Monday, December 16, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 Agustus 2019)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 Agustus 2019)

Iman dan Percaya

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1).

Firman Tuhan hari Minggu ini - Minggu IX setelah Pentakosta, ada dua bagian dari Ibr 11. Ayat 1-3 berbicara tentang iman, dan ayat 8-16 menjelaskan tentang iman Abraham. Sebagai informasi, ayat 4-7 bercerita tentang iman beberapa hambaNya dalam PL: Habel yang diterima persembahannya, Henokh terangkat ke sorga, dan Nuh yang taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya.

Kekristenan berprinsip tentang tiga hal pokok; percaya bahwa Allah ada, dan Allah bekerja dalam hidupnya melalui Roh Kudus. Di antara kedua hal itu, percaya Yesus adalah Allah yang menjadi manusia dan mengakui sebagai Juruselamat pribadinya melalui penebusan dosa yang terjadi di kayu salib Golgota.

Hubungan Allah dan manusia menurut Derek Prince (Faith To Live By, Derek Prince Ministries, India, 1977), dilihat dalam dua hal yang seolah-olah kontradiksi. Dari sudut Allah: bagi Allah segala sesuatu mungkin (Mat 19:26b); dan dari sudut manusia: Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! (Mrk 9:23b). Tetapi dari segi praktiknya, ini menjadi sejalan dan dapat diterima, yakni melalui iman, segala sesuatu yang mungkin bagi Allah sejajar dan menjadi mungkin bagi orang percaya. Artinya, iman-lah yang menjadi penghubung (channel) antara yang mungkin bagi Allah menjadi tersedia bagi manusia. Melalui iman, segala yang mungkin bagi Allah, sama menjadi mungkin bagi manusia yang percaya. Dahsyat, kan?

Derek Prince juga menjelaskan, dari segi bahasa Yunani, percaya adalah pelaksanaan (exercising) iman, dan penghikmatan (exercising) iman adalah percaya. Dengan memahami hubungan tersebut, ayat 1 menjadi lebih mudah dimengerti: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Segi prakteknya selain Habel, Henokh dan Nuh, ayat 8-16 nas minggu ini menjelaskan tentang iman Abraham: ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui, dan menjadi kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, dan tinggal berdiam disana bersama keluarganya. Kemudian ia juga teguh dalam iman, melalui Sara istrinya, orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya (ayat 11-12). Dan, semua terbukti!!

Kita pun dalam perjalanan kehidupan di dunia saat ini, tidak terlepas dari adanya pengharapan dan pergumulan. Semua itu mari kita kembalikan kepada dua relasi tadi: percaya dan teguh dalam iman. Bagian kita memberi dan berusaha dengan yang terbaik, dan selebihnya Allah yang mengambil bagian kuasaNya untuk memberi yang terbaik bagi kita. Dengan demikian, seperti ayat 13, sesuatu yang mustahil, seolah mati terkubur, atau yang dari jauh melambai-lambai, termasuk yang merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi,
tetaplah percaya dan teguh. "Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6b). Terpujilah Dia. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah bagi kita semua. Tuhan memberkati, amin.

Untuk melihat khotbah lainnya untuk hari Minggu ini dan sesuai leksionari: HENDAKLAH KAMU SIAP SEDIA (Luk 12:32-40), silahkan klik web www.kabardaribukit.org.

(Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI dan Wakil Ketua Dewan Penasihat Alumni ITB Gaja Toba)

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 215 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8571688
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
9736
73300
83036
8223859
722973
883577
8571688

IP Anda: 108.162.226.158
2024-12-16 13:03

Login Form