Sunday, December 15, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 8 Mei 2022

 

Kabar dari Bukit

 

 

MATI YANG BERKILAU (Why. 7:9-17)

 

 

Syalom….

 

Kita mungkin pernah melihat orang sakit yang menangis meraung-raung saat merasakan sakit yang hebat; atau diberitahu dokter bahwa umurnya tidak panjang lagi. Jika ia masih muda, itu hal wajar. Kita juga melihat ada orang yang ketakutannya berlebihan, seperti di tempat sepi dan gelap; takut ada bahaya yang dapat membuatnya mati. Padahal semua manusia tentu akan mati. Ada berumur panjang, ada yang pendek; Tuhan memberi yang terbaik sesuai kehendak-Nya. Nah, kita bertanya: mengapa orang takut mati?

 

 

Firman Tuhan di hari Minggu ini bagi kita dari Why. 7:9-17. Ini masih kisah lanjutan tentang pesta drama sorgawi minggu lalu, yakni Yesus menjadi Hakim dan disembah semua orang di sorga. 

 

 

Menurut Neilt Anderson dalam bukunya Freedom from Fear, empat alasan mengapa orang takut mati, yakni:

 

 

1. Takut meninggalkan orang yang dikasihi (suami, anak, orangtua, dll.)

 

2. Takut yang dikasihi mati (terhadap anak terlalu proteksionis)

 

3. Takut akan proses menuju kematian (lewat sakit berat, berkepanjangan, dll);

 

4. Takut masuk neraka, dan merasa belum siap;

 

 

Hal penting untuk poin 1 dan 2, pakailah waktu yang ada untuk mengasihi mereka. Optimalkan diri mencari nafkah dan menabung. Ajar dan tuntun agar orang-orang yang kita kasihi, semua kuat imannya. Proteksi yang berlebihan, tidaklah mendidik. Latihlah untuk mandiri sejak kecil, itu akan membuat diri mereka kuat. Sama dengan manusia, besi yang ditempa, jelas semakin kuat. Kekhawatiran tidak menolong apapun (Mat. 6:27; 1Kor. 7:32). Dan, jangan tunjukkan iman kita lemah.

 

 

Takut mati yang ketiga: proses kematian yang menyakitkan dan lama. Ya, kita tidak tahu bagaimana cara kita akan mati. Untuk itu lebih baik berhati-hati, hidup dengan pola sehat, rajin berolah raga, menjaga pikiran dan hati yang bersih. Jika sakit, berdoa dan berobat. Wajar saja jika kita meminta usia panjang dan selalu sehat. Apabila Tuhan memanggil, memohon tidak sakit berkepanjangan, tidak menyusahkan keluarga. Itu semua dalam doa dan perilaku, sebatas kapasitas kita manusia; selebihnya ya berserah seturut kehendak Tuhan, dengan tetap meminta pertolongan-Nya.

 

 

Takut mati yang keempat: masuk neraka. Nah, ini perlu dilawan dengan iman. Berpeganglah pada firman-Nya: "Barang siapa yang berseru dan percaya akan diselamatkan; tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus (Rm. 8:1; 10:13). Kristus akan menjadi Pembela kita. Bila takut mati karena dosa-dosa menghantui, ya bertobat, mohon ampunlah…. Kematian adalah sesuatu yang pasti dan pintu bagi kekekalan, a door way to eternity (Why. 1:18).

 

 

Bayangkan saja seperti tertulis pada nas minggu ini jika kita setia. "Mereka (yang mati) tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi…. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka"(Why. 7:16, 17b). Kita sebagai bagian dari orang-orang menang, kelak berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba Yesus, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem, penuh lantunan nyanyian malaikat (ay. 9-11).

 

 

Dan itu masih sebagian, sebab firman-Nya: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (1Kor. 2:9). Haleluya. Mari tetap setia kepada Tuhan Yesus, maka saat mati, kita adalah orang mati yang beruntung dan berkilau (Why. 14:13 dan Flp. 1:21).

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 373 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8567936
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
5984
73300
79284
8223859
719221
883577
8567936

IP Anda: 108.162.226.169
2024-12-16 05:40

Login Form