Monday, December 16, 2024

Renungan Tahun Baru 1 Januari 2021

RENUNGAN Tahun Baru 1 Januari 2021

TAHUN BARU SEMANGAT BARU (Pkh. 3:1-13)

 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya” (Pkh. 3:1)

 

Firman Tuhan bagi kita, Pkh. 3:1-13, (dibacakan) berbicara tentang kekuasaan Tuhan atas hidup manusia dan alam semesta. Untuk segala sesuatu ada waktunya; manusia bisa berencana, berikhtiar, tetapi Tuhan adalah penentu segalanya.

 Tahun 2020 segera berlalu. Pergantian tahun mendorong kita untuk merenung sejenak, melihat ke belakang. Seperti patung Janus yakni dewa Yunani dengan dua wajah, menatap ke belakang sebagai refleksi, dan ke depan sebagai pengharapan. Nama bulan Januari berasal dari kata Janus ini. Dan kontemplasi Mzm. 90:12 sangat relevan: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Akhir tahun seperti tutup buku. Dalam perusahaan, pendataan persediaan, penghitungan arus kas, dan lainnya. Demikian juga setiap kita pribadi-pribadi. Tentu, kita evaluasi tidak melulu pencapaian, untung rugi, tetapi juga tentang upaya kita dalam hidup memberi yang terbaik, sebagai wujud bukti kita mengasihi Tuhan dan sesama. Ada pergumulan, ada berkat sukacita, dan kita merasa bahwa tangan Tuhan ikut bekerja dalam hidup kita.

Di atas semua itu, tentu kita wajib bersyukur memasuki tahun yang baru ini. Mzm. 8:5 mengingatkan: "apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" Ketika kita merasakan Tuhan tidak memberi yang terbaik, atau tidak ikut campur dalam hidup kita, janganlah menjauh. Justru bagaimana agar kita semakin lebih dekat dan lebih mengenal DIA sehingga kita tahu bahwa Tuhan selalu ada menyertai kita.

Sebagai anak-anak Tuhan, Dia ingin kita berhasil. Semuanya tentu akan lebih baik jika ada perencanaan dan pengharapan. Hidup berserah bukan berarti que sera-sera, whatever will be will be. Jangan juga terlena pada hal yang telah berlalu. Kaca spion untuk melihat ke belakang selalu dibuat kecil. Kaca di depan jauh lebih besar agar fokus kita lebih ke depan, melihat dan membuat hal-hal baru dalam hidup di tahun yang baru.

Mari kita buat dan tuliskan daftar petisi atau permohonan dan pengharapan. Rencana ke depan disusun untuk meraih hidup yang lebih damai dan sejahtera, dengan optimisme yang membubung tanpa kepongahan.

Saat menyusun petisi perlu pegangan: Pertama, kita hanya dapat berencana, namun tidak dapat memastikan hari esok. Kedua, hidup kita singkat, oleh karena itu harus diisi dengan yang bermakna. Waktu terbatas. Ketiga, kita bergantung kepada Tuhan sepenuhnya dalam perencanaan.

Kitab Yakobus 4:13–17 telah menasihatkan agar senantiasa memikirkan kehendak Tuhan dalam setiap rencana yang disusun. Tuhan berdaulat membuat rencana kita berhasil. Tentu kita perlu melakukan bagian kita dengan yang terbaik, sambil menundukkan diri di hadapan-Nya, dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Do Your Best and Let God Do the Rest! (Kol. 3:23-24). Dengan demikian, apa yang kita rencanakan dan lakukan, menjadi berarti. Tuhan akan meninggikannya. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka" (ayat 11).

Kita bersyukur melewati tahun yang lalu dengan segala mosaiknya, indah dan buruknya. Mari tetap bersyukur karena kita sudah dalam keselamatan kekal. Kini, dengan berserah kita juga menyusun petisi pengharapan, membulatkan tekad untuk melakukan yang terbaik di tahun yang baru.

Mari kita semua membuat hari-hari kita lebih baik dari tahun yang lalu. Dan semua itu hanya kemuliaan bagi-Nya. Soli Deo Gloria. Tuhan memberkati, amin.

Pdt. Em. Ir. Ramles M. Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 721 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8575277
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1284
12041
86625
8223859
726562
883577
8575277

IP Anda: 162.158.163.87
2024-12-17 02:00

Login Form