Sunday, December 15, 2024

Khotbah Minggu III Setelah Pentakosta – 9 Juni 2024

Khotbah (2) Minggu III Setelah Pentakosta

 

 BERSATU KUAT (Mrk. 3:20-35)

 

 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan (Mrk. 3:24-25)

 

 

 

Firman Tuhan hari Minggu ini Mrk. 3:20-35 bercerita tentang Yesus dan Beelzebul serta sikap keluarga-Nya. Mukjizat dan ajaran-Nya juga semakin disukai dan orang banyak semakin mengikuti Dia. Tetapi di lain pihak, keluarga juga semakin kuatir (ayat 20-21) dan ahli-hali Taurat pun semakin membencinya dan terus berniat membunuhnya; bahkan ada yang datang dari Yerusalem (ayat 22-30). Mereka belum memahami Yesus sama sekali. Ini semua mencerminkan kesalahan universal manusia, yang sering lebih melihat dari sudut diri sendiri dan kepentingannya. Akibatnya, sering tidak sinkron dan situasi tidak damai sejahtera. Belajar memahami, melihat dari sudut pandang lain, tidak degil atau cepat mengambil kesimpulan, adalah hikmat Illahi yang harus dikedepankan.

 

 

 

Pesan lain nas minggu ini ada tiga: Pertama, melawan musuh itu harus melihat kekuatan sendiri. Jangan asal hantam. Bersatu padu jalan terbaik sehingga lebih mudah menang. Apapun persoalan dan pergumulan kita, bersama dalam barisan membuat beban semakin kecil. Membiarkan yang lain bekerja sendiri, apalagi cuma ikut memberi nasihat muluk saja, sangat berbahaya. William Blake pernah berkata, orang yang cuma ingin tetapi tidak bertindak, laksana mengembangkan penyakit sampar. Sadis, tapi mungkin itu kenyataannya.

 

 

 

Kedua, tetap percaya pada kuasa Allah yang bekerja dalam segala hal. Menghujat-Nya seolah tidak memahami diri kita dan tidak mau campur tangan (ayat 29), suatu sikap yang dibenci-Nya. Allah bekerja seperti angin, tidak tahu kapan dan kemana bertiupnya (ayat 27; band. Yoh. 3:8). Kemampuan manusia terbatas. Tapi juga jangan mencobai-Nya (Kis. 5:3-4), memadamkan (1Tes. 5:19), apalagi mendukakan-Nya (Ef. 4:30-31). Justru, berusahalah hidup penuh dengan Roh-Nya (Ef. 5:18). Mukjizat itu nyata. Tetap berdoa, mohon pertolongan-Nya, dan terus bekerja, bekerja, bekerja.

 

 

 

Ketiga, pernyataan Yesus yang sangat keras: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (ayat 33a-35).

 

 

 

Bercermin dari sikap Yesus, jangan menyatakan bagian dari keluarga kalau tidak bersatu dalam nilai-nilai keluarga. Jika mengaku orang percaya atau bagian sebuah perkumpulan, berbuatlah sesuatu. Kita hidup dalam ketergantungan dan pergumulan bersama. Semua mestinya berusaha memberi dan melakukan yang terbaik. Banyak hal yang perlu dilakukan: ada ladang menguning, ada benih yang belum ditabur, banyak serangan gulma sebelah yang merongrong iman saudara kita, dan lainnya. Mengeluh tidak menolong. Analisis saja tidak membantu. Mari lakukan sesuatu. Rapatkan barisan, dan singsingkan lengan baju. Gloria in excelsis Deo.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 374 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8566940
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4988
73300
78288
8223859
718225
883577
8566940

IP Anda: 172.70.189.120
2024-12-16 04:49

Login Form