Monday, December 16, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 5 Mei 2019)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 5 Mei 2019)

 

Bertobat

 

Firman Tuhan di Minggu Paskah III hari ini dari Kis 9:1-20 menceritakan pertobatan Saulus. Ia membenci pengikut Tuhan Yesus dan terus mengejar mereka hingga ke luar Yerusalem untuk ditangkap bahkan dibunuhnya. Tetapi Tuhan punya rencana lain terhadap dirinya. Melalui matanya yang dibuat hingga buta, dan melalui hambaNya Ananias yang memulihkannya, Saulus kemudian bertobat dan kemudian mengganti namanya menjadi Paulus. Peristiwa ini juga memberi makna, bahwa Yesus yang telah mati dan naik ke sorga, sungguh adalah Allah kita yang hidup dan berkuasa.

Kisah ini juga memberi kita dua inspirasi berbeda tentang mengenal Kristus dan peran kita dalam memberitakan Dia. Saulus yang demikian jahat dan kejam, menggambarkan perbuatan kita yang tidak menuruti perintahNya, dan itu perbuatan yang menyakiti diri Tuhan Yesus sendiri (ayat 5). Kita seakan tidak mengenalNya dan bahkan murtad kepadaNya, dan ikut menyalibkan Tuhan Yesus kembali di Golgota (band. Ibr 6:6; 1Kor 2:8).

Tuhan kadang memakai langkah-langkah yang ekstrim untuk membawa seseorang ikut dalam rencanaNya. Seseorang yang begitu jahat di lingkungan kita, dapat berubah menjadi anak-anak kesayanganNya. Tidak ada yang mustahil bagiNya dan kita tetap diminta tetap dalam pengharapan itu. Saulus yang membenci dan kejam, tetapi melalui campur tangan Tuhan secara langsung, ia kemudian bertobat. Pertobatan memiliki gradasi makna, mulai dari mengubah iman dan keyakinan, hingga menghilangkan satu kebiasaan yang buruk semata.

Ananias yang diminta Tuhan Yesus untuk melaksanakan tugas, dalam nas ini berusaha mengelak dan berargumentasi. Ada keengganan untuk menjadi saksi bagiNya. Ini juga menggambarkan diri kita yang enggan ikut mengambil bagian dalam tugas mulia memperluas kerajaanNya. Beribu alasan kita berikan untuk menunda atau menghindar, mulai dari belum punya waktu, sibuk, belum siap dan mengerti, atau belum merasa kaya. Tetapi Ananias memperlihatkan ketaatan, dalam rasa enggan tetap mematuhinya dan hasilnya pun menjadi luar biasa.

Saya menyukai kalimat yang pernah saya baca: “Orang suci pasti punya masa lalu, dan setiap pendosa pun punya masa depan." Semua bisa berubah dan itu hanya dimulai dengan kerinduan untuk ikut berperan dalam pemberitaan Kasih Kristus. Kita bersyukur telah dipanggil menjadi bagian dari kerajaanNya. Itu karena Tuhan Yesus mengasihi kita. Saatnya kita melakukan sesuatu dengan mengorbankan waktu, tenaga, hati dan bila memungkinkan dana. Semua adalah kasih dan itulah yang menjadi kekayaan kita. Tidak kurang, tidak lebih. Selamat hari Minggu. Selamat beribadah. Tuhan memberkati kita semua, amin.*

(Untuk melihat khotbah lainnya sesuai leksionari, Yoh 21:15 - 19 Gembalakanlah Domba-DombaKu
silahkan klik link ini: www.kabardaribukit.org)

Pdt. Em. Ramles M Silalahi, Ketua Umum Alumni ITB Gaja Toba dan Ketua Majelis Pertimbangan Sinode GKSI

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 23 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8569156
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
7204
73300
80504
8223859
720441
883577
8569156

IP Anda: 172.70.147.145
2024-12-16 09:49

Login Form