Renungan Jumat Agung
DERITA 18 JAM (Mzm. 22)
_Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?_ (Mzm. 22:2)
Firman Tuhan bagi kita di Jumat Agung ini sebagai peringatan dan mengenang kematian Tuhan Yesus diambil dari Mzm. 22. Mazmur ini gambaran penderitaan yang ditinggalkan Allah (ayat 2-3, 12, 20), ditolak manusia (ayat 7-8), rasa sakit yang tidak tertehankan (ayat 15-16) dan ada musuh yang sangat kejam (ayat 17-19). Perasaan ini yang terjadi pada Tuhan Yesus, saat Ia di kayu salib dan kemudian mendesah: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (band. Mat. 27:46b).
Penderitaan Tuhan Yesus dimulai saat Ia ditangkap di bukit Getsemani, setelah Yudas berkhianat. Pengadilan terhadap-Nya langsung dari tengah malam itu melalui rangkaian panjang. Itu terjadi karena saling melempar tanggungjawab.
Selama proses itu Tuhan Yesus dibelenggu dan banyak yang memukuli-Nya, meludahi-Nya, mengolok-olok, dan bahkan memukul di kepala-Nya. Kemudian Yesus dipaksa memikul salib-Nya melewati via dolorosa, meski kemudian digantikan oleh Simon dari Kirene, karena tubuh-Nya sudah lemah. Akhirnya, tubuh-Nya dipakukan di kayu salib di antara dua penjahat. Di atas kayu salib, terpaku, Ia mengucapkan tujuh kalimat dengan yang terakhir: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Luk. 23:46). Sungguh sebuah tragedi derita yang menyayat hati dan berlangsung selama 18 jam.
Tetapi pemazmur nas ini menegaskan imannya, bahwa Allah telah begitu baik kepadanya (ayat 4-6). Allah tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya, sehingga ia akan tetap memasyhurkan nama-Nya dan mengajak yang takut akan Tuhan agar tetap memuji Dia (ayat 23-24, 26). “Sebab segala kaum dan ujung bumi serta bangsa-bangsa akan sujud dan berbalik dan memberitakan keadilan-Nya” (ayat 28-32).
Melalui nas Mzm. 22 di Jumat Agung ini kita orang percaya diminta untuk mengenang dan memperingati kematian Tuhan Yesus dan penderitaan-Nya, untuk menanggung dosa-dosa kita, sebab Ia tidak berdosa. Enam pengadilan dijalani-Nya, hanya ada kesaksian palsu dan mereka yang ingin melepaskan tanggung jawab. Demikian pula kita yang mungkin saat ini ada dalam pergumulan dan penderitaan, termasuk karena dampak wabah Covid-19 ini, tetaplah dalam iman bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita dan akan memberikan pertolongan yang tepat bagi kita yang berserah kepada-Nya. *Selamat beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian, amin.*
Pdt. Em. Ramles M. Silalahi