Sunday, December 15, 2024

Khotbah (2) Minggu 10 November 2024 - Minggu XXV Setelah Pentakosta

Khotbah (2) Minggu 10 November 2024 - Minggu XXV Setelah Pentakosta

 

 MOTIVASI DAN PERSEMBAHAN (Mrk. 12:38-44)

 

 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan" (Mrk. 12:43).

 

 

 

Firman Tuhan hari Minggu ini, Mrk. 12:38-44, bercerita tentang dua hal tetapi berkaitan tentang motivasi dan persembahan. Pada bagian pertama ayat 38-40 Tuhan Yesus mencela dan mengingatkan agar berhati-hati terhadap ahli Taurat, sebab mereka suka menerima penghormatan dengan jubah panjangnya. Motivasi mereka adalah mejeng, pujian, berdoa panjang-panjang, dan bahkan untuk mencari keuntungan dengan menguras kesempatan dari mereka yang lemah.

 

 

 

Bagian pertama ini dikontraskan dengan ayat 41-44, yakni kisah tentang orang kaya memberi jumlah besar; sementara seorang janda miskin datang memasukkan dua peser atau sekitar Rp. 2000 saat ini. Tetapi Yesus lebih menghargai pemberian janda miskin, sebab ia memberi dari kekurangannya tetapi orang kaya memberi dari kelebihannya.

 

 

 

Sejarah persembahan dan khususnya persepuluhan, jika mengacu kepada PL, awalnya untuk para hamba Tuhan, kaum Lewi, agar mereka fokus mengurus bait Allah dan ibadah. Kemudian perintah pentingnya mengurus kaum miskin (yatim piatu dan janda), dan melebar kepada kepedulian terhadap orang asing pendatang (Ul. 14:22-29). Peduli terhadap orang asing, bertujuan kasih dan keteladanan, sebab doktrin Yahudi tidak mengenal pekabaran agama.

 

 

 

Berbeda dengan PB, perintahnya lebih jelas untuk peduli sosial dan Injil yang harus disebarkan. Tuhan sendiri tidak membutuhkan persembahan uang kita. Tetapi persembahan terbaik dituntut dari kita semua, baik menyangkut waktu, tenaga dan pikiran melalui keterlibatan dalam pelayanan. Nas pertama menjadi peringatan bagi para pendeta, penatua, dan kita yang aktif di gereja dan pelayanan. Motivasi dan panggilan yang ada terus diuji.

 

 

 

Para pendeta dan penatua perlu berhikmat dalam mengartikan dan menjalankan misi gereja dan tujuan persembahan. Gereja menerima persembahan uang. Pengelolaan uang tidak hanya diperuntukkan ke dalam, melihat “keperluan” jemaat sendiri semata. Gereja mesti lebih berdampak keluar, menjadi sebuah kesaksian pekabaran Injil.

 

 

 

Bagi yang memberi persembahan uang, nas kedua memberi teladan tentang makna mengasihi Tuhan dan sesama. Memberi uang tidak hanya sekedarnya. Hukum persepuluhan sebuah parameter, sangat baik, meski tidak dilihat kaku, mati. Lebih atau kurang dari sepersepuluh penghasilan kita menjadi refleksi kasih kita terhadap Tuhan dan sesama. Ada dasar, motivasi yang jelas dan kuat. Semua itu refleksi ucapan syukur atas penebusan nyawa kita dan kehidupan kekal, serta tanggungjawab sebagai pengikut Kristus. Teruslah memberi dengan hati yang penuh sukacita. Yang terbaik kita berikan, sudahkah?

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 260 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8565385
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
3433
73300
76733
8223859
716670
883577
8565385

IP Anda: 162.158.190.18
2024-12-16 03:50

Login Form