Sunday, December 15, 2024

Kabar dari Bukit 10 Juli 2022

 

Kabar dari Bukit

 

 

ACT – ACTION KASIH

 

 

Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi (Amos 7:7-8b)

 

 

Horas, syalom....

 

ACT ini viral lagi. Tetapi buruk. Aslinya, Aksi Cepat Tangggap, membantu yang kesusahan khususnya akibat bencana. Dikelola saudara kita di sebelah. Tapi menurut media, dana donasi diambil pengurus melebihi ketentuan Kementrian Sosial; Kehidupan pengurus pun tidak sesuai dengan visi misi; Yayasan, yang menurut aturan baku, pengurus tidak boleh menikmati, ternyata dilanggar. Lantas, pernyataan KPK bahwa ada dana yang mengalir mendukung teroris. ACT pun dipelesetkan menjadi Ayo Cepat Transfer. Menurut media, Yayasan ini akan ditutup. Sungguh ironi, niat baik untuk berbuat kasih berbuntut buruk.

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini, dari Amos 7:7-17. Pasal 7 – 9 kitab ini menceritakan lima penglihatan nubuatan nabi Amos, terkait hukuman Allah yang akan dialami oleh kerajaan Israel. Dua penglihatan pertama telah menubuatkan hukuman. Tapi nabi Amos, seorang peternak desa, memohon pengampunan. Allah pun setuju bersabar.

 

 

Penglihatan ketiga adalah nas minggu ini. Nabi Amos melihat Tuhan berdiri dekat sebuah tembok yang tegak lurus, dan di tangan-Nya ada tali sipat (ay. 7). Sipat adalah timah hitam yang dipakai para tukang, digantung dengan benang, untuk melihat tegak lurusnya dinding atau tiang bangunan. Jelas ini pesan Allah ingin menegakkan kebenaran dan keadilan, menghukum yang salah. Amos kembali memohon pengampunan, tetapi tidak lagi diberi kesempatan. "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi," firman-Nya seperti di atas.

 

 

Melalui nas minggu ini, Allah berpesan: dosa pasti mempunyai konsekuensi. Dosa yang merupakan perbuatan melanggar firman-Nya, akan berdampak buruk. Ya, mungkin kadang Allah bersabar, apalagi jika hamba-Nya ikut memohon. Tetapi tidak selamanya demikian. Keadilan dan kebenaran, tetap harus ditegakkan.

 

 

Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel, bahwa Allah menghukum bangsa Israel karena tidak memedulikan keadilan sosial. Orang miskin tidak diperhatikan, malah diperlakukan buruk (Am. 2:7; 4:1). Uang dan harta menjadi yang utama (3:10,15; 6:4-6). Ibadah dibuat megah, tetapi kasih nyata tidak diwujudkan bagi yang memerlukan. Bangsa Israel dipilih untuk menjadi teladan, menjalankan rencana Allah di kawasan dan bagi dunia; ternyata gagal!

 

 

Kasus ACT refleksi bagi kita dan gereja. Jangan terlalu terus mengutamakan ibadah, perayaannya. Jangan terlalu sibuk bernyanyi dan bersekutu, lupa memberi bagi yang memerlukan. Wujudkan kasih dengan nyata. Lihat kaum miskin dan yang membutuhkan kasih sayang dan pertolongan, agar tidak sesat. Penelitian dan disertasi saya  menjelaskan hal ini juga, dana persembahan umat, sedikit sekali yang dipakai untuk pelayanan sosial dan kasih nyata.

 

 

Kehebatan dan keistimewaan manusia di masa lampau, jangan disombongkan. Itu bisa hilang dan diabaikan, seperti kepada bangsa Israel, umat pilihan-Nya dalam nas ini. Nubuatan ketiga ini bentuk kemarahan Allah terhadap mereka yang tidak bertobat, berpaling menjalankan perintah-Nya. Allah menghukum Israel untuk memberi pelajaran. Ini juga pesan kepada kita umat-Nya. Dia adalah Allah semesta. Allah mengasihi umat-Nya, mengajar dengan cara menghajar.

 

 

Mari melihat diri kita sendiri. Sudahkan cukup besar memberikan kasih nyata kepada yang membutuhkan, termasuk keluarga? Semoga demikian kita adanya.

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 307 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8563897
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1945
73300
75245
8223859
715182
883577
8563897

IP Anda: 172.70.147.14
2024-12-16 02:59

Login Form