Sunday, December 15, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 2 Agustus 2020

Kabar dari Bukit

APA YANG ADA PADAMU?

 

”Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka...” (Mat. 14:14a).

Puji Tuhan, Amang Pdt. Gomar Gultom Ketua Umum PGI bersedia saat saya meminta untuk menyampaikan khotbah pada ibadah pelantikan dan peneguhan Ketua Umum Gaja Toba yang baru, Lae Dr. Ir. Budi Situmorang hari Sabtu kemarin. Tanpa merujuk nas, ayat yang diambil oleh Amang Pdt. Gomar sebagai dasar adalah Mrk. 6:30-44, dan ternyata paralel dengan nas sesuai leksionari hari Minggu ini bagi kita, yakni Mat. 14:13-21. Kedua nas ini (juga Luk. 9:10-17 dan Yoh. 6:1-13) menceritakan tentang Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang. Video khotbah Amang saya posting di bawah dan sebagian materinya saya sampaikan bagi kita semua.

Amang Pdt. Gomar dalam khotbahnya menceritakan tentang fakta kemiskinan di Kawasan Danau Toba, dan para orang tua berusaha agar anak-anaknya dapat bersekolah ke luar wilayah. Prinsip hidup orang Batak Anakhon hi do hamoraoan di au (Anakku adalah kekayaan bagiku) mendorong orang tua Batak selalu berusaha berbuat yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka berangkatkan anak-anaknya dengan doa dan air mata, serta terus bekerja keras dari alam yang terbatas untuk dapat menunjang biaya sekolah yang tidak kecil.

Hal yang dikuatirkan oleh Amang Pdt. Gomar, dengan alam yang terbatas orang tua kadang menggadaikan dan bahkan menjual tanah mereka demi mendukung anak-anaknya, tetapi tidak sedikit juga yang berbuat demikian akibat tergoda dengan iming-iming harga yang bagus, konsumerisme, dan pola pikir instan, seketika. Ini tentu sangat berbahaya bagi mereka sendiri termasuk bagi kawasan Danau Toba, jika semakin banyak tanah dijual kepada pihak luar.

Pikiran ini sama dengan murid Tuhan Yesus saat itu. Ketika Ia mengasingkan diri ke tempat sunyi, ternyata terus diikuti oleh orang banyak. Hari telah menjelang malam dan wajar saatnya waktu makan, terlebih mereka datang dari tempat jauh. Para murid langsung berpikir tentang susahnya memberi makan 5.000 orang di tempat sunyi seperti itu. Pikiran praktis keluar dengan mengusulkan kepada Tuhan Yesus, agar mereka disuruh pergi saja supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa (ayat 15). Para murid tidak berpikir, jika orang banyak itu diminta pergi setelah jauh mengikuti Tuhan Yesus, situasi chaos pasti terjadi.

Tuhan Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan, dan bertanya kepada murid: Apa yang ada padamu? Murid pun menjawab: “Di sini hanya lima roti dan dua ikan” (ayat 17). Kemudian Tuhan Yesus memintanya, dan menengadah ke langit berdoa dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh (ayat 19-20). Mukjizat pun terjadi.

Bagi kita semua, situasi orang susah berkekurangan pasti ada di sekitar kita. Ada keluarga dekat atau jauh, tetangga, sesama anggota gereja atau perkumpulan, di kampung halaman, wilayah miskin umat Kristiani di Papua, Toba, NTT, dan lainnya. Jika kita sudah merasa diberkati di dalam Kristus, selayaknyalah hati kita juga tergerak oleh belas kasihan. Ada semangat dan keinginan untuk berbagi, membuka hati nurani, tidak hanya berpikir untuk diri sendiri, ego, apalagi jika ada kerakusan, tidak pernah merasa cukup dan rasa bersyukur.

Firman Tuhan hari ini menegaskan agar kita jangan kehilangan pertanyaan itu: Apa yang ada padaku dan siap kuberbagi? Semangat berbagi teruslah menyala. Seperti disampaikan oleh Pdt. Gomar, ketika orang percaya memiliki semangat berbagi, sekecil apapun itu, mukjizat pasti terjadi. Kita orang percaya harus hidup dengan bersikap sesuai firman-Nya, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi" (Rat. 3:22-23a).

Seperti pesan Pdt. Gomar kepada pengurus Gaja Toba, teruskan melakukan sesuatu yang baru dan bersatu teguh. Contoh kebersamaan Credit Union di Jerman yang diinisiasi oleh Walikota Friedrich Wilhelm Raiffeisen, dan pengembangan masyarakat dengan pendekatan Appreciative Inquiry yakni 4D (Discovery, Dream, Design and Destiny) sangat efektip dalam membantu mereka yang berkekurangan secara jangka panjang. Discovery, temukan dengan berbicara dengan mereka tentang topik arah perubahan; Dream, gali potensi yang membuat hal yang mungkin; Design, rancang dan ciptakan usulan yang menarik, provokatif; dan Destiny, ajar, lakukan, kaji ulang, sampai impian bersama dapat diwujudkan.

Setiap orang memiliki martabat, mempunyai gambar dan rupa Allah. Tugas kita yang sudah diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Peduli, peka, dan bertindak melakukan dengan sendiri atau bersama-sama dengan orang percaya lainnya. Swadaya, pendidikan dan solariditas, akan mengubah sesuatu dan menjadi mukjizat. Hati yang tergerak belas kasihan oleh kasih Tuhan Yesus, itulah kunci pertamanya. Selamat melihat apa yang ada padamu dan bersiaplah untuk mulai dibagikan. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 227 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8563759
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1807
73300
75107
8223859
715044
883577
8563759

IP Anda: 172.70.188.20
2024-12-16 02:52

Login Form