Sunday, December 15, 2024

Khotbah (2) Minggu Sengsara - Minggu VI Pra Paskah 24 Maret 2024

Khotbah (2) Minggu Sengsara - Minggu VI Pra Paskah – 24 Maret 2024

 

 MASALAH DAN TUHAN (Mzm. 31:10-17)

 

 Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" (Mzm. 31:16)

 

 

 

Kita memasuki Minggu Sengsara, minggu keenam masa Pra Paskah. Dalam leksionari disebut hari ini sebagai Liturgy of the Passion, atau Liturgy of the Palms. Umat Katholik mengekspresikannya dengan membawa daun palem, mengingatkan umat menyambut Tuhan Yesus yang sedang menunggang keledai saat memasuki kota Yerusalem, sebuah simbol perdamaian, menjelang akhir pelayanan-Nya. “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan," seru orang-orang yang mengikutinya (Mrk. 11:8-9; Why. 7:9-10).

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita hari ini, Mzm. 31:10-17, ditulis oleh Raja Daud. Ia meratap, merasakan sengsara: sesak, sakit hati dan mata, tubuh dan jiwa merana. Rasa duka dan keluh kesah menguasai, tulang pun menjadi lemah (ayat 10-11). Dan yang membuat derita Daud lebih besar, semua temannya lari menjauh. Musuh-musuh dan yang tidak menyukainya, mencela dan berbisik-bisik, ingin mencelakakan bahkan membunuhnya (ayat 12-14). Dan itu jugalah yang dialami Tuhan Yesus setelah Ia ditangkap di atas Bukit Zaitun (Mat. 26:47-56; Luk. 22:47-48). Penderitaan 18 jam menjelang akhir hidup-Nya di Golgota di hari Jumat Agung.

 

 

 

Derita dan kesengsaraan tentu bisa juga datang ke dalam kehidupan kita. Kadang tidak terduga; bisa dari masalah sepele, atau dari soal pelik yang memusingkan kepala. Datangnya pun tidak semuanya soal benar atau salah, seperti Yesus mengalaminya. Namun ketika masalah besar datang, dampaknya selalu menyusahkan tubuh dan jiwa.

 

 

 

Ada banyak teori tentang metode pemecahan masalah (problem solving method). Tetapi secara umum ada kesamaannya, yakni: kenalilah dahulu masalahnya secara rinci, bila perlu cek ulang atau klarifikasi. Apa goal yang dicapai bila masalah tersebut diselesaikan? Lalu, lihat dampaknya bila ditunda atau tidak diselesaikan. Kadang hal ini yang sering terjadi, orang lari dari masalah. Akibatnya, berlarut-larut dan semakin besar.

 

 

 

Padahal, bila dilihat detail dan tahu akar masalahnya, semua bisa diselesaikan. Bila ada masalah, selalu ada solusi. Masalah ada untuk dipecahkan, bukan dihindari. Caranya, mulailah selalu dari bagian gampangnya, solusi kecil. Memang kadang solusi besarnya pahit, tapi tidak apa-apa. Yang utama, jangan karena kita tunda atau hindari, orang lain menjadi susah menderita. Lebih baik kita yang berkorban. Itulah ciri orang Kristen.

 

 

 

Jangan juga terlalu cepat membawanya kepada Tuhan. Manusia telah diberi akal pikiran dan hikmat, serta pengetahuan untuk bisa menyelesaikan masalah. Jangan menyederhanakan dengan mengatakan Yesus adalah jawaban, sementara tidak jelas masalah dan pertanyaannya. Ini bukan dimaksudkan “meminggirkan” Tuhan, tetapi semua ada porsinya. Jangan seperti orang "mabuk agama". Oleh karena itulah, sangat dianjurkan setiap pagi, orang percaya berdoa memohon pimpinan dan pertolongan Tuhan. Dampaknya, kita ada di dalam naungan Tuhan dan berjalan bersama Tuhan sepanjang hari. Tetapi jangan lupa juga, doa pagi hari, baiknya ditutup dengan ucapan syukur dan terima kasih di malam hari. Doa pendek oke, yang penting lapor kepada Tuhan.

 

 

 

Sebagaimana Daud dan Tuhan Yesus dalam penderitaannya, mereka tetap berpegang kepada Tuhan. “... kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" (ayat 16). Itu kuncinya. Ketika derita dan kesengsaraan datang, imanilah Allah adalah Penolong dan setia. Tidak mencari kuasa lain. Tuhan Yesus pasti mendengar dan Wajah-Nya tidak berpaling membiarkan kita jatuh tegeletak (ayat 17; Mzm. 37:24). “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu”, ujar Daud di ayat 16. “Kehendak-Mulah yang terjadi” kata Yesus dalam doa-Nya sebelum ditangkap, meski sebelumnya Ia memohon cawan (penderitaan) itu diambil dari-Nya (Luk. 22:42).

 

 

 

Mari kita hayati Minggu Sengsara ini dengan keyakinan dan mengingat Dia, bahwa bila ada masalah, semua bisa kita lalui. Jadikan Tuhan sumber kekuatan. Allah Mahatahu. Ya kadang Ia membiarkan kita melewatinya, sebagai ujian iman untuk lebih dekat kepada-Nya. Bila timbul rasa takut di awal, itu wajar. “Pikullah kuk yang kupasang...,” kata Yesus. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp. 4:13). Maka, elukanlah Dia, dan kemuliaan hanya bagi-Nya.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 390 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8563402
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1450
73300
74750
8223859
714687
883577
8563402

IP Anda: 162.158.171.22
2024-12-16 02:30

Login Form