Sunday, December 15, 2024

Khotbah Minggu 19 Juni 2022

 

Khotbah Minggu Kedua Setelah Pentakosta 2022

 

MENGALAHKAN SETAN LEGION (Luk. 8:26-39)

 

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari:1Raj. 19:1-4, (5-7), 8-15a; Mzm. 22:19-28; Gal. 3:23-29

 

 

 

Pendahuluan

 

Pada minggu V setelah Pentakosta ini kita diberikan bacaan tentang pemahaman akan setan yang dalam nats ini disebut dengan Legion. Kisah ini juga dituliskan dalam Mat 8:28-34 dengan versi sedikit berbeda, yakni adanya dua orang yang dirasuki setan. Kita sangat penting mengetahui siapa itu setan sekaligus iblis sebab mereka adalah musuh utama orang percaya. Meskipun mereka tidak terlihat kasat mata, mereka memiliki kepribadian dan kuasa yang dapat mengalahkan kita manusia. Dalam nats ini, diceritakan mereka menguasai atau merasuki seorang laki-laki dan memberi dampak buruk bagi orang itu. Dari nats tersebut kita memperoleh pemahaman dan pengajaran sebagai berikut.

 

 

 

Pertama: setan dan Legion itu roh jahat (ayat 26-30)

 

Setan atau setan-setan dalam kamus Alkitab yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) didefinisikan sebagai kuasa jahat yang dapat merasuki orang sehingga orang itu menjadi sakit. Setan-setan adalah makhluk roh. Sementara roh-roh jahat adalah kuasa yang menguasai, memasuki, dan mempengaruhi seseorang sehingga ia melakukan dosa atau sakit. Sementara iblis (kadang disebut dengan Beelzebul)  adalah kepala setan-setan adalah si (kuasa) jahat yang melawan Allah serta rencana keselamatan-Nya.

 

 

 

Dalam nats ini setan memperkenalkan diri sebagai Legion yang berasal dari pengertian ribuan pasukan (Romawi). Memang pada dasarnya setan-setan itu merupakan laskar malaikat yang jatuh dan tidak taat pada Allah, dengan maksud dapat menguasai manusia agar tunduk kepadanya. Setan-setan bergabung dengan iblis untuk menipu dan meyesatkan manusia. Setan-setan adalah makhluk roh yang memiliki akal dan kepribadian. Mereka memiliki kuasa yang kuat untuk menghancurkan manusia. Dalam bacaan nats ini digambarkan bagaimana orang itu telah diikat dengan rantai dan dibelenggu, namaun mereka mampu melepaskannya. Sebagai bagian dari kerajaan Iblis dan musuh Allah dan manusia, mereka itu sangat jahat dan kejam (Mat 12:43-45).

 

 

 

Alkitab banyak memperlihatkan manusia yang menderita karena pengaruh Iblis. Ada berbagai wujud dan ekspresi orang yang dibelenggu setan, demikian juga atas hewan-hewan. Kita bisa melihat hal itu pada acara-acara alam gaib di televisi atau acara-acara adat tradisional yang masih dipenuhi sinkritisme. Tetapi umumnya setan-setan tinggal di dalam tubuh orang yang tidak percaya (band. Mrk 5:15; Kis 16:18). Mereka kadang berbicara dengan suara orang lain, bertindak laku aneh-aneh dan ada yang sakit tanpa kejelasan medis, seperti dikisahkan dalam nats minggu ini (band. Mat 9:32-33; 12:22; Mrk 9:20-22; Luk 13:11). Semua itu terjadi  sebab ada setan atau roh jahat yang tinggal di dalam diri mereka, meski tidak semua penyakit datang dari roh jahat (Mat 4:24; Luk 5:12-13). Oleh karena itu, penting bagi kita menyadari bahwa kita tidak berperang melawan darah dan daging, tetapi melawan roh dan kuasa kejahatan (Ef 6:12).

 

 

 

Kedua: mengalahkan dan membelenggu setan (ayat 31-34)

 

Beberapa contoh dalam Alkitab memberitahu kita bagaimana setan menggoda manusia, tetapi kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang itu bisa kerasukan setan. Kerasukan setan berarti roh manusia itu total dikuasai terus menerus oleh setan yang memang rohnya lebih kuat. Terus menerus berarti roh seseorang itu tidak lagi berfungsi sama sekali. Setan dan iblis juga sangat tahu bahwa dengan mereka diam merasuki di dalam kepribadian seseorang, maka itu cara yang efektip untuk memperluas kuasanya. Dengan jalan itu setan-setan dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan orang tersebut agar tidak menuruti pimpinan Roh Kudus (2Kor 11:3,14). 

