Thursday, January 09, 2025

Khotbah 2 Minggu Keenambelas setelah Pentakosta - 17 September 2023

Khotbah 2 Minggu XVI setelah Pentakosta - 17 September 2023

 

 MENGAMPUNI 70X7 (Mat. 18:21-35)

 

 "Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu" (Mat. 18:35).

 

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita dari Mat. 18:21-35, berbicara tentang pengampunan. Kisahnya tentang pertanyaan Rasul Petrus, “berapa kali harus mengampuni saudara” (yang berbuat dosa)? Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang raja yang membuat perhitungan kepada hamba-hambanya. Ternyata ada hamba yang berhutang 10.000 talenta. Atas permohonannya, raja berbelas kasihan dan mengampuninya, tidak tega sampai hamba itu harus menjual anak istrinya untuk pelunasan.

 

 

 

Tetapi ketika hamba itu mendapati ada orang lain yang berhutang 100 dinar kepadanya dan belum bisa membayar, ia justru mencekik orang itu dan memasukkannya ke penjara. Maka marahlah raja tadi yang sudah mengampuni. Ia memanggil hamba tersebut untuk diserahkan kepada algojo-algojo dipukuli sampai ia melunasinya.

 

 

 

Ada tiga pesan dalam nas ini bagi kita. Pertama, para Rabi Yahudi sesuai kitab Perjanjian Lama mengajarkan pengampunan hanya diberikan tiga kali. “Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat... (Amos 1:3, 6, 9 dst; Ayb. 33:29-30). Artinya jika orang lain berdosa, sampai tiga kali boleh diampuni, tetapi keempatnya jangan dibiarkan saja. Tetapi Yesus Kristus berkata kepada kita, orang Kristen mengampuni hingga tujuh puluh kali tujuh kali. Itu identik dengan tidak terbatas! Kesabaran yang panjang, tidak ada ujungnya. Dan, itulah (istimewanya) Kekristenan!!!

 

 

 

Hal kedua, to forgive (mengampuni) itu bisalah, tetapi bagaimana dengan to forget (melupakan)? Ya, memang, susah melupakan. Tim Lahaye dalam bukunya Anger is a Choice jelas-jelas mengatakan, “adalah kebohongan bila seseorang mudah melupakan rasa sakit yang dialaminya atas perbuatan orang lain.” Tetapi ia kemudian menjelaskan berdasarkan Yer. 31:34, mengampuni dan melupakan bukan berarti hilang dari ingatan Tuhan. Pesan pentingnya, agar kita tidak melakukan pembalasan atas perbuatan jahat orang lain. Jika kita melakukannya, maka kita sebenarnya jauh lebih jahat! “Pembalasan itu adalah hak-Ku,” kata firman Tuhan (Rm. 12:19).

 

 

 

Tim Lahaye kemudian mengatakan, itulah pengorbanan Kristiani, harga yang harus ditebus oleh orang percaya. Kita harus mampu mengendalikan pikiran (sisi otak), kemauan (sisi tindakan) dan emosi (sisi perasaaan). Jelas, sebuah perjuangan yang tidak mudah. Perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus sangat kontras, yakni pengampunan hutang 1.000 talenta kepada raja berbanding 100 dinar, atau 1:500.000 menurut William Barclay. Ini sama dengan pengampunan yang diberikan kepada kita atas bebas dari hukuman di neraka dan memperoleh keselamatan kekal, dibanding dengan rasa puas membalaskan kejahatan orang lain kepada kita. Tidak seimbang.

 

 

 

Hal ketiga, kita perlu memahami perbedaan antara hukum gereja dan hukum negara. Masalah pencurian berat, penganiayaan, perceraian, dan lainnya memiliki sisi dan wilayah masing-masing. Ini perlu berhikmat membedakannya, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hak kaisar dan hak Tuhan jelas berbeda (Kis. 25:8; band. Mat. 22:21). Pembelajaran untuk keadilan dan ketertiban kadang diperlukan dalam hidup bermasyarakat. Sama seperti adanya disiplin gereja, yang penting tujuannya adalah pertobatan dan menjaga "kekudusan jemaat", dengan tetap semangat megampuni; bukan untuk menjatuhkan, atau senang melihat orang lain susah.

 

 

 

Tentu kisah ini juga mengajarkan sisi lain, agar kita jangan ceroboh berulang kali memberi peluang orang lain berbuat kesalahan dan berdosa. “Berbahagialah orang yang murah hatinya”, kata Yesus (Mat. 5:7). Itu betul. Tetapi pepatah juga mengatakan, “hanya keledai yang jatuh dua kali dalam lubang yang sama.” Jadi jangan lalai. Tetapi jika itu terjadi, tetaplah mengampuni. Seperti kata William Arthur Ward, kita akan sama seperti binatang ketika menyakiti atau membunuh, kita sama seperti manusia lainnya ketika menghakimi, tetapi kita akan sama seperti Tuhan ketika mengampuni. Semoga Roh Kudus terus menguasai hati dan pikiran kita untuk mudah mengampuni dalam kasih.

 

Selamat beribadah dan melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 806 guests and no members online

Statistik Pengunjung

10330888
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
27954
125893
422733
9392853
704461
1777712
10330888

IP Anda: 162.158.163.175
2025-01-09 11:23

Login Form