Monday, December 16, 2024

Khotbah Minggu 24 Januari 2021

Minggu III Setelah Epifani

IKUTLAH AKU (Mrk. 1:14-20)

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia" (Mrk. 1:17-18).

 

Firman Tuhan hari minggu ini, Mrk. 1:14-20, masih tentang pemilihan murid-murid oleh Tuhan Yesus. Nas minggu ini berkisah tentang pemilihan Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes, yang semuanya berlatar nelayan, penjala ikan. Para murid ini langsung taat dan ikut ketika Yesus meminta, dan tidak memperlihatkan ada keengganan seperti Natanael nas minggu lalu (Yoh. 1:43-51).

Menjadi murid sudah menjadi pilihan kita, sesuai dengan panggilan-Nya sejak dari kandungan dan pengakuan iman percaya. Sejak sekolah minggu kita mulai mengenal dan bertekun saat belajar katekisasi sidi. Kita terus bertumbuh dengan mendengar khotbah dan bacaan hal rohani, dan mungkin hanya sedikit yang lanjut memperdalam Alkitab, misalnya, dengan sekolah teologi formal.

Tetapi untuk menjadi murid Yesus sejati, ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan, sebagaimana dijalani empat murid dalam nas ini. Pertama, menyadari guru kita adalah Kristus sebagai pemegang kebenaran, dan tujuan kita adalah menjadi serupa dengan Dia. Jadi bukan untuk kehebatan diri. Kedua, kesadaran tentang proses pemuridan yang panjang, berarti bersedia untuk terus diajar, ditempa, diubah dan diperbaharui untuk bertumbuh. Murid-murid Yesus mengalaminya. Proses ini tidak bisa hanya di dalam "kelas singkat", bacaan teori atau bermain logika pengertian. Ketiga, memahami proses pemuridan itu sangat panjang, tidak instan selesai, dan bisa seketika merasa ahli dan benar. Menjadi murid dan mengikut Dia perlu pembentukan diri melalui kehidupan nyata berupa pelayanan lapangan dengan segala ujian dan badai cobaan. Oleh karena itu dasarnya ditekankan: perlu ada pertobatan yakni penyangkalan diri (ayat 15).

Menjadi murid sejati Kristus dan mengikut Dia, hendaknya tidak didasari untuk pemuasan ego dan intelektual semata, dengan menonjolkan logika dan kecerdasan analisis. Akibatnya, hasilnya yang terlihat hanya suka berdiskusi dan beropini serta penonjolan diri. Jangan juga hanya karena mengisi waktu (misalnya setelah pensiun), untuk mengenal lebih dekat dengan Dia, sehingga mencoba perlu menelaah ayat-ayat dengan cara tafsir atau kajian bahasa saja. Ini jelas tidak berkenan bagi-Nya.

Keinginan menjadi murid dan mengikut Dia haruslah bermotivasi untuk melayani Dia, dan berprinsip jalan itulah yang sangat efektip untuk memperluas kerajaan-Nya sebagaimana empat murid dalam nas ini. Dengan melayani-Nya, pengenalan dan pemahaman kita terhadap Dia akan lebih sempurna. Menjadi murid hanya mengenal melalui ayat-ayat, bagaikan sajian yang hambar tanpa garam; Bahkan, pengenalan cara seperti ini malah sering membawa ke arah yang salah dan melenceng.

Oleh karena itu Rasul Yakobus mengatakan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yak. 1:22). Artinya, menjadi murid tanpa mengikut dan melayani Dia, itu suatu tindakan menipu diri sendiri dan tidak sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.

Menjadi murid dan mengikut Dia yang sudah menyelamatkan kita, hanyalah dengan berbakti bagi Dia, ikut memberitakan dan berkarya nyata melalui kasih sebagai bagian penjala manusia, sehingga semakin banyak orang yang diselamatkan. Pakailah waktumu, pikiran dan tenagamu, atau hartamu. Ikutlah Dia. Jadilah murid sejati, melayani-Nya, bukan murid yang menipu diri sendiri. Tuhan memberkati, Amin.

Pdt. Em. IR. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 1417 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8590534
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
16541
12041
101882
8223859
741819
883577
8590534

IP Anda: 162.158.163.144
2024-12-17 05:01

Login Form