 

 

 

Iblis sebagai penghulu para setan ingin menguasai pikiran dan tindakan manusia memiliki organisasi yang besar dan efektip dalam tujuannya untuk menghancurkan rencana Allah (Yoh 7:7; 15:18; Yak 4:4). Mereka telah bekerja sejak awal manusia pertama Adam yang jatuh ke dalam dosa. Sebagaimana disebutkan, dalam alam semesta ini hanya ada tiga roh, yakni roh manusia, roh jahat (iblis dan setan), dan Roh Kudus. Roh manusia memiliki kelemahan sebab manusia memiliki daging dan egoisme berkehendak. Meski roh manusia itu kuat, tetapi daging itu lemah dan itu yang menjadi sasaran iblis. Oleh karena itu dapat disebutkan roh jahat (iblis dan setan) itu lebih kuat, sebab mereka tidak memiliki daging. Satu-satunya cara untuk mengalahkan roh jahat hanyalah meminta pertolongan Roh Kudus, sebab Roh Kudus yang Mahakuasa, meski ada cara-cara yang diusahakan manusia dengan menghilangkan keinginan daging dan kehendak melalui tapa atau sejenisnya.

 

 

 

Allah tidak menghendaki manusia kalah oleh roh jahat itu. Yesus datang untuk menyelamatkan kita agar tidak dikuasai oleh roh-roh jahat dan kedagingan. Kita harus memilih tunduk pada setan, iblis, kedagingan atau tunduk pada Allah. Pada saat kita sadar dan berjuang melawan pengaruh roh jahat itu bersama dengan Roh Kudus, maka setan akan lari dari kita (Yak 4:7). Ketika kita lemah maka kita kalah dan dikuasainya. Saat sadar, kita dapat memohon kepada Roh Kudus agar kita menjadi menang kembali. Tetapi ketika kita terus menerus lemah dalam iman dan pikiran sadar, maka setan dan iblis dapat merasuki hingga kemudian kita tampak seperti orang tidak waras atau sakit yang berkepanjangan dengan tidak jelas medisnya.

 

 

 

Maka satu-satunya cara mengalahkan setan dan iblis hanyalah dengan memiliki hubungan yang erat dengan Roh Kudus. Orang yang imannya kuat akan didiami oleh Roh Kudus dan orang ini tidak akan mungkin kerasukan setan, sebab Roh Kudus dan setan-setan tidak dapat tinggal bersama-sama dalam diri seseorang (2Kor 6:15-16). Sebagaimana digambarkan dalam nats minggu ini, ketika setan atau Legion bertemu Allah maka mereka selalu ketakutan dan memohon agar tidak langsung dikirim disiksa di neraka. Neraka adalah tempat siksaan yang telah dipersiapkan Tuhan Yesus bagi Iblis dan setan-setan (Mat 8:29;25:41; band. Why 20:10). Oleh karena itu, setan takut dan tunduk pada Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Tetapi orang yang dirasuki setan tentu tidak mempunyai kemampuan lagi untuk memohon kepada Allah. Mereka telah hilang kesadarannya. Namun belas kasihan Yesus kepada orang yang dirasuk Legion tersebut membuat Ia memerintahkan setan itu keluar dari orang itu, dan memindahkan ke babi-babi yang sedang mencari makan di daerah itu. Sebagaimana kita ketahui, wilayah Gerasa ini banyak dihuni oleh orang bukan Yahudi karena itu banyak peternakan babi.

 

 

 

 

 

Ketiga: lebih berharga jiwa atau harta? (ayat 35-37)

 

Melihat kejadian itu, penduduk Gerasa lantas keluar melihat apa yang telah terjadi dan kemudian mereka sangat ketakutan. Bagaimana mungkin orang yang kerasukan itu telah sehat kembali dan mereka melihat babi-babi mereka akhirnya harus jatuh ke jurang karena setan telah merasuki hewan-hewan itu.  Di satu sisi mungkin mereka senang orang itu sembuh ditinggalkan setan-setan, duduk di kaki Yesus dan telah berpakaian, tetapi di sisi lain mereka kehilangan babi- babi mereka sehingga mengalami kerugian besar. Sikap mereka menjadi mendua.

 

 

 

Seringkali Alkitab menceritakan bahwa peristiwa atau kejadian atas seseorang adakalanya dimaksudkan juga untuk kepentingan menyadarkan orang lain. Contoh ini dapat kita lihat pada kisah anak yang lahir buta (Yoh 9:1-3). Dalam cerita di nats ini juga Yesus melakukan penyembuhan orang yang kerasukan tersebut sekaligus menguji iman para penduduk. Ternyata mereka tidak suka melihat Yesus karena dianggap tidak memperdulikan dan mengorbankan harta benda mereka. Sukacita akan kesembuhan dan gangguan dari orang yang kerasukan setan itu menjadi hilang, karena mereka lebih memikirkan harta benda mereka yang hilang. Hitung-hitungan ekonomi seperti itu jelas tidak berkenan bagi Tuhan.

