Sunday, December 15, 2024

Khotbah 1 Minggu IV Pra Paskah Tahun 2023

KHOTBAH 1 MINGGU IV PRA PASKAH – Tahun 2023

PERGUMULAN DAN KESAKSIAN

(Yoh. 9:1-41)

 Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu IV Pra Paskah dari Yoh. 9:1-41. Ini kisah yang panjang tentang Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta sejak lahir, hingga berkembang ke masalah melakukan pekerjaan di hari Sabat. Tentang orang yang lahir buta, murid-murid bertanya kepada Yesus: "Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" (ayat 2). Hal seperti ini tentu juga kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari, ketika sebuah pergumulan penderitaan datang, dapat berupa sakit, kecelakaan membuat cacat fisik, atau penderitaan berat lainnya ke dalam kehidupan kita pribadi, keluarga atau sahabat.

Apa dosaku? Apa dosa orang tuaku, sehingga aku/dia mengalami hal seperti ini? Itu pertanyaan lumrah yang manusiawi. Dan Tuhan Yesus menjawab dengan sangat tegas dan mencerahkan melalui nas ini: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (ayat 3). Artinya, dalam setiap situasi, Allah dapat bekerja untuk menyatakan kuasa dan kemuliaan-Nya, meski dalam penglihatan manusia itu berupa penderitaan fisik atau jiwa.

Betul, Alkitab berkata dosa membawa konsekuensi ke anak cucu, sebagaimana isi hukum Taurat kedua (Kel. 20:7) dan pengakuan Raja Daud, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mzm. 51:5). Tetapi ketika kita di dalam Tuhan Yesus, rantai dosa ini telah putus oleh penebusan-Nya atas segala dosa-dosa kita termasuk dosa turunan, melalui baptisan dan pengakuan percaya, serta kita pun terus berusaha taat kepada-Nya. Dan, kita juga setia menyatakan pekerjaan Allah di sekitar kita.

Tantangan dan godaan selalu ada. Dalam nas ini, kaum Farisi ingin menjebak Tuhan Yesus dengan alasan melakukan pekerjaan di hari Sabat (penolakan yang sama pada penyembuhan di kolam Betesda, Yoh. 5:1-18). Orang yang dicelikkan matanya itu pun terus didesak untuk menyudutkan Yesus, tetapi justru pengakuannya menjadi kesaksian bagi yang mendengar (ayat 11, 17). Bahkan ia mengatakan: "Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.... Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa” (ayat 31, 33). Ia bersaksi tentang Yesus meski ia harus dibuang dari kelompoknya (ayat 34).

Di tengah masalah pandemic Virus Corona 2019 yang menakutkan dunia, kita perlu bersaksi mengikuti perkataan Tuhan Yesus di ayat 3-4: "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.”

Banyak hal yang orang percaya dapat perbuat sebagai kesaksian pekerjaan Allah, menjadi terang bagi sesama. Berkarya nyata, dan bukan dengan sombong rohani seolah-olah menguji Tuhan mengabaikan bahaya. Bagi yang tidak melakukan dan hanya takut semata atau mementingkan diri sendiri, kita juga diingatkan-Nya dalam ayat 41 terakhir: “Sekiranya kamu buta (tidak tahu - penulis), kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu” (band. Yak. 4:17). Nah, apapun pergumulan kita, jadikanlah itu kesaksian untuk kemuliaan-Nya. Itulah jalan menyenangkan hati Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 367 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8568272
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
6320
73300
79620
8223859
719557
883577
8568272

IP Anda: 172.70.188.10
2024-12-16 05:54

Login Form