Sunday, December 15, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 27 Agustus 2023

Kabar dari Bukit

 

 DALAM PEMELIHARAAN ALLAH (Kel. 1:8-2:10)

 

 ”Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air" (Kel. 2:10)

 

 Melalui Kitab Kejadian paling tidak ada empat kisah kehidupan yang menarik dan telah dijadikan renungan sebelumnya. Pertama adalah Abraham, yang dipanggil Tuhan berangkat menuju Tanah Kanaan. Kemudian lahirnya Ishak dan pencarian jodohnya. Yakub yang “penipu” hingga menjadi bapak 12 suku Israel. Terakhir Yusuf yang dijual menjadi budak, namun akhirnya menjadi pembesar di Mesir. Dari semua kisah itu, satu kesimpulan yakni adanya pemeliharaan Allah dalam kehidupan mereka.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu berbahagia ini adalah Keluaran 1:8-2:10. Ini kisah kelahiran Musa, nabi besar di tengah masa sukarnya bangsa Israel yang hidup di Mesir pasca kematian Yusuf. Firaun tidak menginginkan jumlah mereka semakin banyak sehingga dibuat aturan agar bayi laki-laki Israel yang lahir dibunuh, dan mereka yang sudah dewasa dipaksa kerja rodi dan ditindas (ay. 1:10-14).

 

 

 

Di tengah penderitaan tersebut Musa lahir. Sebenarnya Musa telah memiliki seorang abang dan kakak yakni Harun dan Miryam, dan jarak usianya cukup besar. Namun orang tuanya memilih menyelamatkan Musa dengan menyembunyikannya selama tiga bulan. Setelah khawatir ketahuan, ibu Musa membuat peti pandan dengan gala-gala dan ter, kemudian diletakkannya Musa dan dihanyutkan di tepi sungai Nil. Ibunya pun meminta Miryam untuk mengamati dari jauh jika ada yang mengambilnya (ay. 3-6).

 

 

 

Singkat cerita, putri Raja Firaun yang sedang mandi kemudian mengambil Musa. Atas saran Miryam, Musa kembali ke ibunya untuk disusui hingga besar (ay. 2:7-9). Musa yang dipilih Allah untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, akhirnya bertumbuh di tengah dua lingkungan yakni keluarga Israel dan istana.

 

 

 

Kita melihat adanya pemeliharaan Allah terhadap Musa. Kini pertanyaannya, apakah kita merasakan ada pemeliharaan Allah dalam hidup kita? Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan Allah dan bagaimana bekerjanya?

 

 

 

Menurut Dr. Hector Llanes dari Grand Canyon University, pemeliharaan Allah adalah pemeliharaan terhadap umat-Nya saat Ia membimbing mereka dalam perjalanan iman melalui kehidupan. Secara umum pemeliharaan Allah mengandung tiga unsur penting, yakni adanya pelestarian, penyediaan kebutuhan, dan pimpinan. Pemeliharaan Allah meliputi alam semesta maupun dalam pribadi manusia.

 

 

 

Tujuan pemeliharaan Allah adalah untuk menyelamatkan dan membentuk mereka menjadi sama seperti Yesus. Allah berdaulat untuk terus menopang, membimbing, dan merawat agar seturut dengan rencana-Nya yang tidak mungkin gagal. Oleh karena itu Allah dapat memilih dan menentukan siapa yang dipakai bagi kemuliaan-Nya (Rm. 8:28-29).

 

 

 

Untuk kita dapat ikut dalam pemeliharaan Allah, Dr. Hector Llanes mengatakan diperlukan tiga respons: Pertama, mengucap syukur kepada Allah atas kehidupan yang diberi dan dijalani. Apapun situasinya, Allah akan memulihkan dan menyelesaikan pekerjaan-Nya di dalam kehidupan anak-anak-Nya (Mzm. 104:27-31; Flp. 1:6).

 

 

 

Kedua, percaya dan meletakkan iman kita kepada Allah, sebagaimana orangtua Musa meletakkan iman mereka (Ibr. 11:23). Melalui iman ini Allah membimbing setiap langkah orang yang dikasihi-Nya, meski kadang melewati rintangan yang berat dan bahkan penderitaan (1Pet. 1:5-7; 1Kor. 10:13).

 

 

 

Dan respon ketiga, tetap bersukacita. Allah telah bersama kita dan diam di dalam hati kita melalui Roh Kudus (1Kor. 3:16). Kita telah diberi kuasa menjadi anak-anak-Nya (Yoh. 1:12-13). Allah meminta kita untuk tidak perlu khawatir dan berserah kepada-Nya (Mat. 6:26-29; 1Pet. 5:7). Oleh karena itu tidak ada alasan untuk takut dan khawatir, bahkan sampai merampas sukacita itu dari kita (Yoh. 16:22).

 

 

 

Kini, persiapkanlah diri dan terimalah melalui iman akan rencana-Nya. Sama seperti Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf dan Musa, Allah siap untuk memelihara hidup kita dan membuatnya menjadi bermakna, dan “senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2Kor. 9:8).

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 442 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8567119
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
5167
73300
78467
8223859
718404
883577
8567119

IP Anda: 172.69.165.63
2024-12-16 04:56

Login Form