 2025Khotbah Minggu VIII Setelah Pentakosta – 3 Agustus 2025 ORANG...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu VIII Setelah Pentakosta - 3 Agustus 2025Khotbah (2) Minggu VIII Setelah Pentakosta – 3 Agustus 2025 KASIH...Read More...
-
Khotbah (3) Minggu VIII Setelah Pentakosta - 3 Agustus 2025Khotbah (3) Minggu VIII Setelah Pentakosta – 3 Agustus 2025 PERKARA...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 17 guests and no members online