Monday, December 16, 2024

KABAR DARI BUKIT (5 April 2020)

KABAR DARI BUKIT (5 April 2020)

 

Sengsara dan Kemenangan

 

Hari ini minggu terakhir Pra Paskah, disebut Minggu Palma sekaligus Minggu Sengsara. Nas bacaan bila dari Injil Sinoptik biasanya tentang pra pengadilan Tuhan Yesus oleh Mahkamah Agama dan Pilatus. Minggu ini pun kita membaca dari Mat 26:14-75 yang terdiri dari rangkaian kisah berikut:

-           Yudas mengkhianati Yesus (ayat 14-16);

-           Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya (ayat 17-25);

-           penetapan perjamuan malam (ayat 26-29);

-           Petrus menyangkal Yesus (ayat 30-35);

-           di taman Getsemani (ayat 36-46);

-           Yesus ditangkap (ayat 47-56);

-           Yesus di hadapan Mahkamah Agama (ayat 57-68); dan

-           Petrus menyangkal Yesus (ayat 69-75).

 

Dari kisah-kisah di atas kita melihat tiga hal besar. Pertama tentang kelemahan manusia. Yudas dengan tega hati "menjual" Tuhan Yesus demi uang, meski ia akhirnya menyesalinya, tetapi sayangnya bunuh diri dengan tragis. Petrus salah satu murid yang dikasihi Yesus, juga akhirnya kalah. Oleh karena rasa takutnya dan ingin menyelamatkan dirinya dari hukuman dan siksaan, Petrus menyangkal dirinya sebagai murid Yesus. Hal baiknya, Petrus menyesalinya, bertobat dan kembali menjadi murid kesayangan Tuhan Yesus, dipakai sebagai salah satu rasul yang menuliskan wahyu-Nya kepada kita.

 

Petrus sebenarnya kuat imannya, teguh dalam prinsip, seorang pemberani yang memotong kuping serdadu (ayat 51). Ia semula berkata kepada Yesus: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak” (ayat 33)…. “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau” (ayat 35). Tampak hebat. Tetapi sikap sesumbar dan mengandalkan kemampuan diri (terlebih bila disertai sikap emosional dan untuk mencari muka), maka iblis akan mudah mengincarnya. Tuhan kadang membiarkan hal itu terjadi. Tetapi yang penting, bila terjadi, kita menyesalinya dan berubah total menjadi manusia baru. Mereka yang terantuk dua kali oleh batu yang sama, ia sama dengan keledai kebodohannya. Itu kata pepatah. Pesan-Nya pun bagi kita: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” (ayat 41).

 

Hal kedua dari kisah tersebut adalah menampakkan kasih Tuhan Yesus yang begitu besar kepada murid-murid-Nya dan kepada kita semua orang percaya. Sebagai manusia sejati, Ia berdoa dalam rasa takut, memohon cawan penderitaan yang akan terjadi itu berlalu dari-Nya. Akan tetapi Ia teguh menyelesaikan misi-Nya dengan tuntas. Ia kemudian mempersiapkan bagi kita ritual abadi yakni perjamuan kudus, untuk mengingat dan merayakan kebaikan Tuhan Yesus bagi kita. Inilah sukacita abadi kita, karena tubuh dan darah-Nya tetap menyatu dalam tubuh dan roh kita, sehingga hidup kita terus dimampukan melalui segala pergumulan hidup dan selalu dalam pimpinan Roh Tuhan.

 

Hal ketiga, Tuhan Yesus mempersiapkan diri-Nya menjadi pemenang. Meski Ia dihina dan dilecehkan, bahkan diludahi muka-Nya, ditinju dan dipukul, Ia tetap mengalah (ayat 67). Para pemimpin agama pun mencari kesaksian palsu agar Dia dapat dihukum mati. Tetapi Tuhan Yesus mengalah. Kita jadi ingat Abraham mengalah terhadap Lot dan Daud mengalah terhadap Saul (Kej. 13:7-11; 1Sam. 24). Mereka yang mengalah akan menjadi pemenang. Inilah pelajaran hidup bagi kita. Ia taat sampai mati. Ia menang dan sebagai penebus bagi kita orang berdosa, agar kita yang taat akan diselamatkan, tidak saja melalui badai Covid ini, tetapi hingga kelak ke dalam kehidupan kekal. Terpujilah Dia yang disalibkan. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah di rumah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

 

Pdt.(Em.) Ramles M. Silalahi

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 47 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8568934
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
6982
73300
80282
8223859
720219
883577
8568934

IP Anda: 162.158.106.52
2024-12-16 07:02

Login Form