 

 

 

Yesus memiliki belas kasihan dan tidak akan membiarkan orang dalam kondisi dirasuk setan. Bagi Tuhan Yesus satu jiwa lebih berharga dari pada harta benda. Kiasan ini diungkapkan dalam mencari domba yang hilang dan meninggalkan 99 domba lainnya. Setan sangat pintar membuat berhala baru bagi mereka yang tidak percaya. Kuasa berhala itu dapat berupa kuasa akan harta benda dan lebih mengutamakan dan menyembahnya. Inilah yang terjadi pada penduduk Gerasa itu, mereka ketakutan bahwa Yesus akan mengorbankan banyak hewan piaraan mereka, oleh karena itu mereka mereka meminta Dia pergi. Bagaimana dengan sikap kita? Apakah kita mengutamakan harta kita dan membuatnya menjadi berhala?

 

 

 

Keempat: menceritakan kekalahan setan (ayat 38-39)

 

Salah satu tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk membuktikan bahwa Iblis dapat dikalahkan dan Ia siap menuntun yang percaya kepada-Nya untuk membebaskan mereka yang diperbudak oleh iblis (Mat 12:29 -30: Mrk 1:27; 3:20-30; Luk 4:18; 11:14-23). Dalam mukjizat yang diperlihatkan, Yesus seringkali langsung menyerang kuasa iblis dan setan-setan. Kadang istilah yang dipakai adalah mengikat dan mengusir mereka, agar tidak mengganggu dan menyusahkan manusia. Tuhan Yesus ingin memperlihatkan bahwa kerajaan dan kuasa Allah jauh lebih dahsyat dari pada kuasa yang dimiliki oleh iblis dan setan-setan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka manusia tidak tunduk lagi pada kuasa iblis dan setan, melainkan mempercayai kuasa kerajaan Allah yang membawa kepada pemulihan dan sukacita.

 

 

 

Yesus menginginkan agar semakin banyak orang dibebaskan dari kuasa setan. Sebagaimana laki-laki tersebut, dari kebiasaan tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah melainkan di pekuburan, kini ia memiliki kesadaran dan tanggungjawab akan dirinya dan ingin mengikut Yesus. Tuhan Yesus telah mengubahnya secara total dan menjadikan ia manusia baru dan ingin berbuat sesuatu bagi Dia. Tetapi sebagai penduduk Gerasa, sebagai penduduk bukan Yahudi, Yesus pada saat itu tidak menyetujui agar ia mengikuti-Nya melainkan meminta ia pergi dan memberitakan peristiwa itu kepada orang lain (yang bukan Yahudi).

 

 

 

Yesus kadang kala tidak menginginkan perbuatan-Nya disebarkan untuk diketahui oleh orang lain, tetapi khusus dalam peristiwa ini, Yesus mengatakan secara khusus: "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Maka kita dapat menarik pelajaran bahwa perbuatan kasih-Nya kadang kala tidak perlu diutarakan secara spesifik melainkan dalam buah tindakan kita saja, tetapi ada kalanya perbuatan kasih-Nya berupa mukjizat kita perlu menceritakan detailnya sebagaimana Ia perintahkan kepada orang tersebut. Semua orang yang telah menerima kasih dan anugerah-Nya, wajib menjadi saksi bagi-Nya agar semakin banyak orang yang dibebaskan dari kuasa si jahat. Sebagaimana orang itu dalam nats ini, ia pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. Demikianlah juga kita adanya.

 

 

 

Kesimpulan

 

Melalui nats bacaan kita minggu ini kita diberikan pelajaran akan kuasa Tuhan Yesus terhadap setan-setan yang ingin menghancurkan rencana Allah bagi manusia. Kita perlu waspada akan kuasa setan yang begitu kuat sementara kita manusia memiliki titik lemah yang membuat setan mudah memperdayakan kita. Apabila titik lemah itu mencapai nadirnya, maka kita akan dirasuki oleh setan si jahat itu. Tetapi dengan pertolongan Tuhan Yesus dan Roh Kudus,  kerajaan setan dan iblis dapat ditaklukkan. Bagi mereka yang sudah kehilangan kesadaran, apakah itu melalui kerasukan atau sakit, maka tugas kita untuk memohon agar kiranya Yesus mau mengasihinya dan membebaskan dia dari kuasa yang jahat, sebagaimana laki-laki yang digambarkan dalam kisah minggu ini. Marilah kita berbuat dan bersaksi atas perbuatan-Nya.

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 396 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8566990
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
5038
73300
78338
8223859
718275
883577
8566990

IP Anda: 172.70.189.137
2024-12-16 04:51

Login Form