Monday, December 16, 2024

Khotbah (1) Minggu Terakhir Sebelum Pra Paskah

 

Khotbah (1) Minggu Terakhir Sebelum Pra Paskah – Minggu Transfigurasi (11 Februari 2024)

 

 

TUHAN YESUS DIMULIAKAN (Mrk. 9:2-9)        

 

 

Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” (ayat 7).

 

 

 

Firman Tuhan di Minggu Epifani terakhir dan disebut Minggu Transfigurasi, diambil dari Mrk 9:2-9 yang bertema: Yesus dimuliakan di atas gunung. Kisahnya, Yesus naik ke gunung bersama tiga murid-Nya. Tiba-tiba tampak oleh mereka Yesus berubah rupa, pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat, dan sepertinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”

 

 

 

Peeistiwa ini merupakan pengantar kemuliaan dan pemenuhan ke-Ilahian Yesus. Hari Rabu ini diperingati sebagai Rabu Abu, halte kita untuk masuk ke masa Pra-Paskah. Skenario rencana penyelamatan Allah bagi manusia semakin nyata. Para murid yang belum memahami suara dari sorga saat pembaptisan-Nya (Mrk. 1:11), kembali dikumandangkan dengan sangat jelas: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Otoritas Yesus diteguhkan dan melebihi Musa dan Elia (band. Ul. 18:15; Mzm. 2:7; Yes. 42:1). Ini juga sebagai penegasan jawaban Petrus kepada Yesus: "Engkau adalah Mesias!" (Mrk. 8:27-29).

 

 

 

Tetapi melihat itu respon Petrus sedikit bermasalah. Ia tampak lebih mengutamakan kemuliaan dari sisi keduniaan: membangun kemah. Ingin kenyamanan dan kenikmatan. Ini seperti kita, ingin terus mempercantik gedung-gedung gereja, membuat lebih nyaman, sementara kemesiasan Yesus adalah jalan penderitaan. Kita belum fokus kepada pemberitaan keluar gedung gereja. Kemuliaan hanya timbul atas buah pengorbanan. Oleh karena itu Yesus kemudian mengatakan kepada murid-murid-Nya, tidak perlu menceritakan kejadian tersebut, dengan maksud saat-Nya belum tiba.

 

 

 

Kini Ia layak dimuliakan dan kita perlu menceritakan semua tentang kasih, kuasa dan kemuliaan-Nya. Ia juga akan kembali datang dengan segala kemuliaan-Nya sebagai raja dan hakim bagi bangsa-bangsa (Mrk. 13:26; 16:6). Kehadiran Musa (band. Kel. 24:15–18) dan Elia (band. 1Raj. 19:8–18) yang tampak bersama Yesus, jelas memperlihatkan gambaran kehidupan bersama Yesus di sorga begitu menakjubkan. Sebuah kerinduan dan pengharapan bagi kita orang percaya.

 

 

 

Pesan bagi kita, ketika merasakan kehadiran Yesus dalam segala bentuk berkat atau theopani atau kuasaNya, maka kita diingatkan akan kemesiasan Yesus adalah pengorbanan. Kita yang percaya dan taat bukanlah wajib mendirikan kemah kenyamanan, melainkan kemuliaan melalui penderitaan. Namun dengan iman, dibalik penderitaan, semua akan berakhir dengan kemenangan. Perjalanan penderitaan dan bahkan kematian, semua menuju cahaya kemuliaan.

 

 

Transfigurasi sebuah deklarasi Yesus adalah Tuhan. Kita pun anak-anak-Nya tetaplah berusaha hidup seperti Dia, memberi pengharapan dan pertolongan bagi sesama. Kemuliaan Yesus pun semakin nyata. Lihat dan dengarkan Kidung Jemaat: berkumandang suara dari seberang....bawalah pelita Injili (KJ 425). Itulah kehendak Yesus. Haleluya.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 218 guests and no members online

Statistik Pengunjung

8571211
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
9259
73300
82559
8223859
722496
883577
8571211

IP Anda: 162.158.106.30
2024-12-16 12:31

Login Form